36. Tell me

937 131 5
                                    

Yeji sedari tadi hanya diam saat Rachel menceritakan semua padanya. Dia pun bingung ingin bersikap seperti apa. Jika bisa, Yeji sudah memberitahu Sunghoon sejak lama soal penyakit Rachel. Tapi dirinya tidak bisa, dia tidak boleh melewat batas.

"Kak ayo keluar"

"Kaya nya aku harus kasih tau Sunghoon deh" Yeji mengurungkan niatnya untuk membuka pintu mobil.

"Kak?"

"Aku gabisa bohongin dia terus"

"Kak kalo kamu belum siap gapapaa kok. Jangan dipaksain" Rachel menggeleng.

"Aku udah bohong sejauh ini tuh udah salah banget. Harus nya aku jujur dari awal"

"Pikirin nanti lagi ya kak, sekarang kita kemo dulu. Kamu jangan mikirin yang lain dulu ya" Rachel mengangguk lemah.

Memang tidak seharusnya dia bersikap seperti ini. Membiarkan Sunghoon tidak mengetahui soal penyakit nya.

Setelah ini, setelah Sunghoon selesai dengan kegiatan nya di Busan, maka Rachel akan memberitahu Sunghoon secara perlahan.

Rachel hanya berharap dia bisa melakukannya.

---

Rachel sudah terbaring didalam sana. 30 menit yang lalu Rachel baru saja selesai dengan kemoterapi nya. Yeji pun menghampiri Rachel dengan membawa segelas air putih yang perawat titipkan kepadanya.

"Kak" Rachel menoleh.

"Ayo kak" Rachel mengangguk. Rachel melirik kearah kaca yang ada didekat pintu keluar nya.

"Yeji, temenin aku ke salon ya abis ini"

"Iya kak?"

"Aku mau potong rambut"

Yeji hanya mengangguk pelan. Dia tau ini akan terjadi. Rambut Rachel perlahan akan mulai rontok.

Rachel memotong rambutnya sebahu. Dia melirik kearah kaca, penampilan baru nya tidak begitu buruk. Hanya saja Rachel jauh lebih kurus daripada biasanya.

"Cantik kak" Rachel tersenyum sekilas.

"Nanti rambut aku juga bakal habis. Jadi perlahan aku harus ikhlasin rambut aku"

Sumpah. Yeji tidak tahan mendengarnya.

"Kakak pasti sembuh, nanti rambutnya tumbuh lagi"

Entahlah, rasanya Rachel tidak percaya dengan kata sembuh lagi. Tapi dia tetap harus berusaha sekuat tenaganya. Apapun yang akan terjadi kedepannya biarlah Tuhan yang akan menjawabnya.

Setelah mengantar Rachel sampai kekamarnya, Yeji pergi kesebuah kamar yang selalu ditempati nya selama menemani Rachel. Yeji mengunci pintu nya dan menangis.

Rachel bukan kakak kandungnya, tapi Yeji menganggapnya begitu. Yeji sangat menyayangi Rachel dan Yeji takut akan kehilangannya.

Berbeda dengan Yeji yang menangis dikamarnya. Rachel mencoba menghibur dirinya dengan menonton tontonan yang membuat nya tertawa. Ya walaupun rasanya masih sulit untuk tertawa, tapi Rachel selalu mencoba untuk tidak sedih.

"Kunci dari sehat itu semangat Rachel, jangan buat diri kamu lemah. Kamu pasti bisa lawan penyakitnya" Begitu kata dokter yang merawatnya tadi.

Dan Rachel akan selalu mengingat itu.

---

Hari ini kepulangan Sunghoon. Rachel harus siap hati dan mental untuk memberi tahu Sunghoon soal penyakitnya.

Bisa Rachel pasti bisa.

Itu yang selalu Rachel ulang - ulang didalam hati.

Nafas Rachel tertahan saat mendengar seseorang membuka pintu apartment nya.

"Sayaang"

Benar saja, Sunghoon langsung datang menemui nya.

Rachel bergegas keluar dari kamar, dilihatnya Sunghoon sedang duduk di sofa dengan tas hitam disebelahnya.

"Hoon"

"Chel? Potong rambut? Kapan?" Rachel hanya mengangguk membalas pertanyaan Sunghoon yang bertubi - tubi.

"Kapan kamu potong nya?"

"Kemaren kok. Jelek ya?"

"Cantik. Selalu cantik" Rachel tersenyum mendengarnya.

"Duduk sini Chel. Capek banget aku" Mendengar itu rasanya Rachel mulai tidak yakin untuk memberitahu kepada Sunghoon soal penyakitnya.

Sunghoon baru saja pulang dari kegiatan padatnya. Tidak mungkin Rachel memberitahu berita buruk kepadanya.

"Gak ke dorm dulu ya tadi?" Sunghoon menggeleng.

"Langsung kesini"

"Kasian banget kecapekan"

"Gapapa nanti aku langsung balik ke dorm kok"

"Oh gituu"

"Nyender bentar ya Chel capek banget"

Rachel mengelus rambut Sunghoon pelan, menatap wajah teduh pria yang dicintainya.

"Tidur dulu hoon kalau capek"

"Ngga ah, aku cuma ada waktu bentar ketemu kamu masa aku tidur"

"Kantong mata kamu tuh, gak kasian apa"

"Iya nanti aku gak begadang lagi kok"

"Udah makan belum hoon?"

"Udah sayang"

"Pinter" Ujar Rachel sambil mencolek tahi lalat yang ada di hidung Sunghoon. Hal itu membuat Sunghoon seketika membuka matanya.

"Mole kamu gemes sih" Sunghoon terkekeh dengan alasan itu.

"Chel, kata manager dalam waktu dekat bakal ada konser"

"Wah seru dong?"

"Iya, tour concert gitu. Ada beberapa negara gitu deh"

"Bagus dong hoon, udah lama kan gak konser?"

"Iya, tapi gabisa jauh dari kamu"

"Yeuuu manjaa"

"Emang kok"

"Iya abis konser nanti minta libur terus boleh kesini semau kamu"

"Janji nih ya? Kalo abis konser kita bakal jalan jalan terus quality time berdua"

"Iya janji sayang" Sunghoon kembali memejamkan matanya.

"Kamu bakal sibuk dong abis ini?"

"Pasti sih, biasanya kalo konser persiapan nya sampe malem"

"Gapapa, selama persiapan kamu ngga usah kesini dulu. Abis latihan istirahat, jangan sampe kecapekan loh"

"Iya sayang"

"Kepala kamu berat juga ya hoon" Sunghoon terkekeh lalu mengangkat kepalanya agar tidak lagi bersandar di bahu Rachel.

"Iya deh maaf"

"Bercanda hoon" Saat Rachel tertawa kecil dengan candaan nya tadi, Sunghoon malah menatapnya serius.

"Kenapa hoon?"

"Rambut kamu rontok"

"Hah gimana?"

"Kamu kenapa? Kenapa rambut kamu rontok sebanyak ini?" Rachel terdiam tidak bisa menjawab pertanyaan Sunghoon.

"Kenapa Chel? Kok diem"

"Hoon ak-"

"Jelasin. Emang itu yang aku mau"

[]

MY IDOL | Park SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang