Berondong caramel Nola

13 3 10
                                    


Nola memainkan kakinya saat menunggu Kei mengeluarkan mobil dari garasi. Perempuan itu beralih memandang plang nama cafe dan baru menyadari sesuatu pada namanya. 'KalEIndra'

Nola menghembuskan napas pendek dan menggerutu pada dirinya sendiri. "Kenapa aku bodoh sekali kemarin." Ia tersenyum kecut tak menyadari bahwa sempat di permainkan Kei.

Hingga duduk di samping kemudi, Nola masih menatap Kei penuh penyesalan dan menggerutu.

"Ada apa? Kau masih terpesona padaku saat ini?" tanya Kei yang menyadari di perhatikan Nola begitu lama.

"Aku sangat menyesal sempat tertarik dengan kalian berdua, apa lagi denganmu. Aku benar-benar merasa kalian permainkan."

"Kau selalu payah jika pria tampan yang di hadapanmu," ujar Kei yang masih berfokus pada jalan. "Apa buruknya tertarik padaku?"

"Karena itu adalah Kau. Kau, Kau. Kau adalah Kei." Ucap Nola sembari menunjuk-nunjuk ke udara dengan kesal.

"Keil," sela Kei seketika. "Kau harus membiasakannya. 'Keil' itulah namaku." Tegas Kei.

"Hanya kurang satu huruf tak ada bedanya," protes Nola dengan malas.

"Beda! Jelas berbeda."

"Ok, ok! Keil, Keil, Keil, Keil," Nola membeo nama pria di sampingnya dengan nada kesal.

"Kau bodoh sekali, bagaimana bisa tak mengenaliku. Nama cafe dan menu yang ku sodorkan padamu sangat menunjukkan bahwa aku sangat memahamimu. Kau juga tau jika hanya aku yang mengingatnya. Jus jeruk murni, waffle manis, anti sayur. Kau selalu mudah teralihkan hanya karena melihat pria tampan sepertiku dan Thomas. Benar-benar payah." Kei masih berfokus pada jalanan.

Nola memandang singkat malas Kei yang memang jauh berbeda. Beberapa waktu saja dia tak bertemu, pria itu sudah bertransformasi.

Pria bermata elang itu selalu menatapnya datar, rambutnya klimis tertata rapi kebelakang sangat berbeda dengan Keil yang bermata sipit di balik bingkai kaca mata dan rambut belah tengah setengkuk di biarkan bergerak liar tanpa ada sentuhan pomed.

Pria itu juga tak segan mengumbar senyum hangat dan sangat perhatian. Mengingat bagaimana cemasnya Kei saat melihat baju Nola kebasahan karena kopinya. Semua sangat bertolak belakang dengan Kei yang ia kenal. Ya misi dapat mengubah bukan hanya satu huruf nama. Kei menjadi Keil.

Merasa dirinya juga memgalami hal yang sama. Senyum kecil tertahan di bibir Nola. Ia juga bertransformasi menjadi gadis belia.

"Aku sengaja menyirammu kopi agar Kau tersulut emosi. Tak kusangka Kau justru terpesona padaku." Tutur Keil di sela konsentrasinya pada jalanan.

Nola hanya menarik bibirnya datar saat Keil mengingatkan kembali begitu terpesonanya perempuan itu kemarin padanya. Mood perempuan itu kembali memburuk.

"Jika aku tak menyirammu minuman, entah sampai kapan Kau hanya akan berjalan-jalan di pusat perbelanjaan dan akan kembali makan."

"Jadi Kau membuntutiku? Sejak kapan?" Nola terkejut Kei membuntuti langkahnya.

"Sejak Kau berbalik arah setelah melihat cafe. Kau juga kurang peka saat ada mata yang mengawasimu. Kau sangat payah, Nola."

"Ya, ya, ya. Cukup sampai di situ. Berhentilah membahasnya kalau Aku memang payah."

Kei tersenyum kecut mendengar partnernya itu memilih mengakui kelemahannya.

~

Nola bertas punggung merah menyala berjalan selangkah di belakang Keil dengan malas. Perempuan itu terus mengekor Keil memasuki kantor kepala sekolah, suhu yang dingin membuat suasana hati perempuan itu semakin dingin. Hasrat ingin melarikan diri dari tempat membosankan itu luruh mengingat ini adalah misi terberat berbayar mahal seperti yang King janjikan.

The PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang