23. Luka

31 6 0
                                    

Tokkkk... Tokkkk... Tokkk

Tak ada balasan dari dalam. Gadis bersurai coklat memasuki kamar 114. Ia menuju kamarnya, dan merebahkan tubuhnya. Bayang-bayang peristiwa mengerikan itu terus melintas dalam pikiran Kia. Ia membayangkan bagaimana nasibnya jika saat itu tak ada yang menyelamatkan dirinya.

Tapi dalam hatinya, Kia sedang bahagia. Bagaimana tidak, selama belasan tahun kini ia kembali dipertemukan dengan sosok ayah yang selama ini dirinya rindukan. Apa yang bisa membahagiakan daripada ini.

Ditengah suasana bahagia yang ia rasakan, gadis itu lagi-lagi merindukan Enelly.

" Andai Mommy ada disini, kebahagiaan ini pasti akan utuh. "

Cekleekkk.... suara seseorang membuka pintu kamar 114.

Kiaaa... Kiaaaa... Kiaaaa

Seseorang teriak memanggil nama Kia dan membuka pintu kamar gadis itu.
Kia yang dari tadi sibuk berimajimasi sedikit terkejut dengan teriakan sahabatnya itu.

" Engga, gue gakpapa. Kalian tenang aja. " jawab Kia santai.

" Gimana bisa tenang sih Ki, lo kesana sendirian. " saut Tiara.

" Udahlah jangan dibahas. Udah lewat juga. Mending sekarang kita happy-happy, menikmati Academy yang kembali lagi seperti semula. " usul Kia.

" Yauda deh, kita makan yuk. "

" Eheemmn "

****
Setelah hampir seminggu Druff berhasil memulihkan dirinya kembali di Castle, pria itu memutuskan kembali ke Academy. Ia tak ingin menunda terlalu lama rencana dan tujuannya.

Flasback On

Drufff kembali ke Castle dalam keadaan sempoyongan karena luka akibat tusukan gunting berkarat itu.

" Druff, apa yang terjadi padamu? "

" Perutku sedikit terluka karena terkena tusukan gunting berkarat saat aku bertarung dengan beberapa penyusup didepan. "

Ya. Druff sengaja tak memberi tahu Raja Kegelapan mengenai peristiwa yang terjadi. Bukan, bukan untuk melindungi gadis lemah yang lancang melukainya itu, namun Druff bisa melihat aura tertutup Kia yang selama ini tak bisa terbaca olehnya. Ia berpikir jika Kia mempunyai rahasia yang besar mengenai jati dirinya.

Tiba-tiba sebuah cahaya merah menyorot kedua pria itu. Cahaya yang sedikit menyakitkan mata karena terlalu terang dan menyala.

" Lucifer?! "

Satu kata yang keluar dari mulut Raja dan Pangeran Kegelapan. Mereka terkejut bukan main dengan kedatangan iblis itu.

" Segera temukan red diamond itu atau dunia kegelapan akan hancur jika diamond itu jatuh kepada kubu putih. "

" Hei , Lucifer. Ada apa denganmu? Apa kau takut dengan mereka? Kita bisa memberantas habis kubu putih walau tanpa diamond itu. " ucap sombong Druff.

" Jangan bodoh kau, Druff. Red Diamond bukan pusaka biasa. Kekuatannya mampu menggetarkan 3 dunia , bahkan menghancurkanya. Jika kita tidak bertindak dengan cepat, kubu putih akan memilikinya. " jelas Iblis Lucifer.

" Lalu apa gunanya dewa Iblis sepertimu jika kita masih butuh bantuan Red Diamond? "

" Druff jaga bicaramu?!! Lucifer benar, kau harus segera mendapatkannya untuk memperkuat dominasi kita. " jelas Raja Kegelapan mencoba memberi pengertian pada putranya.

" Oke baiklah, jika diamond itu memiliki pengaruh besar pada kekuasaan kita, aku akan mendapatkannya. " jawab Druff.

" Tapi Lucifer, Druff tidak akan mudah mendapatkan diamond itu tanpa bantuan dari putrinya Jain, karena hanya dia sekarang yang dapat memanggil pusaka itu. " ragu Raja Kegelapan.

The Axton AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang