Beribu kata syukur telah keluar dari mulut laki - laki dengan tahi lalat khas di hidung nya.
Pun juga dengan kedua orang tua Rachel, serta teman - teman Rachel.
Untuk saat ini yang sedang didalam sana menemani Rachel adalah kedua orang tua nya. Karena yang diperbolehkan masuk ruangan hanya dua orang, dan Sunghoon rasa kedua orang tua nya lebih berhak untuk melihat kondisi anaknya. Walaupun rasanya Sunghoon ingin memberontak karena rindu yang sudah tidak tertahan di dada nya.
Sunghoon memandangi pintu ruangan itu berharap Rachel secepatnya dibawa keluar dari sana. Tapi kata dokter yang menangani nya, kondisi Rachel masih sangat lemah untuk dipindahkan ke ruangan rawat inap biasa. Jadi untuk saat ini Rachel masih berada diruangan ICU.
"Rachel udah sadar, jangan murung lo" ujar laki - laki yang satu tahun lebih tua dari pada Sunghoon, iya orang itu Heeseung
Sunghoon hanya mengangguk sambil terkekeh pelan.
"Kangen banget gue"
"Paham bro, biarin dia sama orang tua nya dulu"
Lagi, Sunghoon hanya mengangguk
"Rachel bakal sembuh dan balik lagi sama lo. Jangan sedih - sedih makanya, kalau disuruh makan jangan bandel. Mau lo Rachel liat keadaan lo kaya gini?"
Sunghoon menggeleng pelan. "Dia pasti jadi orang paling bawel yang marahin gue kalo tau ternyata gue gak makan, bahkan gak tidur"
"Tuh nyadar lo"
Sunghoon menyandarkan dirinya ke dinding sambil memejamkan matanya.
"Kalo lo sakit, Rachel pasti sedih. Makanya makan, tidur yang cukup. Lo percaya kan Rachel cewek kuat? Dia pasti bisa berjuang buat sembuh"
"Iya, thanks bang"
Heeseung menepuk pundak Sunghoon pelan lalu ikut bersandar.
Tak lama setelah Sunghoon memejamkan mata, dia harus terbangun lagi karena ada suara yang membangunkannya.
"Kenapa rik?" Katanya pada Riki - nama panggilan yang biasa dia khususkan untuk ni-ki.
"Tuh dipanggil papa nya kak Rachel"
"Eh iya?" Sunghoon segera mengusap wajahnya, mengumpulkan seluruh nyawa nya yang belum sepenuhnya sadar. Karena jujur Sunghoon terlelap barusan.
Dilangkahkan kakinya menuju ruangan yang disana ada Rachel dan kedua orang tuanya. Sunghoon belum berani melangkahkan kakinya kedalam, karena sesuai dengan perintah dokter, yang diperbolehkan masuk hanya 2 orang.
Tidak lama Sunghoon menunggu didepan pintu, kedua orang tua Rachel keluar dari ruangan itu.
"Loh mau kemana om? tante?"
"Kamu masuk dulu nak, Rachel pengen ketemu"
"Serius?"
"Iya, masuk ya. Ditungguin Rachel"
Senyum Sunghoon mengembang, Sunghoon memakai baju khusus sebelum masuk ke ruangan. Dirinya sudah tidak sabar karena rindu sudah memupuk di dada.
Sampai di dalam ruangan, Rachel menyambutnya dengan senyuman.
Demi Tuhan Sunghoon sangat merindukan senyuman itu.
Sunghoon mempercepat langkahnya agar bisa dengan cepat berada di dekat gadisnya.
"Aku tau kamu bakal sadar Chel" Gadis itu masih tersenyum, tidak melepaskan kedua netra nya dari Sunghoon
"Aku juga tau kalau kamu selalu nungguin aku"
Dua anak manusia itu kini hanya terdiam. Melepas rindu mereka hanya lewat tatap dan senyum yang sangat lebar.
Satu tetes air mata jatuh mengenai pipi Sunghoon. Cowok itu terkekeh pelan, lalu kembali menatap Rachel. "Masa aku nangis Chel"
"Peluk"
Tanpa perlu diminta dua kali Sunghoon memeluk Rachel erat. Melepas rindu kepada gadis yang sudah lama bersama nya.
"Jangan nangis, nanti ganteng nya ilang"
Sunghoon terkekeh didalam pelukan. "Aku nangis cuma buat kamu, jadi gapapa"
Cewek itu terkekeh lagi. "Lepas dong hoon, aku pengen liat muka kamu"
Sunghoon lalu mengindahkan permintaannya. Pelukan itu dia ganti dengan hanya menggenggam tangan Rachel sambil kedua netra nya tidak terlepas dari gadis itu.
"Kamu kurusan"
"Kamu pasti jarang makan, jarang tidur kan?" Sunghoon terkekeh, tebakan Heeseung seratus persen benar. Rachel menyadari perubahan pada dirinya.
"Jangan kaya gitu lagi, aku marah nih"
"Aku seneng dimarahin kamu"
"Aku gamau ketemu kamu lagi kalo kamu gamau makan"
"Iya iya sekarang kan udah mau, tapi makannya bareng kamu"
"Iya, yang penting kamu makan"
Kedua nya kini terdiam, larut dalam pikiran masing - masing. Sunghoon masih belum melepaskan genggamannya, pun juga Rachel yang sesekali merangkul tangan Sunghoon untuk masuk ke pelukannya.
"Aku pengen sembuh hoon" Sunghoon masih menatap gadis itu
"Aku pengen sembuh untuk kamu, untuk mama, untuk papa, untuk semua orang yang sayang sama aku"
Sunghoon mengangguk - angguk.
"Kamu pasti bisa sembuh, aku percaya kamu"
"Kamu tau diluar sana ada banyak orang yang nungguin kamu?" Lanjut Sunghoon
"Diluar ada siapa aja?"
"Ada banyak"
"Ada mama papa kamu, ada Ryujin, Gretta, ada Jay, Jake, bang Heeseung, Jungwon, Sunoo sama Ni-Ki. Mereka semua nungguin kamu Chel"
Gadis itu tiba - tiba saja tersenyum.
"Aku ngerasa disayang banyak orang"
"Emang kamu disayang banyak orang. Kamu orang baik sayang" Pipi Rachel memerah saat Sunghoon memanggilnya dengan sebutan 'sayang'
Sudah lama dia tidak mendengarkan kata itu. Entah kenapa itu terasa seperti hal baru bagi nya.
"Aku jadi pengen cepet - cepet keluar dari ruangan ini"
"Kamu bisa, harus selalu inget kalo aku selalu nunggu kamu. Aku selalu dukung kamu"
Gadis itu tersenyum lagi.
Ah indahnya jika Rachel bisa langsung sembuh tanpa harus melakukan pengobatan dan terapi yang menyakitkan baginya. Walaupun rasanya semua kebiasaan itu berat, perlahan sekarang Rachel kembali bersemangat karena Sunghoon.
Apapun yang cowok itu katakan, rasanya bisa menjadi semangat bagi Rachel untuk harus tetap hidup.
[]
hai aku kembaliii!
sorry pendek + gajelas soalnya aku buntu😭
KAMU SEDANG MEMBACA
MY IDOL | Park Sunghoon
Fanfic𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐚𝐜𝐚𝐫 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐢𝐝𝐨𝐥 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧𝐥𝐚𝐡 𝐡𝐚𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧. 𝐭𝐚𝐤 𝐣𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐜𝐨𝐧𝐭𝐚𝐜𝐭-𝐚...