Chapter 44

26.7K 2.5K 43
                                    

Dekat, saling menjauh untuk mendewasakan diri dan kembali di pertemukan.

Apakah kamu percaya dengan takdir yang seperti itu? Renata percaya, pasalnya perpisahan tak selamanya menuntun kita untuk berpisah dan saling melepaskan, ada kalanya kita juga harus berintrospeksi diri. Saling berpikir kembali tentang apa yang sebenarnya kita inginkan.

Dalam proses perjalanan perpisahan itu kita tahu, bahwa setiap pertemuan memang tak selamanya menghasilkan kesan baik. Kita juga tidak akan tahu siapa yang akan menjadi jodoh kita di masa depan.

Bisa saja seseorang itu ada di dalam masa lalu yang sebenarnya ingin sekali kita lupakan.

Namun satu yang bisa Renata dapatkan dari perpisahannya dengan Arjuna, bahwa Renata ternyata memang tidak bisa melepaskan dan menggantikan sosok Arjuna dalam hidupnya.

Mungkin sebagian dari kalian berpikir bahwa Renata bodoh, bertahan dengan laki-laki yang memiliki anak, namun kenyataannya secara hukum anak itu tidak ada kaitannya dengan Arjuna.

Perjanjian di atas materai, bahwa Arjuna tidak akan menuntut tanggung jawab untuk di cantumkan sebagai ayah dari Megan.

Kirana juga sudah berjanji, dia dan Megan tidak akan pernah lagi datang untuk menemui Arjuna. Bahkan jika Megan merengek sekalipun.

Tapi Renata tidak bisa, Renata tahu bagaimana rasanya hidup jauh dari orang tua. Renata tahu betul, betapa berartinya sosok ayah untuk anak perempuan.

Renata tidak melarang Kirana, jika Megan ingin bertemu dengan Ayahnya.
Namun untuk sekarang, Kirana akan pindah ke Amerika bersama kakaknya yang tinggal di sana.

Untuk pertemuan terakhir ayah dan anak itu, disinilah mereka berada.

Arjuna mengajak Megan dan Renata untuk berlibur bersama di salah satu taman hiburan malam. Karena kebetulan Kirana sedang ada kerjaan terkhirnya di Bandung, jadilah Arjuna menjadwalkannya.

Sayang Andreas tidak ikut.

Renata bahkan tidak tahu bagaimana nantinya kemarahan Andreas saat anak itu tahu kalau hanya dirinya yang tidak di aajak.

"Pak kita beneran gapapa ga ngajak Andreas?"

Arjuna yang sedang memegang permen kapas sambil menyuapi Megan pun menoleh, lantas dia memberikan permen kapanya kepada Megan untuk anak itu makan sendiri.

"Gapapa, lagian Kirana cuma sehari disini, kalau nunggu Andreas dari Jakarta kasian Megan nungguin lama." Arjuna menyeka sudut bibirnya yang terasa lengket karena ikut memakan permen kapas tadi.

"Tapi pak, kaya gak tau anaknya aja si. Udah tau dia lagi ngambek soal kemarin, skrng kalau dia tau pasti dia makin marah."

Arjuna terkekeh geli, ia lantas mengelus puncak kepala Renata dengan lembut.

Namun dengan cepat Renata menepisnya. Tangan cowok itu kotor.

"Ish, lengket. Pegang-pegang rambut saya lagi. Nanti rambut saya rusak gimana?"

"Ya tinggal ke salon Ren, pilih perawatan yang paling mahal, kalo bisa yang bikin rambut kamu licin kaya prosotan TK."

"Ngeledek terus."

KEKI [END✓ JOHHNY SUH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang