03 - New Friends

1.5K 109 0
                                    

Happy reading 💛

___

Part sebelumnya.

Plaak!

"Brengsek." Keisha menatap tajam kedua mata Kelvin yang memasang muka tidak berdosa. Pipinya sedikit merah akibat tamparannya.

"Itu foto mendiang saudara kembarku." Ucap Keisha dengan mata berkaca-kaca.

___

Keisha membanting ponselnya ke arah Kelvin. Dia terlihat sangat marah. Dia membalikkan badannya dan pergi keluar kelas. Bahkan dia tidak mempedulikan panggilan dari Navika. Dia muak dengan Kelvin yang membuat harinya menjadi sangat berat. Pertama kalinya dia diperlakukan begitu oleh seorang laki-laki, apalagi yang baru dikenalnya.

"Elo sih Vin. Keterlaluan juga lo sampe segitunya sama Keisha." Navika menatap Kelvin jengkel.

"Gak usah ikut campur." Sahut Kelvin judes.

"Brengsek, dia temen gue sekarang." Navika melempar buku yang ada di hadapannya tepat mengenai muka Kelvin. Kini wajahnya sudah terkena serangan dua kali berturut-turut.

Navika lalu pergi keluar mengejar Keisha. Navika sudah tau sikap Kelvin di sekolah. Hampir satu kelas jadi korbannya kecuali dirinya. Ya karena dirinya sukanya sama Tommy bukan Kelvin. Entah daya tarik apa yang membuat para siswi tergila-gila padanya. Padahal juga Thomas, Tommy, dan siswa popular lainnya tidak kalah keren dari Kelvin. Tapi lagi-lagi entah dari sekian siswa populer di sekolah yang menempati posisi puncak tetap si Kelvin.

Di lain sisi, Keisha sedang terduduk di bawah pohon taman sekolah. Dia menangis, bahunya tergoncang karena isakannya. Dipeluknya kedua lututnya dan dia menundukkan kepalanya.

"Hari yang berat bagimu sepertinya." Keisha mendongakkan kepalanya. Terlihat Tommy sedang berdiri di hadapannya dengan kedua tangan di dalam saku celananya.

Keisha tersenyum paksa, diusapnya air mata yang mengalir di kedua pipinya. Menggeser posisi duduknya, memberikan tempat untuk Tommy.

"Aku udah nangis dua kali." Ujar Keisha jujur.

"Dan semuanya karena Kelvin." Sambung Tommy dan diangguki oleh Keisha.

"Mau roti?" Tommy mengeluarkan sebungkus roti dari saku celananya.

"Terima kasih." Keisha menerimanya. Jujur memang dia lapar, sudah waktunya makan siang dan emosinya benar-benar diuji oleh Kelvin.

"Sama-sama. Jadi apa yang dilakuin Kelvin padamu?" Tanya Tommy kemudian.

"Dia mengganti wallpaper handphone-ku dan menghapus foto-foto cowok yang ada di galeri. Padahal itu foto-foto mendiang saudara kembarku. Aku gak punya salinannya." Cerita Keisha sedih. Tommy masih mendengarkan.

"Dia meninggal satu setengah tahun yang lalu, saat kami mau mendaftar ke SMA. Meski dia cowok, tapi dia memiliki fisik yang lemah. Dia sakit-sakitan, dan akhirnya dia meninggal." Keisha mengenang mendiang saudara kembarnya.

"Maaf aku jadi bercerita padamu." Keisha menyadari dirinya telah berbicara banyak pada teman yang baru dikenalnya itu.

"Gak masalah, gak usah sungkan. Kan kita teman." Tommy mengusap puncak kepala Keisha lembut.

"Btw, maafin Kelvin ya. Mungkin dia udah bertindak bodoh, tapi aku tau pasti dia menyesal." Tambahnya.

"Kamu gak perlu minta maaf kok, bukan salahmu." Keisha masih merasakan usapan di puncak kepalanya.

"Kelvin sepupuku, anggap aja aku mewakili dia." Tommy menarik tangannya yang tadi mengusap puncak kepala Keisha.

"Sudah kuduga kamu orang baik." Keisha tersenyum pada Tommy.

Keisha for KelvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang