03. Teka - Teki II

47 9 0
                                    

"Ini buku buat Non. "

" Bi , aku tak terlalu suka membaca buku. "

" Tapi Non , ini dari Nyonya Enelly. "

Sontak perkataan Bi Atum membuat jantung Kia berdebar kencang. Dadanya terasa sesak. Seperti ada ribuan jarum yang menusuknya tajam. Air matanya tak terbendung lagi , air bening itu mulai bercucuran. Tangan Kia gemetar.

"Mo..mmy?" ucapnya lirih

Kia mengambil buku itu dari tangan Bi Atum. Air matanya penuh genangan air dan sorot matanya menunjukkan ada sedikit harapan pada hati Kia saat mengetahui buku itu dari Enelly.

Kia duduk di meja belajarnya yang dekat dengan jendela. Gadis itu membuka buku dari Mommynya.

Kia , anak Mommy ..
Selamat Ulang Tahun sayangg . Mommy sengaja menitipkan surat ini kepada mbok Tum dan meminta tolong untuk memberikan buku ini pada Kia saat usiamu 17 tahun , nak.

Azkia sudah dewasa kan sayang. Azkia mau bertemu Mommy?
Mommy selalu menunggu Kia disini.
Maaf Mommy tidak bisa datang kembali ke Kia.

Kia mau kan menyusul Mommy kesini?

Baru halaman pertama yang ia baca dari buku itu , rasanya sangat menyesakkan. Kia kini bercucuran air mata , matanya mulai sembab , isaknya mulai terdengar cukup keras hingga mengejutkan Sonia yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Ia yang mendapati sahabatnya itu sedang bersedih , segera menghampiri dan mengusap punggung Kia.
Ya , Sonia sedikit banyak tau apa yang membuat sahabat yang sudah dianggap saudaranya itu bersedih , lantaran ia mendengar ucapan Bi Atum dari kamar mandi.

Kia mengingat saat-saat dimasa lalu , dimana Enelly selalu menunggunya sampai selesai sekolah. Tak sedikitpun Enelly meninggalkan Kia saat ia masih duduk dibangku TK.

Flashback On

" Kia sarapan dulu sayang. " teriak Enelly.

Seorang gadis kecil mungkin nan manis turun dari tangga menuju meja makan. Gadis itu sudah berseragam rapi. Rambut panjangnya juga sudah diikat.

" Kia mau makan apa? Ayam goreng atau soup buntut? " tanya Enelly.

" Ayam goyeng. "

Enelly mengambil sepotong ayam dan meletakkannya di piring Kia. " Sayang makannya agak cepat ya , soalnya nanti Kia terlambat ke sekolahnya. "

" Iya Mommy."

Di dalam mobil , Enelly berbincang-bincang dengan putri kecilnya yang sedang makan roti.

" Kia , kalau suatu saat nanti Mommy pergi. Kia sedih gak sayang? " tanya Enelly.

" Kalo Mommy pergi , Kia akan ikut sama Mommy. " ucap Kia dengan lugunya.

" Kalau Kia gak bisa ikut sama Mommy? "

" Emangnya Mommy pergi kemana kok Kia gak diajak? Kia nakal ya Mommy? " tanya Kia dengan muka sedikit sedih.

" Kia gak nakal. Kia kan anak baik. Yaudah habisin dulu rotinya sayang. " ucap Enelly dan mengusap rambut Kia.

Mereka sampai di parkiran sekolah Kia. " Kia , turun dulu ya sayang. "

Enelly membuka sabuk pengaman Kia dan membuka pintu mobil. Kia segera turun dari mobil dan menunggu Enelly.

Di dalam mobil , Enelly menangis.

" Apa aku bisa ninggalin Kia jika waktu itu sudah tiba.. " ucap Enelly dengan menangis.

Di depan kelas..

" Kia sekolah yang pintar ya sayang. Mommy tunggu di depan sini. " ucap Enelly dan mengecup kening Kia.

Kia mengangguk dan berlari masuk ke dalam kelas. Di dalam kelas , gadis kecil itu kerap memerhatikan arah luar dan memandang Enelly yang duduk di depan kelasnya.

Pandangan Enelly tak pernah lepas mengawasi putri kecilnya itu. Entah mengapa , Enelly begitu posesif dengan Kia.

" Masa-masa ini pasti akan aku rindukan suatu saat nanti. " bathin Enelly.

Flashback Off

" Kia , lo mikirin apa? " tanya Sonia.

" Gue inget dulu saat kecil , Mommy gak pernah ninggalin gue. Tapi sekarang .. "

Sonia memeluk sahabatnya itu berharap pelukannya memberi sedikit ketenangan pada Kia. Sonia mengelus punggung Kia. " Sabar Kia. Tuhan gak akan menguji seseorang lebih dari kemampuannya. " terang Sonia.

" Tapi gue gak kuat sonia.." ucap Kia terisak.

" Lo udah melewati 10 tahun tanpa Mommy Lo. Itu artinya Lo kuat Kia. Lo bisa laluin semua ini. "

" Kalau Lo gak kuat baca halaman selanjutnya mending sekarang Lo tidur , tenangin diri dulu."

Mereka melepas pelukannya. Kia mengusap air matanya berusaha untuk kembali tegar.

" Gue ambilin minum. "

Sonia mengambil minum yang ada diatas meja samping tempat tidur dan memberikannya pada Kia.

Kia meneguk minuman itu sampai habis. Sepertinya ia sangat kehausan karena air matanya cukup banyak keluar.

" Lo istirahat dulu ya Kia. "

" Gue mau baca halaman selanjutnya. "

" Lo yakin? " tanya Sonia.

Kia hanya mengangguk dan membuka lembar selanjutnya ..


Gelap tak selalu menakutkan

Apa yang terlihat mata , kadang tak sesuai isinya

Kehidupan bergantung padanya

Gelap tak selalu bahaya

Dekat namun tak terjangkau

Gelap Pekat banyak kehidupan

" Apa maksud Enelyy ? "



Yeyyy bersambunggg ..
Maaf ya kalau ada typo ..

Oh iya , maaf juga kalau ada kesamaan nama , tempat atau yang lainnya ..

Semangat nulis mumpung ide ngalir 🐰🐇🐰🐰

The Axton AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang