09. Mencari Kebenaran

42 8 0
                                    

Plaaakkkk... Plaakkkkk..

Gadis itu mengendap-endap seperti sedang menyembunyikan dirinya dari sesuatu. Beberapa penjaga terlihat sedang berpatroli mencari sesuatu yang mencurigakan. Segera gadis itu menyembunyikan tubuh rampingnya dibalik vas bunga yang cukup besar untuk menyamarkan keberadaannya.

Saat keadaan dirasa aman , kembali ia langkahkan kaki nya dengan lutut  sedikit ditekuk , kepala menari ke kanan ke kiri melihat keamanan sekitar. Tak mau jika misinya kali ini harus gagal.

Bayangan gadis itu nampak berhenti pada sebuah ruangan. Kepalanya sedikit mengintip apa saja yang ada dibalik pintu itu.

" Amaannnnn "

Segera ia masuk ke dalam ruangan itu. Yang benar saja , ruangannya tidak dikunci. Suasana dalam ruangan itu sedikit gelap , namun tetap bisa melihat meskipun kurang jelas.

" Aku harus mencari sesuatu yang bisa menjawab setidaknya sedikit dari banyaknya pertanyaanku. "

Ia berjalan perlahan. Maniknya terlihat fokus menatap pada rak buku didepannya. Bibir mungilnya terlihat sedang komat-kamit membaca tulisan yang terlihat remang-remang itu. Kakinya melangkah dengan perlahan dan maniknya menangkap sebuah buku yang sedikit menarik perhatiannya.

" All About The Axton . Aku rasa buku ini bisa membantuku. "

Diambilnya buku itu dan segera ia menuju pojok ruangan perpustakaan. Mencari tempat yang sekiranya orang tak akan tahu dari balik pintu jika dirinya ada di dalam ruangan itu.

Buku itu nampak usang dan kuno. Sampulnya penuh debu seperti tak pernah ada yang menyentuhnya.

Fuhhh .. Fuhhhhh

Kia mencoba membersihkan debu pada bukunya itu dengan meniupnya.

Dibukanya buku itu...

KOSONG .. dibolak-baliknya tiap lembar dari buku itu ternyata kosong. Nampak di raut mukanya sedikit kecewa. Ia beranjak dari tempat duduknya. Tak sengaja buku itu terjatuh dalam keadaan terbuka. Di bagian halaman yang terbuka pada buku All About The Axton ternyata mengenai pucuk api sebuah lilin yang menyala pada ruang perpustakaan.

Diambilnya kembali buku itu. Ia terkejut , buku yang awalnya kosong kini penuh dengan tulisan.

" Jadi begitu cara kerjanya. Menakjubkan. "

Fredly Jodar Axton adalah pelopor pendirian sebuah Academy.
Ia membangun Academy itu bersama sahabatnya bernama Girgeon Jain Alexander puluhan tahun yang lalu.
Mereka menamai Academy itu dengan mengambil nama belakang pelopor pendirinya.
The Axton Academy.

Jodar dan Jain membangun Academy ini dengan tujuan mengumpulkan orang-orang di kubu putih yang memiliki kekuatan sama dengan mereka.
Mereka percaya bahwa Axton Academy akan menjadi penerang dan penolong.
Menelan habis kegelapan tak tersisa.

" Oh jadi Academy ini didirikan oleh Jodar dan Jain. Kemana mereka sekarang? Hmm. Aku akan membuka halaman selanjutnya saja. "

Jodar dan Jain menghembuskan nafas terakhirnya setelah perang antara 2 kubu , hitam dan putih.
Mereka mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan banyak orang yang dipercaya akan menumpas kegelapan. Mereka adalah keturunan terakhir dari kasta Painite karena keturunan Jain menghilang bersama istrinya sehari sebelum terjadinya perang besar dan dinyatakan telah meninggal karena belasan tahun tak ditemukan. Sedangkan Eliza Jodar Axton meninggal seminggu setelah perang besar karena sakit keras dan tak memiliki keturunan.

The Axton AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang