Chapter 13

37.8K 3.8K 37
                                    

"Dimakan dong jangan cuma diaduk-aduk aja. Kak Rena udh buatin cape-cape loh." Renata menghela napasnya berat, setelah kejadian disekolahnya tadi Andreas jadi pendiam. Bocah itu bahkan tidak mengeluarkan kata sedikitpun. Sengaja Renata memaksakan bocah itu makanan dengan tujuan supaya Andreas bisa senyum lagi. Dan bisa merasakan rasanya punya ibu.

"Nih, kak Rena udah buatin nasi goreng yang waktu itu Andreas suka pas tinggal sama kak Rena. Enak loh. Gamau?"

"Kalau gak mau buat Daddy aja deh kalo gitu," ujar Renata dengan raut wajah kecewanya yang dia buat-buat.

"Daddy, nih nasi gorengnya habisin aja ya. Andreas ya gak mau. Gak lagi deh saya buatin makanan." Renata berteriak seoalah Arjuna ada di sana. Padahal Arjuna masih dikamar sedang mandi.

Saat Renata hendak mengangkat piringnya Andreas menahan.

"Mau kak Ren. Sini El makan."

Renata tersenyum semringah, "Gitu dong. Makan yang banyak ya. Nih tambahin telor ceploknya. Dan ini minumnya. Pelan-pelan makannya nanti keselek."

Andreas mulai menyendokan suapannya kedalam mulutnya, senyum Renata mengembang, tidak apa-apa deh Andreas bersedih lama asalkan perut bocah itu tidak boleh kosong. Nanti yang ada malah sakit. Urusan sedih Renata bisa membuat bocah itu kembali tertawa lagi nanti.

Diam-diam Arjuna menikmati pemandangan ini dari lantai atas. Senyumnya mengembang, memang tidak salah dia menyukai perempuan seperti Renata. Dari luar saja nampak galak dan tidak teratur. Dari didalam hati perempuan itu, sangat tulus dan pandai membuat orang jatuh hati melihat kebaikannya.

"Saya makin yakin buat jadiin kamu istri saya Ren." Arjuna teriak dari atas membuat Renata loncat karena kaget.

Perempuan itu mengelus dadanya dan menatap Arjuna dengan tatapan kesal.

"Bapak demen banget bikin saya jantungan. Ngapain si malah diem disitu. Sini turun. Makan, abis itu saya mau pulang!"

"Kak Rena nginep aja ya malam ini." Renata melotot saat mendengar ucapan Andreas barusan. Perempuan itu menatap Andreas yang sudah menatapnya dengan tatapan memohon. Ingin menolak tapi takut bocah itu sedih. Tapi kalo ga nolak nanti yang ada dia ketemu Arjuna mulu dan bikin naik darah.

"Terima aja. Lagian ini hari pertama kamu jadi pengasuhnya El. Saya ga sangka kamu berbakat jadi ibu juga ya."

Renata mendengus kesal, lihatkan belum apa-apa sudah ngajak ribut.

"Setiap perempuan pasti punya bakat jadi ibu pak, cuma ga semua perempuan bisa langsung siap jadi ibu."

"Yasudah, kalau gitu saya kasih kamu 100 hari buat melatih diri jadi ibunya El. Saya gaji kamu tenang aja."

"Saya pikirin dulu pak."

"Nih, mantan kamu aja udah mau nikah, kamu mau sampai kapan gagal move on begini?" Arjuna memberikan undangan yang Randu kasih tadi pagi. Renata melotot.

"Wah parah nih laki, kemarin baik-baikin saya. Kirain mau memperbaiki semuanya. Tertawa ada udang dibalik bakwan. Sialan."

"Makanya jangan terlalu berharap tinggi. Nanti jatuh bisa gila kamu."

"Males datangnya. Gapunya gandengan. Nanti dikira saya belum move on lagi."

"Datang rame-rame sama karyawan lain. Kamu pikir cuma kamu yang diundang?"

Renata melotot lagi, "Eh diundang semua pak?"

"Yaiyalah."

"El ikut ya dad?" Astaga Renata hampir saja melupakan kehadiran Andreas disampingnya. Perempuan itu mengelus puncak kepala Andreas dengan lembut.

KEKI [END✓ JOHHNY SUH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang