Chapter 42

29K 2.6K 35
                                    

Jangan lupa vote dan Komentar ya sayang ♥️♥️

Selamat membaca

****

Panas

Suhu tubuh Arjuna begitu terasa panas saat telapak tangan Renata menyentuh dahi pria itu.

Tubuh Arjuna terlihat menggigil dan sejak tadi Arjuna terus meracau memanggil nama Renata dan Andreas bergantian.

Renata memeras kain yang dia bawa bersamaan dengan sebaskom air untuk mengompres dahi Arjuna.

Tubuh lelaki itu sudah terbalut selimut tebal yang Renata double dua.

Ingin menghubungi Dokter Fian tapi tidak enak, dia sudah banyak merepotkan sejak tadi pagi.

Akhirnya Renata memutuskan untuk merawat Arjuna dengan pengetahuan ala kadarnya.

Setelah beres menempatkan kompresan di dahi Arjuna. Renata bangkit untuk menuju dapur dan membuatkan makanan untuk Arjuna jika pria itu sadar nanti.

Namun belum sempat dia bangkit dari sofa yang memang tempat Arjuna berbaring saat ini. Tangannya tertahan.

"Ren. Jangan tinggalin saya." ucapan itu terucap terus menerus, mengulang-ulang sampai Renata geli sendiri melihatnya.

Renata berdecak kasar, dengan perlahan dia mulai melepaskan cengkraman tangan Arjuna yang berada di lengannya.

"Tunggu sebentar, saya mau buatin makanan," bisik Renata pelan di depan telinga pria itu. Entah terdengar atau tidak yang jelas Arjuna langsung tersenyum saat Renata selesai mengatakan kalimatnya.

Renata menggelengkan kepalanya, aneh rasanya. Arjuna memang memberi luka untuknya, tapi Arjuna pula yang bisa mengobati luka itu agar bisa sembuh.

Dua bulan tidak bertemu dengan Arjuna bukannya berhasil membuat Renata melupakan Arjuna, tapi dia malah semakin merindukan pria itu.

Renata mengambil beberapa bahan makanan untuk membuat bubur dan teh manis. Agar nanti saat Arjuna sudah bangun, pria itu bisa langsung melahapnya.

Dua bulan bulan waktu yang sebentar untuk Renata bertahan hidup. Setiap malam dia masih selalu di datangkan mimpi buruk akan kematian kedua orang tuanya.

Jauh dari sosok Ayah benar-benar mampu membuat Renata kehilangan arah. Sampai akhirnya Arjuna datang dan memperlakukan dirinya sebagaimana Ratu bak di kerajaan dongeng.

Apapun yang dia inginkan Arjuna akan menyanggupi, apapun yang Renata rasakan, Arjuna yang selalu mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri dan berjalan kembali.

Jika di pikir akan kesalahan Arjuna yang menutupi rahasianya soal Megan, juga tak bisa jadi kesalahan Arjuna. Ini juga salahnya. Yang sejak awal memang masih membatasi diri untuk berdekatan dengan Arjuna.

Mungkin saja jika Renata berkata dia bersedia bersama pria itu mungkin Arjuna tak akan bersusah payah menutupinya.

Renata menghela napasnya berat. Bahkan setelah berpisah pun Arjuna masih tetap mendapat tempat terbaik di hatinya.

KEKI [END✓ JOHHNY SUH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang