Rachel membuka pintu apartment dengan segala sisa tenaga nya. Setelah berhasil masuk dia menduduki dirinya diatas sofa.
Kaki nya bahkan terasa sulit dipijak sejak mendengar kebenaran yang menimpa dirinya.
Rachel kembali membaca secarik kertas yang dibawa nya dari rumah sakit itu. Sulit baginya menerima keadaan bahwa dirinya mengidap sebuah penyakit mematikan, leukimia.
Rachel menangis dalam kesendiriannya. Bagaimana jika Sunghoon mengetahui ini semua? Bagaimana jika dia akan meninggalkan Sunghoon? Bagaimana jika kedua orang tuanya yang berada jauh di Aussie sana mendengar kabar mengejutkan tentang Rachel?
Rachel semakin pusing dibuatnya. Rachel tidak peduli seberapa sakit yang harus dia lewati selama proses penyembuhan, yang Rachel ingikan adalah sembuh.
Jika 2 tahun yang lalu Rachel tidak bertemu lagi dengan Sunghoon, mungkin dia akan menyerah dan memilih untuk pasrah dengan keadaannya.
Tapi sekarang, Rachel bahkan tidak punya keinginan lain selain sembuh dan melawan rasa sakitnya, tanpa harus memberitahu kebenarannya pada Sunghoon.
Rachel membaringkan badannya, setelah dia menyembunyikan surat keterangan dari dokter yang diberikan kepadanya.
Rachel mencoba memejamkan matanya sejenak untuk menenangkan pikirannya, tapj tetap saja bayangan soal dirinya yang suatu saat pasti akan terbaring lemah dirumah sakit selalu menghantuinya.
"Gak boleh mikir gitu, Rachel" Monolognya demi menenangkan dirinya sendiri. Tapi tetap saja hatinya gundah.
Ponsel yang ada disampingnya tiba tiba berdering, dilihat nama yang tertera dilayar adalah nama Sunghoon , maka Rachel harus memasang topeng sebelum mengangkat panggilan video dari Sunghoon agar dia terlihat baik - baik saja.
Memang sulit, tapi Rachel harus mencoba.
"Chel, lagi ngapain?"
"Gaada, lagi tiduran aja"
"Hmm, makan udah kan?" Rachel hanya balas mengangguk.
"Udah gapapa? masih mimisan?"
"Udah enggak, hoon"
"Yaudah, aku lanjut kerja. Kalo
ada apa - apa jangan lupa telfon,
kalo takut sendirian telfon Yeji ya""Iya sayang"
"Okey, love you"
"Hm, me too"
Sambungan terputus. Rachel menghela nafas panjang. Berat sekali rasanya setiap mendengar suara dan melihat wajah Sunghoon. Rachel ingin mengutuk dirinya yang mengidap penyakit ini, tapi dia tidak bisa menyalahkan takdir tuhan.
"Maaf hoon, kalau suatu saat nanti aku ninggalin kamu"
---
"Ngelamun mulu lo" Sunghoon seketika tersadar dari lamunan nya.
"Apaansih engga"
"Mikirin apa?"
"Gue bilang engga"
"Ck. Lo gabisa boong kalo sama gue hoon" Sunghoon melirik kearah Jay sekilas. Cowo itu tampak menunggu Sunghoon untuk bercerita.
"Gue takut Rachel sakit"
"Sakit? Ya diobatin lah"
"Bukan itu..
KAMU SEDANG MEMBACA
MY IDOL | Park Sunghoon
Fanfiction𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐚𝐜𝐚𝐫 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐢𝐝𝐨𝐥 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧𝐥𝐚𝐡 𝐡𝐚𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧. 𝐭𝐚𝐤 𝐣𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐜𝐨𝐧𝐭𝐚𝐜𝐭-𝐚...