33 - Surat dari Siska

684 75 20
                                    

Selamat membaca 💛

___

Keisha berlari ke arah jalan raya dan menyetop taksi. Ia segera masuk ke dalam sebelum Kelvin berhasil mengejarnya. Hati Keisha terasa sakit melihat pemandangan di hadapannya barusan. Tapi ia sendiri merasa tak pantas jika harus cemburu. Mungkin saja Kelvin memang sudah lelah dengan dirinya. Ditambah lagi saat hubungan mereka berjalan dengan baik, ibunya malah membencinya.

Beberapa hari lalu mereka berjanji untuk saling menjaga dan melindungi. Namun tekanan demi tekanan yang mereka hadapi sangatlah besar. Mereka juga baru remaja usia belasan. Keisha rasa bisa memaklumi jika Kelvin lelah.

Taksi yang ditumpangi Keisha melaju, namun seketika berhenti mendadak saat seorang laki-laki menghadangnya. Kepala Keisha hampir terantuk sandaran kursi di depannya jika ia tak berpegangan dengan kuat.

Mata Keisha melotot, begitu juga sang supir yang masih terkejut. Laki-laki itu mendekat ke arah pintu mobil dan membukanya. Ikut masuk ke dalam, duduk di sebelah Keisha.

"Jalan, Pak." Ucap Kelvin telah menutup pintu mobil.

Wajah Keisha memucat. Ia beringsut ke samping agar tak begitu dekat dengan Kelvin. Laki-laki di sebelahnya ini sangat nekat. Hampir saja tertabrak taksi yang ia tumpangi.

Taksi berjalan dengan normal. Sang supir mengikuti arahan Kelvin ke mana mereka ingin diantar.

"Sebaiknya dengarkan penjelasan dulu daripada pergi begitu saja. Itu bukan solusi." Ucap Kelvin dengan suaranya yang berat.

Keisha hanya menunduk tak membalas. Mungkin memang dirinya salah pergi begitu saja. Namun ia merasa tak tahan jika terus di sana. Apalagi bicara dengan Kelvin. Hatinya sudah cukup merasakan perasaan campur aduk. Bahkan sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.

Selama perjalanan mereka hanya diam. Kelvin tak lagi bicara, pun tak memaksa Keisha membalas ucapannya. Ia akan bicara setelah sampai pada tempat tujuan.

Sang supir menghentikan mobilnya di halaman apartemen Kelvin. Setelah Keisha membayar, supir itu langsung berputar balik meninggalkan mereka.

Kelvin menarik tangan Keisha mengajaknya masuk. Keisha hanya diam menurut dan mengikuti langkah Kelvin.

Sesampainya di dalam apartemen, Kelvin mendudukan tubuh Keisha di sofa. Lalu Kelvin berlutut di depannya, menghadap gadisnya. Satu tangannya yang memegang amplop cokelat ia letakkan di sebelah Keisha.

"Kamu gak kangen aku?" Tanyanya sambil menatap dalam manik mata Keisha.

Lagi-lagi Keisha hanya diam. Bibirnya sedikit bergetar namun tak mengatakan sepatah kata pun.

"Kamu masih gak mau jawab?" Tanya Kelvin lagi.

Mengetahui Keisha terus saja diam, Kelvin memeluk pinggang gadisnya. Meletakkan kepalanya di paha Keisha. Tak apa Keisha tak bersuara, asalkan ia tak menolak perlakuannya.

"Aku kangen banget sama kamu, aku gak nyangka juga kamu nekat datang ke kantor polisi. Padahal kondisimu lagi gak baik." Ucap Kelvin seraya tersenyum kecil.

Ia benar-benar merindukan gadisnya itu. Padahal semalam ia baru saja dengannya, tapi rasanya beberapa jam terpisah sangatlah lama.

Rindu.

Mungkin bukan soal lama tak bertemu, tapi ia rindu bermesraan dengan gadisnya. Ia rindu bermanja dan tertawa bersama kekasihnya. Setelah banyaknya peristiwa yang terjadi, ia hanya ingin memeluk Keisha. Ia butuh ketenangan. Dan itu ia dapat dari Keisha meskipun gadis itu tak banyak bicara. Gadis itu juga bukan tipe yang pandai merangkai kata-kata. Tapi melihatnya di dekatnya dan baik-baik saja itu sudah cukup melegakannya.

Keisha for KelvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang