"Makasih ya Ndu udh mau nebengin." Renata tersenyum saat mobil Randu sudah berhenti didepan kossannya. Perempuan itu melepas seat beltnya.
Randu tersenyum, "Santai aja, besok-besok kalo butuh Tebengan lagi call gue aja."
Renata terdiam, buat apa? Batinnya menahan kesal.
Bahkan Renata berharap tidak akan pernah bertemu dengan cowok itu lagi. Cukup ini yang terakhir.
Renata tersenyum seraya membuka pintu mobil, "Hati-hati pak."
"KAK RENAA." Renata terkejut saat Andrea berali dari atas menuju kearahnya. Randu menyeritkan dahinya bingung, tatapannya seolah berkata, anak kamu Ren?
"Kalau gitu saya masuk duluan pak." Renata menyadari tatapan Randu yang tak bisa dijelaskan, cowok itu pasti berpikir bahwa dia sudah menikah, tak apa siapa peduli biarkan saja cowok itu berpikiran sesukanya kalau bisa tak perlu lagi bertemu dengannya.
Renata menggandeng Andreas menaiki anak tangga, saat keduanya masih ternyata sudah ada sang pemilik kosan dan beberapa tukang.
"Assalamualaikum Bu."
Mereka kontras menoleh kompak, "Waalaikumsalam Rena, akhirnya pulang juga."
"Bu Kusma, harusnya nanti aja biar Rena yang tanggung jawab, ini kan salahnya Andreas. Nanti Rena bayar sekalian bayar kosan ya Bu, kalau sekarang belum ada uangnya."
Bu Kusma mengelus punggung Renata dengan lembut, "Gausah gapapa, cuma perbaikan kecil dan sekarang sudah beres, lagian Andreas gak sengaja, jangan dimarahi ya Ren kasihan." Lantas pandangan keduanya menatap Andreas yang berdiri menunduk didepan pintu.
"Katanya, dia kabur dari rumah gara-gara orang tuanya pisah?"
"Andreas cerita?"
"Ibu tanya dia siapanya kamu, karena setahu ibu kamu gak punya anak kan." Renata terkekeh, dia jadi merasa tak enak karena tidak jujur sebelumnya.
"Iya, sampe sekarang Rena belum nemu siapa orang tuanya, kasihan juga pasti mereka khawatir."
"Nanti juga ketemu sabar aja ya, beruntung dia ketemu kamu, coba kalo ketemu yg lain pasti udh diancam orang tuanya, tahu sendiri, manusia kalau punya celah pasti bakalan dimanfaatin. Mau halal atau enggak yang penting seneng ya gak."
Renata menggaruk kepalanya yang tidak gatal, merasa tersindir karena sebelumnya dia juga sempat merencanakan rencana jahat untuk Andreas.
"Bu semua sudah selesai, sofa dan karpet yang terbakar sudah terpasang yang lama mau di taro dimana bu?" Buk Sukma dan Renata menoleh menatap salah satu tukang yang Bu Sukma sewa menghampiri mereka.
"Oh bawa kebawah saja pak," katanya lantas diangguki oleh orang itu.
"Yasudah kalau gitu ibu pulang dulu kalian istirahat, tadi ibu sudah buatin makanan buat kalian. Kalau ada apa-apa jangan sungkan bilang sama ibu ya." Renata tersenyum menatap kepergian Bu Sukma, bersama beberapa tukang yang disewa.
Lantas dia menutup pintu, menatap Andreas yang masih memainkan jarinya sambil menunduk.
Renata menghela napasnya berat.
Renata menyamakan tubuhnya dengan tubuh Andrea, tangannya mengelus pipi Andreas lembut.
Mata bocah itu berkaca-kaca, "Maafin Andreas Kak."
Renata tersenyum, "Coba jelasin sama kakak kenapa bisa kaya gitu?"
"Andreas Nemu ini dikolong meja tv." Andreas menunjukan korek api kayu yang tadi dia temukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEKI [END✓ JOHHNY SUH]
RomanceFOLLOW SEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN SHARE KE SOSIAL MEDIA KAMU YA ♥️ #WattpadRomanceID **** Setelah lulus kuliah, Renata akhirnya mendapatkan pekerjaan disalah satu perusahaan penerbitan ternama. Baru beberapa bulan bekerja dia sudah...