Chapter 14

35.2K 3.8K 11
                                    

"MOMMY."

Tatapan seluruh karyawan mendadak mengerikan menatap Renata. Perempuan itu pun bahkan sampai melongo saat mendengar panggilan kencang yang keluar dari mulut bocah didepannya.

"El?"

"Mommy, tadi El bikin puisi pertama. El seneng mommy mau El buatin puisi jadi tadi El langsung bikin puisi, kata Bu guru El pinter puisinya bagus. Mommy mau lihat?"

Berlin, Keisha dan Kirana yang paling menuntut penjelasan. Pasalnya mereka bertiga tahu kalau Renata masih single dan bocah kecil didepannya ini adalah anak dari bosnya.

Sakti dan Seano berdiri bersedeka didepan dada sambil terus menatap Renata dengan senyuman meledek.

"Jadi selama ini Lo punya affair sama bos? Makanya gamau gue deketin?" ledek Sakti menggodanya. Renata menggeleng, tangannya memijat pangkal hidungnya pelan.

"Gimana caranya Lo bocah ini bisa manggil Lo mommy?" Melihat reaksi Renata yang juga bingung harus mengatakan apa dan bagaimana. Akhirnya Kirana mengambil alih.

"Halo El." Panggilnya.

Andreas menoleh, "Halo Tante."

Kirana terkekeh, "Kamu anaknya Pak Arjuna kan?"

"Iya Tante."

"Terus kenapa panggil Rena mommy?"

"Karena Kak Rena bakalan jadi Mommynya El yang baru. Iya kan kak Rena?" Renata melotot, walaupun Arjuna memang sudah sering mengajaknya menikah tapi Renata belum pernah mengindahkannya sedikit pun, Renata hanya menganggap angin lalu. Toh selama ini pria yang berada didekatnya memang selalu seperti itu. Selalu mengajaknya menikah tapi tidak serius.

"Siapa yang bilang El?" Renata menatap Andreas dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Daddy."

"Kurang asem ini si bos. Bisa-bisanya dia ngejanjiin sesuatu kaya gini sembarangan."

Berlin tersenyum kecil, "Gapapa kali Ren, siapa tahu bisa naikin derajat."

"Tahu, Lo mau sampai kapan emang gagal move on sama mantan Lo itu."

"Gue gak gagal move on. Gue udh move dari jauh-jauh hari sebelumnya, jadi berhenti bilang gue belum move on." Berlin dan Keisha menatap Renata dengan tatapan acuh.

"Kenapa? Kak Rena kan juga bilang kalo kak Rena mau jadi mommynya El." Renata sedikit menyesali perkataannya malam itu. Saat dia terbawa perasaan dengan kejadian El yang selalu diejek karena tidak punya ibu. Bisa-bisanya dia mengatakan bahwa dia tidak keberatan kalau El menganggapnya sebagai Ibunya.

"Bukan begitu El—"

"El, mau makan ini?" Merasakan kesulitan yang Renata terima, Akhirnya Seano memotong kalimat Renata dan berusaha mengalihkan pikiran Andreas.

"Ini apa om?"

"Brownies, mau gak?"

"Mau om." Andreas mengambil potongan brownies yang diberikan Seano, bocah itu melahapnya dengan rakus.

"Uhuk .. uhuk." Andreas terbatuk, tangannya memegang dadanya yang terasa sesak. Tenggorokannya juga tercekat seperti terhalang ole sesuatu.

Melihat itu membuat Renata melotot. Terlebih lagi saat Andreas tiba-tiba jatuh ke lantai sambil terus memegangi dadanya.

"El!"

"El kenapa?" Berlin menepuk pipi Andreas pelan. Bocah itu kesakitan. Tidak bisa bernapas.

"Heh Sen Lo kasih apaan itu kue sampe bikin anak orang kek gini!" Renata menuding Seano. Pria itu angkat tangan dengan mulutnya yang masih penuh dengan kue. Sakti yang semula sedang memakan kue pun langsung meletakkan kue itu diatas meja.

KEKI [END✓ JOHHNY SUH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang