Hari yang cerah karena matahari tak malu menampakkan muka. Sinarnya memberi kehangatan dan harapan , harapan bagi setiap orang yang masih ingin melihat dunia baik-baik saja. Berbeda dengan Azkia, harinya tak secerah mentari pagi ini. Suasana hatinya pun lagi mendung. Kilatan dan sambaran luka kembali menyayat hati gadis itu.
Kalau dipikir-pikir hidupnya lebih rumit daripada film yang pernah ia tonton. Gadis itu terus melamun saat ada kelas Mr. Asyle.
Hingga lamunannya itu buyar, saat Miss. Alexa memberikan pengumuman melalui sound ghaib Academy.
Pemberitahuan!
Dalam rangka memperingati hari jadi Academy, maka Academy kita besok akan mengadakan pesta yang akan diikuti oleh semua murid Academy." Yes, akhirnya acara yang gue nanti-nanti "
" Pasti nanti malam ada acara dansa "
" Wah pasti seru nih "
Ya begitulah kira-kira hebohnya kelas hari ini. Seolah mereka sudah tak sabar akan datangnya malam itu.
****
Di sisi lain, Druff sedang mengingat jika dirinya pernah menemukan sebuah lorong bawah tanah. Perpustakaan.Ya, lorong itu tersembunyi dalam perpustakaan. Lorong yang sama yang pernah membawa Kia pergi ke masa lalu.
Druff membuka pintu lorong yang rupanya tak jauh beda dengan lantai perpustakaan. Ia menuruni anak tangga satu per satu. Ruangannya sedikit gelap, karena hanya beberapa obor yang menjadi penerangan dalam ruang itu. Namun itu tak masalah bagi Druff, ia sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini.
Matanya menangkap sebuah peti cukup besar. Ia membuka dan menemukan sebuah topeng yang sempat mengeluarkan cahaya.
Topeng itu seolah-olah menarik Druff untuk memakainya. Topengnya melekat pada wajah tampan Druff , dan kejadian yang sama seperti Kia dialami oleh Druff. Topeng itu membawanya ke dalam masa lalu Fredrick dan Jain.
Ia melihat kejadian yang sama yang pernah di lihat oleh Kia kala itu.
" Ayah --- Ibu... , " ucap Druff setelah melihat kejadian itu dan topengnya terlepas.
Kali ini Druff melihat sendiri kejadian yang sama yang pernah Fredrick ceritakan padanya. Dendamnya menjadi membabi buta setelah melihat kematian ibunya yang mengenaskan. Tangannya mengepal kuat, amarahnya siap meledak.
****
Di dalam sebuah hutan yang rindang, bahkan membuat sinar matahari sulit menembus hutan itu, seorang dengan tudung hitam dan pedang ditangan kanannya terlihat memberi arahan pada sekelompok orang." Besok malam kita akan menyerang Academy saat mereka semua lengah. Kita bunuh satu per satu dari mereka. Bahkan jika bisa kita habiskan semuanya tanpa tersisa. "
" Baik Pangeran. " jawab serentak beberapa orang itu.
" Satu lagi, jangan sampai dari kalian ada yang membuka mulut jika tertangkap. "
" Pangeran tenang saja, kami lebih baik mati daripada harus berkhianat dari Pangeran. " jawab Jewry , salah satu dari beberapa orang yang Druff pimpin
" Oh begitu yaa.. Jadi kau siap mati untukku? " tanya Druff dan mengarahkan pedang yang baru saja ia asah itu ke leher Jewry, pedang itu kini siap menebas siapa saja mangsanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Axton Academy
FantasyAzkia Lauren Alexander berpetualang mencari Mommy-nya di Hutan Desa Sebrang. Hingga sampai membawanya masuk ke dalam sebuah Academy yang sangat asing. Academy yang banyak menunjukkan keanehan dan berhasil membuat Azkia pusing dengan banyaknya deret...