27 - Cinderella

752 74 6
                                    

Selamat membaca 💛

___

"Mau menginap di sini?" Tanya Kelvin pada Keisha yang tengah memasak untuk mereka.

"Kayaknya iya, Ayah sama Ibu belum pulang. Dan aku merasa agak takut sendirian. Masih kepikiran video itu juga." Sahut Keisha, mengaduk sup ayam yang ia masak.

"Nakal ya sekarang." Kelvin berjalan mendekat ke arah Keisha, menghirup aroma sup yang menjadi favoritenya. Kelvin yang meminta Keisha untuk memasak sup ayam itu lagi.

"Aku udah gede, Vin. Tujuh belas tahun." Sahut Keisha cepat.

"Ohh udah gede." Goda Kelvin sambil memeluk Keisha dari belakang.

"Jangan mulai, atau nggak aku masakin nih." Ancam Keisha karena kesal dengan tingkah kekasihnya.

"Masih marah-marah gini kok ngaku udah gede." Kelvin menggigit daun telinga Keisha, membuat Keisha berjengit, merasakan desiran aneh pada tubuhnya.

"Karena kamu ngeselin." Keisha menepuk tangan Kelvin yang memeluknya.

"Oke-oke." Kelvin mengalah, mengendurkan pelukannya dan beralih ke sisi Keisha. Melihat masakan kekasihnya.

"Soal videonya, udah beres. Kak Theo sudah berhasil menghapus itu. Dan Leo juga Nicko udah gak punya salinannya. Jadi kamu udah aman, tinggal memperbaiki keadaan aja." Ucap Kelvin pada Keisha.

Keisha menghela napas lega. Setidaknya ia tak perlu was-was jika video itu sampai pada orang tuanya.

"Hati-hati sama Nicko, kalau perlu jauhi dia. Gak maksud apa-apa, itu semua demi kebaikanmu." Ucap Kelvin kemudian.

Keisha mengangguk sebagai jawaban. Bagaimanapun, dirinya tak mau lagi berurusan dengan Leo. Leo membuatnya trauma, dan Nicko adalah adiknya. Bukan itu intinya, yang jadi masalah adalah Nicko bersekutu dengan Leo.

"Kamu mandilah, nanti gantian sama aku." Ucap Keisha setelah beberapa saat mereka saling diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Mandi bareng aja." Ucap Kelvin santai.

"Gak akan kelar-kelar nanti." Balas Keisha yang kini tengah menggoreng sosis.

"Ya..ya..ya..." Balas Kelvin malas namun juga menuruti perkataan Keisha.

Keisha menyiapkan makanan ke meja makan seperti sebelumnya. Tapi kali ini Keisha hanya menaruh dua piring dan dua gelas untuknya dan Kelvin. Untung dia sering belajar masak dan memerhatikan ibunya. Jadi dia tak perlu repot-repot belajar masak dari sosial media.

Kelvin tiba dengan hoodie dan celana selututnya. Aroma maskulin menguar dari tubuhnya, tanda ia selesai mandi.

"Wahh, pas nih." Ucap Kelvin lalu duduk di kursi meja makan.

"Aku mandi dulu kalau gitu ya." Ucap Keisha pada Kelvin.

"Gak makan dulu aja?" Tanya Kelvin.

"Malu dong sama kamu yang udah wangi, kalau kamu keburu lapar, makan duluan gak pa-pa." Sahut Keisha sambil meletakkan teko berisi air mineral di atas meja.

"Padahal kamu udah wangi kok." Gumam Kelvin.

"Sabar, ciying." Ucap Keisha dibuat-buat, menunduk lalu mengecup singkat dagu Kelvin.

Kelvin terkejut dengan perlakuan Keisha, namun ia menikmatinya. Melihat gadisnya yang kini berdiri normal, sambil mengedipkan sebelah mata padanya. Membuat Kelvin geleng-geleng kepala.

"Lebay." Ucap Kelvin.

"Kamu yang ngajarin." Sahut Keisha lalu berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh.

Keisha for KelvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang