19 - Hentikan atau Lanjutkan

1.5K 81 7
                                    

Selamat membaca 💛

___

Kelvin terduduk di salah satu bangku koridor rumah sakit. Satu tangannya masih memegang infus yang dia bawa. Dilihatnya punggung tangan kirinya yang dimasuki selang infus. Dia tersenyum miring lalu menarik paksa selang infus itu dari punggung tangannya. Darah keluar mengucur, namun dia hanya tersenyum sinis menatapnya. Faktanya dirinya sekarang merasa sakit dalam hati, sakit punggung tangan maupun bekas tembakannya tidak ada apa-apanya dibandingkan sakit hatinya.

Kelvin mendesah kecil, mendongakkan kepalanya menatap langit-langit rumah sakit. Dia sendiri bingung kenapa begitu. Hanya melihat gadis itu dalam dekapan laki-laki lain. Hatinya seperti dihancurkan. Entah sejak kapan Kelvin memiliki rasa sialan itu. Padahal dulu dia hanya ingin bermain-main dengan gadis polos itu. Dan malah berakhir dirinya yang seperti dimainkan.

"Sialan."

Kelvin mengumpat dan meremas rambutnya dengan satu tangannya yang bebas. Terlihat frustasi. Dia berpikir bahwa memiliki gadis itu sangat mudah. Tapi ternyata sebaliknya. Belum ancaman musuh-musuhnya terhadap Keisha. Kini dia juga memiliki saingan yang mana dia lebih lama kenal dengan Keisha.

"Arghh.." Kelvin mengerang merasa punggung tangannya sedikit terasa perih. Ditambah darah yang masih mengalir dan jatuh ke lantai putih itu.

"Lo gila apa gimana?" Tommy yang tiba-tiba datang membuat Kelvin menoleh.

"Apa urusan lo?" Tanya Kelvin sinis.

"Njir lo kok songong? Gak tau kondisi lagi kayak gitu juga." Tommy mendekati Kelvin dan mengajaknya berdiri.

"Bukan urusan lo." Kelvin mengalihkan wajah dari Tommy.

Tommy melirik punggung tangan Kelvin yang mengeluarkan darah. Dia berdecak kecil dan menatap sepupunya itu. Sepupunya memang benar-benar keras kepala. Dia sendiri tidak habis pikir kenapa Kelvin melakukan itu.

Tommy memperhatikan ekspresi Kelvin yang seperti menahan sakit. Wajahnya juga memucat.

"Balik ke ruangan lo yuk! Gak mau gue harus gendong lo kalau lo pingsan." Tommy akhirnya memaksa Kelvin berdiri.

Tak seperti dugaan, Kelvin menurut dan mengikuti Tommy yang memapahnya. Sepertinya dirinya memang sudah tidak kuat untuk duduk dan keras kepala.

Tommy membaringkan Kelvin di ranjang rumah sakit. Bisca yang mengetahui itu panik dan langsung memanggil dokter dan perawat untuk mengecek keadaan Kelvin.

Saat dokter dan perawat sampai, Tommy dan Bisca keluar ruangan. Membiarkan dokter dan perawat bekerja.

"Si anjir kenapa Kak?" Tanya Tommy kemudian.

"Aku juga gak tau, dia tadi pamitnya mau jenguk Keisha. Malah ngilang, aku susul ke sana gak ada. Keisha dan Nicko juga gak tau." Cerita Bisca.

"Hmmm. Apa terjadi sesuatu." Ucap Tommy sambil berpikir.

___

Nicko mematikan sambungan telepon di ponselnya. Meletakkan kembali ponselnya ke dalam saku celana dan menoleh ke arah Keisha.

"Gimana?" Tanya Keisha, tahu bahwa yang menelepon Nicko adalah orang tuanya.

Orang tuanya pasti khawatir, sejak kemarin Keisha tidak pulang dan juga tidak memberi kabar. Ponsel dan tas Keisha hilang entah di mana, mungkin tertinggal di gudang tempat dia disekap kemarin.

"Aman, sepertinya Kelvin udah bohong sama om dan tante. Dia bilang lo nemenin Bisca. Tapi gue tadi bilang kalo tadi pagi gue sama lo jatuh dari motor pas kita berangkat sekolah. Bilang kalau kita di rumah sakit tapi udah mau pulang." Jelas Nicko.

Keisha for KelvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang