Saat Bi Atum hendak tidur , handphone jadulnya berbunyi , dikiranya adalah sebuah telepon , tapi sebuah alarmm.
" Astaga , saya lupa besok kan hari ulang tahunnya Non Kia. Saya harus membuatkan kue coklat kesukaan Non Kia , " ucap Bi Atum sembari secepatnya bergegas ke dapur menahan kantuknya.
Meskipun hanya seorang pengasuh , namun keduanya saling menyayangi.
Ya , meskipun Kia tak menunjukkan kasih sayangnya kepada Bi Atum yang sudah ia anggap sebagai ibunya itu secara terang-terangan , tapi Kia menunjukkannya dengan cara tersendiri.****
" Kiaa .. Kiaa .. Bangun , dasar gadis coklat. "" Hoaammmm.." , Kia yang terganggu karena suara cempreng yang tak asing lagi baginya itu segera bangun.
Ia beranjak dari kasur empuknya itu untuk membukakan pintu kamar yang ia kunci. Jalannya sedikit sempoyongan karena nyawanya belum sepenuhnya penuh. Ia juga kerap menutup mulutnya karena menguap."Soniaa!!!"
"Happy sweet seventeen Azkia Lauren Alexander."
" Hmm .. Makasih. " jawaban yang begitu singkat dari Kia.
"Gila , gitu doang? Okeh , tiup dulu lilinnya keburu leleh. Jangan lupa make a wish! " perintah Sonia ke Kia dengan nada sedikit kesal.
Aku ingin bertemu Mommy
Itulah satu-satunya harapan Kia saat ini. Dirinya hanya ingin bertemu Enelly dan memeluknya. Air matanya selama ini tak mampu membasuh kerinduannya pada Enelly. Jika rindu adalah api , mungkin dunia ini hangus terbakar. Itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan betapa besar kerinduan seorang Azkia ada Mommynya.
Huft huffttt , lilin tertiup ..
" Eh katanya dateng kesini besok? " tanya Kia heran.
" Lah kan gue ngomongnya kemarin jam 10 malem , sekarang udah jam 12 Kia , udah ganti hari. "
" Oh iya ya. " jawabnya menyadari ini masih tengah malem .
" Gue nginep yaa. " pinta Sonia dengan muka memelas.
Sonia berbaring di kasur empuknya Kia , terpaksa Kia berbagi kenikmatan tidur di kasur itu dengan sahabatnya.
" Kia , Lo kemarin mau cerita apa ke gue? " tanya Sonia.
" Menurut Lo aneh gak sih , kalo gue mimpi hal yang sama setiap harinya?" tanya Kia balik.
Sonia mendudukkan tubuhnya yang baru saja ia baringkan itu. Nampaknya gadis itu tertarik dengan cerita Kia kali ini. " Mimpi yang sama?"
" Iya. Gue rasa itu sebuah pertanda buruk deh."
" Emangnya Lo mimpi apa? "
" Gue mimpi dikejar-kejar sama sosok misterius yang jahat. " terang Kia.
" Kalo kebetulan sih kayaknya enggak deh. Mungkin bener itu suatu pertanda."
" Tapi apa?"
" Besok aja ya mikirnya. Gue ngantuk banget srius. "
Kia menghela nafas melihat kelakuan Sonia yang selalu saja tak pernah lengkap mendengarkan ceritanya.
Keesokan harinya...
Tokk .. Tokk .. Tokkk
"Non Kia .."
" Masuk aja , Bi , " jawab Kia sembari merapikan tempat tidurnya .
"Ini kue buat Non Kia , kue kesukaannya Non. "
Kia sedikit terharu melihat Bibi yang dianggapnya sebagai ibunya sendiri itu. Hampir saja bulir bening itu jatuh dari matanya namun ia segera menyekanya.
" Makasih ya , Bi. Andai ada Mommy disini pasti Kia akan jauh lebih bahagia. "
Kia memakan secuput kue itu , lalu meletakkannya di meja sampingnya .
Bi Atum terlihat mengeluarkan sesuatu dari kantong bajunya. Sesuatu kecil berbentuk persegi panjang tapi lumayan tebal. Seperti sebuah buku diary kecil.
" Ini buku buat Non. " menyodorkan buku yang Bi Atum pegang ke Kia.
" Bi , aku tak terlalu suka membaca buku . "
" Tapi Non , ini dari Nyonya Enelly. "
Degggggg
Bersambunggg ...
Yeyeyeeee ..
Keep stay yaa guys , makin seru nih 🐰🐇
KAMU SEDANG MEMBACA
The Axton Academy
FantasyAzkia Lauren Alexander berpetualang mencari Mommy-nya di Hutan Desa Sebrang. Hingga sampai membawanya masuk ke dalam sebuah Academy yang sangat asing. Academy yang banyak menunjukkan keanehan dan berhasil membuat Azkia pusing dengan banyaknya deret...