Rachel sejak tadi belum mengeluarkan suaranya. Dirinya masih menunduk, takut untuk melihat seseorang yang sekarang berdiri didepannya.
"Aku tau ini bukan rontok biasa Rachel, apa yang kamu sembunyiin dari aku?" Suara Sunghoon masih seperti biasa, tidak membentak. Hanya suaranya seperti sedang memohon agar Rachel memberitahunya.
"Maaf" Sunghoon mengusap wajahnya kasar. Dia memejamkan matanya sambil menjambak rambutnya.
"Chel, please lah. Kasih tau aku apa yang terjadi sama kamu"
Rachel belum bisa menjawab pertanyaannya membuat Sunghoon semakin pening. Pikirannya bercabang kemana - mana.
"Chel, please. I beg you"
Bukannya menjelaskan Rachel malah beranjak kekamarnya. Sunghoon tentu makin frustasi. Dihempasnya badannya ke sofa tempat dia dan Rachel duduk tadi.
Nafasnya sesak, amarahnya sudah memuncak. Tapi Sunghoon harus menahannya untuk tidak mengeluarkan amarahnya didepan Rachel.
Sesaat kemudian Rachel kembali. Dengan sedikit rasa ragu, Rachel memberikan map berwarna putih itu kepada Sunghoon.
"Kamu bakal tau jawabannya didalam sana Sunghoon"
"Ini apa?"
"Buka aja"
Ada firasat buruk saat Sunghoon mengetahui bahwa pada map itu terdapat logo rumah sakit. Sunghoon jelas sudah tau ada yang tidak beres.
Sunghoon membaca satu persatu kata yang ada didalam surat keterangan tersebut. Sedangkan Rachel masih menunduk didepannya, menahan bulir air mata yang akan jatuh tanpa dia kira.
"Chel.." Sunghoon menatap mata gadisnya. Memohon agar apa yang dibaca nya itu tidak benar. Berharap semua ini hanya mimpi dan Sunghoon akan segera bangun dari mimpi itu.
"Hah.. Serius kamu Chel?"
"Maafin aku karena gak berani kasih tau kamu"
"Sejak kapan Chel?"
"Beberapa minggu yang lalu"
"Seriously? Selama itu kamu nyembunyiin dari aku?"
"Maaf" Sunghoon menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa. Rasanya Sunghoon tidak punya tenaga untuk berdiri. Kakinya lemas.
Sunghoon tentu merasa bersalah. Ditambah lagi karena Sunghoon baru mengetahuinya setelah beberapa minggu Rachel berjuang sendirian.
Sunghoon berdiri dari duduknya. Mengambil tas yang ada disampingnya.
"Hoon?"
"Aku pergi"
Sunghoon pergi.
Dia benar - benar pergi.
Rachel paham Sunghoon pasti sangat marah. Tapi dia tidak bisa menunjukkan nya didepan Rachel. Maka Sunghoon memilih pergi darisana.
Rachel mengusap air matanya yang entah sejak kapan dia izinkan untuk keluar. Dada nya sesak tak tertahan.
Rachel merutuki kebodohannya.
"Seharusnya Sunghoon udah tau dari awal Rachel, lo bego banget"
---
Jay terperanjat saat Sunghoon tiba - tiba mengehempas pintu dorm mereka.
"Eh santai dong"
"Sst doi kaya nya lagi badmood" Ujar Jake menahan emosi Jay yang hampir meledak.
Jake melihat Sunghoon yang terus menunduk. Bahkan Sunghoon tidak seperti biasanya. Dia tidak mengeluarkan satu katapun sejak dia memasuki dorm mereka.
Dengan inisiatif nya, Jake mencoba mendekati Sunghoon. Takut terjadi apa - apa.
"Hoon"
Jake dapat melihat jelas Sunghoon menghapus air matanya.
"Hm" Jawab Sunghoon seadanya
"Ada masalah?" Sunghoon menggeleng sambil tangannya mengusap kasar wajahnya.
"Kalo ada masalah cerita sama gue"
Sunghoon belum menjawab, dia masih memegangi kepalanya yang pusing. Banyak pikiran bercampur aduk didalam sana.
Jake menoleh kearah Jay dan Heeseung yang duduk tidak jauh dari mereka.
"Kenapa?" Kata Jay tanpa suara. Jake hanya menggeleng karena memang dia tidak mengetahui apa yang terjadi pada Sunghoon.
Sunghoon tiba tiba berdiri dan melempar gelas yang ada didepannya.
Dengan sigap Jay langsung membantu Jake untuk menahan Sunghoon, sedangkan Heeseung membereskan pecahan gelas yang di hancurkan oleh Sunghoon.
"Lo kenapa sih? Jangan diem aja dong. Kita gak tau lo ada masalah apa" Sunghoon menghela nafasnya. Sepersekian detik, Sunghoon menangis.
Tiga laki - laki itu semakin dibuat bingung.
"Duduk dulu hoon, cerita ke kita lo ada masalah apa"
Beruntung di dorm hanya ada mereka berempat, jadi tidak ada yang bisa mendengar kegaduhan yang dibuat oleh Sunghoon barusan.
"Rachel"
Tiga orang itu langsung bertukar pandang. Menerka - nerka apa yang membuat Sunghoon menjadi seperti ini.
"Kenapa Rachel?"
"Dia ..
.. Sakit""Rachel sakit" ujar Sunghoon memperjelas kepada tiga sahabatnya itu
"Serius lo?"
"Lo kira gue bisa bercanda dalam situasi kaya gini?" Jake terdiam saat Sunghoon membalas ketus ucapan nya.
"Sorry, sakit apa?"
"Leukimia"
Jake, Jay dan Heeseung hanya bertukar pandang. Jay mengusap pundak sahabatnya ini.
"Gue baru dikasih tau hari ini, setelah beberapa minggu dia nahan sakit sendirian"
"Gue bego banget harusnya gue sadar dari awal"
"Rachel selalu nunjukin sisi ceria nya seperti biasa, dan itu bikin gue gak sadar kalo sebenarnya dia lagi gak baik - baik aja"
Belum ada yang berani menjawab kalimat Sunghoon. Mereka hanya diam sambil terus mendengarkannya.
"Harusnya gue gak ngebiarin dia nahan sakit sendirian. Gue bodoh banget"
"Bukan salah lo hoon, Rachel mungkin juga punya alasan kenapa dia gak ngasih tau elo" ujar Heeseung dengan hati - hati. Takut emosi Sunghoon malah meledak saat mendengar kalimatnya.
Untungnya Sunghoon hanya diam saja, maka Heeseung akan melanjutkan kalimatnya.
"Tugas lo sekarang cuma harus dampingin dia hoon. Jangan biarin dia sendirian. Gue tau dokter yang bagus buat ngawasin dan ngobatin Rachel. Percaya, Rachel itu cewek kuat, dia pasti sembuh"
Sunghoon hanya mengangguk, Heeseung lega karena Sunghoon menerima ucapannya.
"Gue bingung sekarang gue harus gimana. Kita bakal sibuk dengan persiapan konser, ditambah lagi konser nya bukan cuma di Korea. Mana bisa gue ninggalin dia sendirian?"
"Ada Yeji Hoon, atau lo mau kasih tau orang tua nya Rachel?" Sunghoon menggeleng
"Bukan hak gue untuk ngasih tau ke orang tua nya, biar Rachel aja yang kasih tau"
"Gue bakal suruh Ryujin buat pulang ke Korea. Biar Rachel ada temennya"
"Thanks Jay"
"Gapapa, Rachel pasti sembuh. Lo harus percaya itu"
[]
makin aneh gak sih?😭
btw btw btw, aku udah double up nih sesuai keinginan kalian jangan lupa vote sama komennya ya hihiw. sekalian promosiin siapa tau ada temen kalian yang mau baca HAHAHAHA. ngarep.
enjoy yall!❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
MY IDOL | Park Sunghoon
Hayran Kurgu𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐚𝐜𝐚𝐫 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐢𝐝𝐨𝐥 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧𝐥𝐚𝐡 𝐡𝐚𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧. 𝐭𝐚𝐤 𝐣𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐜𝐨𝐧𝐭𝐚𝐜𝐭-𝐚...