22 - The Reason

969 73 7
                                    

Warning Content! ⚠️🔞

Angst, Character Death, Toxic Relationship, Suicidal Thought, Rape, Explicit Sex, Drugs, etc.

Beberapa adegan yang terkandung dalam cerita tidak patut untuk dicontoh.
Mohon bijak dalam memilih bacaan!

Terima kasih dan selamat membaca. ^^

...

Part sebelumnya...

"Aku perlu alasan buat menerima permintaan maafmu. Jadi jelaskan padaku kenapa kamu melakukan itu padaku." Ucap Keisha terdengar serius.

Kelvin menatap dalam pada kedua manik mata Keisha. Bibirnya berkedut entah hendak mengucapkan apa.

"Jadi, apa alasanmu?" Tanya Keisha lagi.

___

Kelvin mengubah posisinya menjadi berbaring terlentang lagi. Dia belum siap untuk mengungkapkan masa lalunya pada Keisha. Bagaimana pun, menceritakan hal itu sama saja membuka luka lama. Menceritakan hal itu, sama saja mengingat kembali kisah hidup yang ingin dia lupakan dan pendam dalam-dalam.

"Sorry. Aku belum bisa." Ucap Kelvin lirih yang masih bisa didengar oleh Keisha.

Keisha tersenyum getir, berpikir jika Kelvin belum bisa untuk dipercaya.

"Oke." Jawab Keisha singkat.

Kelvin mendengar nada kecewa pada suara Keisha. Lalu dia berbalik miring menghadap sang gadis lagi. Namun Keisha enggan menatap matanya.

"Aku hanya belum siap menceritakan hal buruk dari bagian kisah hidupku. Itu rasanya menyakitkan." Ucap Kelvin jujur.

"Kalau gitu, jangan diceritain dulu. Tapi, apa gak bisa cukup buatku lega dengan kasih tahu alasannya? Dan membuatku merasa memang aku satu-satunya?" Tanya Keisha seraya mengusap sisi pipi Kelvin.

Keisha memang kecewa, namun dirinya mencoba memahami Kelvin. Keisha juga punya kenangan buruk, dan dia juga sulit untuk mengatakan pada seseorang. Itu membuatnya kembali mengingat rasa sakitnya.

Kelvin tersenyum melihat sikap Keisha. Gadis di depannya ini cukup dewasa untuk berusaha mengertinya. Berusaha untuk tidak memaksanya bercerita.

"Aku, sebenernya aku punya dendam dengan Siska. Pada keluarganya." Ucap Kelvin pada akhirnya.

"Dendam masa lalu. Rasanya sangat sulit untuk melupakan hal itu. Aku hanya ingin memberinya sedikit pelajaran. Itu aja."

Kelvin menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Keisha. Menghirup aroma menenangkan dari tubuh Keisha. Membuatnya lebih tenang untuk bercerita.

"Aku gak pernah serius sama cewek selain kamu. Awalnya juga aku cuma ingin main-main denganmu. Tapi kamu memiliki pesona yang berbeda. Hingga akhirnya aku benar-benar jatuh cinta."

Keisha masih setia mendengarkan ucapan Kelvin. Diusapnya lembut belakang kepala Kelvin. Membiarkan Kelvin bercerita dan mengalir semestinya.

"Aku memang bukan cowok baik-baik. Jadi kamu pasti tahu dan bisa membayangkannya. Tapi untuk hal serius, aku cuma sama kamu."

Keisha mengangguk dan mendekap Kelvin erat. Meski tak melihat wajah Kelvin, ia bisa merasakan kalau perkataan Kelvin tulus.

"Aku sama Siska bener-bener gak ada rasa suka. Malah kebencian yang mendominasi. Soal tadi, aku hanya memuaskannya. Tapi dia tidak pernah memuaskanku. Rasanya tidak senikmat dirimu. Percayalah, setelah aku mengenalmu, setiap wanita yang tidur denganku rasanya hambar. Terkadang aku jengkel karena malah inget kamu terus." Ucap Kelvin lalu mengecup leher Keisha pelan.

Keisha for KelvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang