01 - First Day, First Meet

5.9K 211 5
                                    

Hai, sebelumnya aku mau kasih info dulu. Ini ceritaku pernah aku publish di akun aku yang satunya. Kalau ada yang pernah baca atau apa, ini bukan hasil plagiat. Tapi ceritaku yang aku post ulang di sini. Dan di akun aku yang dulu juga udah aku unpublish, jadi sekarang cuma ada di sini.

Banyak pertimbangan kenapa aku pindah cerita ini ke sini, salah satunya agar kalian readers tercinta bisa baca ceritaku juga. 💛
Ini sebenarnya cerita lama, aku mulai nulisnya pas masih Senior High School atau pas SLTA. Baru aku berani publish tahun 2018 dulu. 🤭
Mohon maaf ya kalau ceritaku ini agak aneh atau bagaimana. Tapi aku harap kalian suka. 🤗

Yuk cuss ke part satu tanpa prolog segala wkwk.

Happy reading 💛

___

"Aduh gila, aku bisa telat kalo gini caranya."

Keisha, seorang gadis berusia tujuh belas tahun itu berlari setelah turun dari bus yang berhenti di halte.
Seragam SMA barunya yang tadi melekat rapi di tubuhnya kini berubah berantakan. Bukan karena dikeroyok warga, tapi dia berdesak-desakan di dalam bus tadi. Dan tubuhnya tergeser sana-sini. Jam-jam seperti ini bus memang biasa penuh.

Dia menunduk, menumpu kedua tangannya di kedua lututnya. Menarik napas dalam-dalam karena dia sangat memerlukan asupan oksigen. Dilihatnya gerbang sekolah di depannya kira-kira tinggal seratus meter lagi jaraknya.

Sebenarnya ini masih pukul tujuh kurang seperempat. Sekolah masuk jam setengah delapan pagi. Tapi bukan itu masalahnya. Karena dia adalah murid pindahan, di hari pertama dia harus bertemu dengan wali kelas yang telah ditunjuk oleh kepala sekolah ketika dia mendaftar dulu. Ya, Keisha harus menemuinya untuk menentukan kelasnya. Sesuai perjanjian mereka akan bertemu pukul tujuh pagi. Mengingat Keisha adalah murid pindahan, dia pasti akan diberi pengarahan oleh wali kelas barunya.

"Hah, sudah rapi lagi kan. Oke tinggal nemuin wali kelas."

Keisha hanya memasukkan bajunya saja. Karena terburu-buru dia menganggapnya sudah rapi dan bergegas ke ruang guru. Dia belum tau wali kelasnya itu laki-laki atau perempuan, tua atau muda atau setengah baya. Modal nekad akhirnya dia mengetuk pintu ruang guru dan mengucap salam.

"Silakan masuk!" Jawaban dari dalam.

Keisha masuk dan di ruangan itu terdapat dua orang sedang berbincang. Yang satu seorang wanita paruh baya, yang terlihat anggun dan berwibawa, yang satu lagi adalah seorang siswa laki-laki yang uh, mirip seorang artis luar negeri yang pernah Keisha lihat. Itulah yang terlintas di kepala Keisha saat sekilas melihatnya.

"Permisi Bu, maaf mengganggu waktu ibu. Saya Keisha Anastasia siswi pindahan. Saya ke mari untuk menemui wali kelas XI-C." Ucapnya sesopan mungkin.

"Oh Keisha Anastasia, kebetulan sayalah wali kelas XI-C, kelas yang akan kamu masuki. Panggil saja saya Bu Shavila. Silakan duduk dulu sebentar." Ucap Bu Shavila lembut dan beliau pergi ke mejanya.

Keisha duduk di samping siswa yang mirip artis Hollywood itu. Siswa itu memperhatikan Keisha dengan intens, dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Keisha sadar akan hal itu, namun saat dirinya menoleh ke arahnya, dia langsung memalingkan muka.

Bu Shavila telah kembali dengan membawa sebuah buku yang mirip dengan proposal atau makalah di tangannya.

"Ini contohnya, kamu bisa melihat-lihatnya dulu." Ucapnya seraya memberikan buku itu kepada siswa itu.

"Baik Bu, terima kasih. Kalau begitu saya permisi dulu." Ucapnya setelah menerima buku dari Bu Shavila.

Siswa yang mirip artis Hollywood itu berlalu melewatinya. Setelah siswa itu keluar, Keisha langsung teringat mimpinya semalam. Mimpinya menjadi kenyataan, bukan bertemu dengan artis Hollywood-nya langsung, tapi bertemu dengan seseorang yang mirip dengan artis itu. Keisha refleks menyentuh dada sebelah kirinya, jantungnya tiba-tiba berdetak cepat. Pertanda apakah ini? Batinnya.

Keisha for KelvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang