14 - Nicko Sakit

935 82 2
                                    

Yeay double up 💛
Selamat membaca 🤗

___

Keisha mengerjap-ngerjapkan kedua matanya tanda dia terjaga. Dia terkejut dengan pemandangan di depannya, dada bidang Kelvin, namun dia memilih untuk tidak berteriak dan melepaskan diri dari dekapan erat Kelvin. Keisha buru-buru bangkit dari tempat tidur dan berusaha untuk tidak membangunkan seorang bad boy yang tengah tertidur pulas bagai baby boy tersebut. Keisha tersenyum geli ketika melihat Kelvin yang biasa dikenal dengan bad boy kini menjadi seperti baby boy di hadapannya.

Setelah beberapa saat memandangi Kelvin, akhirnya dia keluar dari kamar Kenzo dan berjalan menuju dapur. Di sana ibunya sedang menyiapan bahan-bahan untuk memasak sarapan.

"Tumben kamu nggak bangunin Ibu semalem. Tidur nyenyak, Sayang?" Tanya Ibu Keisha lalu mencium kening anak gadisnya. Ya, kebiasaan Keisha saat hujan lebat disertai petir adalah pergi ke kamar kedua orang tuanya atau minta ditemani. Dan saat Kenzo masih hidup, tentu saja Keisha memilih untuk tidur bersama Kenzo.

"Enggak, Bu. Kemarin Keisha kecapekan makanya semalem tidur pulas." Bohong Keisha.

"Bagus lah kalo baby girl Ibu udah nggak manja lagi."

"Aih, Keisha udah gede, Bu."

Keisha beranjak ke kamar mandi di sebelah dapur untuk mencuci muka sebelum membantu memasak sarapan. Ini baru jam lima pagi, dan Keisha memang terbiasa bangun pagi dan membuat sarapan dengan ibunya.

Selesai mencuci muka, Keisha membantu memotong sayuran yang akan dibuat menjadi sup. Sementara Bu Kina tengah menggoreng ikan dan daging ayam.

"Semalem, ketemu sama Nicko di mana?" Tanya Bu Kina kemudian.

"Di taman, Nicko bersikeras gak mau pulang sebelum aku temuin."

"Dia memang keras kepala dari dulu, mirip mendiang kakakmu." Kenang Bu Kina.

"Itu sebabnya mereka sangat dekat." Timpal Keisha lalu tersenyum mengingat betapa eratnya persahabatan Kenzo dan Nicko dulu. Malahan mereka berdua lebih terlihat seperti anak kembar daripada Kenzo dengan dirinya.

"Hah andai Kenzo masih ada." Mata Bu Kina berkaca-kaca.

"Bu awas loh ikannya gosong." Seru Keisha mengalihkan topik. Dia sedikit trauma jika ibunya tengah mengingat kakak kembarnya itu. Dia hanya belum siap menghadapinya lagi.

"Nggak dong, Ibu kan jago goreng ikan." Sangkal Bu Kina.

"Ayah lebih jago loh." Pak Harry yang sesungguhnya sejak tadi memperhatikan mereka, akhirnya bersuara.

"Jago bikin gosong sih iya." Celetuk Keisha dan dibenarkan oleh Ibunya.

"Gak dong. Eh ayah udah ada dua calon menantu nih. Kira-kira nanti bakal terpilih yang mana ya.." Ucap Pak Harry dengan ekspresi berpikir.

"Ih ayah apaan sih." Sahut Keisha yang mengetahui maksud dari Ayahnya. Hal itu mengingatkan Keisha dengan kejadian semalam yang sukses membuat jantungnya berdetak kencang dan kedua pipinya memanas.

"Hush, Keisha masih sekolah. Jangan mikir menantu dulu ah, Yah." Bu Kina membela Keisha.

"Tuh Yah, bener kata Ibu." Ucap Keisha sambil memasukkan potongan-potongan sayuran ke dalam panci kecil yang berada di atas kompor.

"Tapi kalo calon menantunya ganteng-ganteng gitu sih, Ibu juga gak keberatan kamu cepet-cepet nikah." Kalimat lanjutan ibunya membuat Keisha memutar kedua bola matanya.

"Nah Bu, kalo ibu pilih mana? Nak Kelvin apa Nak Nicko?" Ayah Keisha merasa ditanggapi dan semakin asyik mengobrol.

"Nak Kelvin ganteng, cakep, keren, kaya, baik. Nak Nicko juga sama. Duh ibu jadi bingung deh milih mana, Yah." Oceh Bu Kina.

Keisha for KelvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang