09 - Jebakan

1.2K 91 0
                                    


Selamat membaca ❤️

___

Tommy menghentikan mobilnya di depan rumah Keisha. Semalam setelah teleponnya tidak diangkat, dia mengirim pesan pada Kelvin. Menanyakan keadaannya, tapi Kelvin justru membalas agar Tommy menjemput Keisha besok. Tommy tahu Kelvin sebenarnya khawatir dengan Keisha. Dan setidaknya dia merasa lega Kelvin dapat membalas pesannya.

Tommy bersama Thomas keluar dari mobil menuju kedai Keisha. Di sana Ayah dan Ibu Keisha sedang mempersiapkan kedainya.

"Permisi Bu, Pak. Keisha ada?" Tanya Tommy.

"Wah Nak Tommy, Nak Thomas. Maaf aja nih, Keisha udah berangkat sama Nak Nicko." Balas Pak Harry.

"Gitu ya, ya udah Pak. Oh iya, soal semalem kami minta maaf ya Pak, Bu." Tommy merasa bersalah.

"Tidak apa-apa. Tapi lain kali tolong jangan biarkan Keisha sendirian lagi ya." Pesan Bu Kina.

"Iya Bu, kami janji." Sahut Thomas.

"Kalau gitu kami permisi dulu ya, Pak, Bu. Keburu telat." Pamit Tommy.

"Kalian gak sarapan dulu? Udah mateng loh." Tawar Pak Harry.

"Wah, mungkin lain kali lagi Pak." Jawab Tommy.

"Kami permisi."

___

Keisha nampak senang mengetahui bahwa Nicko satu sekolah lagi dengannya. Nicko adalah temannya dan Kenzo sejak masih sekolah dasar. Waktu SMP Nicko pindah sekolah ke Singapura, ikut kakek dan neneknya. Meski begitu mereka masih sering bertemu, saat liburan Nicko pulang ke Indonesia. Namun ketika kematian Kenzo, Keisha memilih tinggal di rumah neneknya dan mereka tidak bertemu lagi. Sampai akhirnya mereka bertemu lagi sekarang.

"Lo senyum-senyum mulu dari tadi." Komentar Nicko yang masih fokus menyetir pada Keisha yang berada di sampingnya.

"Seneng aja, akhirnya kita ketemu lagi. Ah andai Kenzo masih ada, pasti dia juga seneng kamu balik ke sini lagi." Jawab Keisha.

"Hmm, dia pasti seneng liat kita dari atas sana." Nicko tersenyum lembut menatap ke arah Keisha.

"Kenapa kamu pindah? Kangen aku ya?" Goda Keisha.

"Kayaknya gitu. Gue kan cinta mati sama lo." Jawab Nicko jujur.

Sebenarnya Nicko memang sudah mengungkapkan perasaannya pada Keisha satu setengah tahun lalu, waktu kelulusan SMP sebelum Kenzo meninggal. Namun Keisha menolaknya. Bukan apa-apa, Keisha rasa mereka lebih cocok untuk berteman saja.

"Aish kamu masih sama aja. Ngomong-ngomong, kenapa semalem kamu bisa di plaza?" Keisha mengalihkan topik.

"Kebiasaan mengalihkan topik." Komentar Nicko.

"Ih jawab pertanyaanku!" Kata Keisha.

"Mungkin gravitasinya, saat lo butuh gue ada." Nicko mengedipkan sebelah matanya pada Keisha.

"Terserah kamu deh." Keisha mengalihkan wajahnya ke jendela mobil. Kepikiran keadaan Kelvin semalam.

Setelah menempuh perjalanan beberapa waktu, Keisha dan Nicko sampai di sekolah. Mereka pun berjalan ke kelas masing-masing. Namun Nicko bilang dia akan menemui wali kelas seperti dirinya dulu. Pantas saja dia menjemputnya pagi-pagi sekali tadi.

Saat Keisha memasuki ruang kelasnya, di sana masih sepi belum ada orang. Lantai kelasnya masih kotor belum dibersihkan dan papan tulis juga masih penuh dengan tulisan. Keisha mengambil penghapus dan menghapus tulisan spidol di papan tulis. Meski dia tidak sedang piket, lebih baik dia membantu daripada tidak melakukan apa-apa.

Keisha for KelvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang