El memantaskan dirinya di depan cermin seukuran tubuhnya. Dress selutut berwarna nude membungkus tubuh mungilnya dengan cantik. Perempuan itu tersenyum cerah memandangi pantulan tubuhnya. Derungan suara mobil menghentikan kekagumanya pada dirinya sendiri. Ia meraih bando tipis dengan bunga kecil sebagai hiasan berwarna senada dengan dress dan slingbag yang ia kenakan untuk mempermanis penampilan.
Perempuan itu bergegas turun dan antusias menaiki mobil tak ingin membuat teman kencannya hari ini menunggu lebih lama. El tersenyum lebar pada Kei yang sudah duduk pada kemudi.
Jika dihari biasa Kei akan memprotes perempuan itu yang selalu muncul tak tepat waktu, kali ini pria itu menanti kedatangan El dengan sabar. Bahkan ia tanpa ragu tersenyum begitu lebar saat menyadari El yang berdandan cantik hanya untuk berkencan dengannya.
"Kau cantik!" puji Kei tanpa terduga.
Pujian Kei yang terdengar tulus itu membuat El mengulum senyum bangga sedetik kemudian.
Kei meraih seatbelt jok yang di duduki El dengan sopan. Sementara El sedikit tersentak dengan perlakuan tiba-tiba pria itu. Bibir mungilnya mencebik manja sedetik kemudian.
"Aku bisa melakukannya sendiri." Ucap El lirih.
Kei mendongak, menatap mata bening penuh binar perempuan itu dengan lembut. "Kita tengah berkencan bukan? biarkan aku memperlakukanmu sebagaimana mestinya seorang lelaki memperlakukan teman kencannya." Senyum hangat mengembang di bibir berisinya.
Kei kembali pada posisi setelah puas menggoda El. Diam sejenak dan menatap perempuan di sampingnya lebih serius. Jemarinya mengetuk kemudi untuk menarik perhatian El yang masih tak berkutik.
"Sebelum kita habiskan hari ini seperti kemauanmu, aku ingin bertanya tentang syarat yang Kau ajukan. Tentang 'jangan jadi Kei yang menyebalkan!' jadi aku harus bagaimana agar sesuai standarmu?" tanya Kei sembari mengelus lembut puncak kepala El penuh perhatian.
"Aku tak mau Kau banyak mengaturku ini itu, aku benar-benar ingin menjadi yang istimewa hari ini." El menatap tajam pria di sampingnya dan menghembuskan napas pendek. Ia bersedekap dan memicingkan matanya. "Kedua gadis itu begitu tergila-gila padamu, aku ingin merasakan perlakuan manismu yang bisa membuat mereka tanpa ragu menaruh hati mereka padamu." Terang El atas iri hatinya selama ini yang diperlakukan berbanding terbalik dengan Tesla dan Tasya.
Kei sedikit berpikir dan menggaruk telinganya yang tak gatal. "Kau juga ingin kugoda, Kau wanita juga ternyata. Baiklah, turun!" ajak Kei sembari melepas seatbeltnya kemudian melepas punya El juga. El mematung memperhatikan dengan heran perbuatan Kei. Pria itu keluar mobil dan berlari kecil menuju sisi mobil yang lain, membuka pintu dan mengulurkan sebelah tangannya sopan.
"Jangan diam saja, turunlah segera! aku akan menunjukkan bagaimana cara menggoda perempuan sepertimu dengan benar." Ucap Kei dengan tertawa kecil.
El menyambut uluran tangan Kei dengan perlahan, ia tersenyum geli menurut dengan apa yang coba pria itu akan tunjukkan.
"Apa kita akan berkencan di dalam kamar saja?" tanya El masih meragukan pria yang kini menggandeng tangannya.
"Sudah diam saja! ikuti saja kemana aku akan membawamu."
El memberengut manja dengan berjalan mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Kei. Perempuan itu semakin menatap heran Kei yang menjulang di sisinya dengan tetap menggandeng jemarinya menuntun langkah menjauhi cafe dan berhenti di pinggir jalan raya, pandangannya lurus ke kanan dan sesekali ke kiri.
Sebuah bus melambatkan lajunya disusul sang kernet yang bergelantungan di ambang pintu bus dengan lambaian tangannya, El semakin keheranan kala Kei melambaikan tangan seolah menyambut lambaian sang kernet untuk menghentikan laju angkutan umum itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Partner
AkcjaLuka kehilangan cinta pertama sebagai anak perempuan, memaksa Alona memasuki sebuah organisasi bernama Kingston demi sebuah imbalan akan titik terang di balik kematian sang ayah. Dalam menjalankan misi-misinya perempuan 30 tahun itu harus bersaing...