05 - Welcome to My Game

1.6K 101 6
                                    

Happy Reading ^^

___

Keisha membantu ibunya menyimpan bahan-bahan untuk membuat masakan ke dalam kulkas. Mereka baru saja pulang dari super market malam ini.

"Sayang, yang ngedandanin kamu kayak tadi siapa sih?" Tanya ibunya.

Ibunya Keisha tentu saja terkejut melihat penampilan anak gadis semata wayangnya pulang dengan make up mencolok seperti tadi. Seumur-umur dia baru melihat Keisha dandan menor. Beliau tidak pernah mengajarkan anaknya seperti itu.

"Temen iseng aja Bu, gak penting juga." Keisha tidak mau membahas lagi. Dia sebal dengan Kelvin. Membuat wajahnya nampak aneh, apalagi saat eye liner dia luntur karena menangis tadi.

"Lain kali jangan mau, Ibu suka kamu yang imut gini." Ibu Kina adalah nama dari ibunda Keisha, Kina Kalisha. Beliau mencubit pipi Keisha sedikit keras dan membuatnya meringis.

"Iya Bu."

Keisha menyelesaikan kegiatannya dan berjalan ke ruang televisi. Ayahnya sedang duduk menonton pertandingan sepak bola, beliau pecinta bola. Ayah Keisha bernama Harry, Harry Wiguna.

"Jagoan Ayah menang?" Keisha duduk di samping ayahnya dan mencomot keripik singkong yang ada di meja.

"Belum nih, masih imbang kosong-kosong. Mau taruhan gak Sha?" Ucapnya dengan kedua mata masih terfokus ke layar televisi 41 inch itu.

"Jangan mengajari anakmu berjudi, Yah." Sahut Bu Kina yang muncul dari dapur dengan nampan berisi kue yang dibeli tadi dan tiga cangkir teh hangat.

"Tau tuh Ayah." Sungut Keisha. Selain itu dia juga tidak begitu suka sepak bola, sehingga tidak tau tim mana yang tangguh yang bakal menang.

"Bercanda doang kok Bu." Kali ini Pak Harry mencomot kue yang baru saja diletakkan di meja.

"Gimana sekolahnya?" Tanya Ayah Keisha kemudian.

"Menyenangkan Yah, temen Keisha baik-baik kok. Ada Tommy dan Navika yang baik banget."

Sebenarnya Keisha ingin berkata,"Sangat menyedihkan Yah, pertama bertemu Keisha sudah dijadikan pelayan oleh teman sekelas, foto Kenzo (kembaran Keisha yang telah meninggal) dihapus, dan tadi Keisha disiram air lemon dan dikecup pipinya oleh Kelvin menyebalkan."

Wajah Keisha langsung memerah saat mengingat Kelvin mengecup singkat pipinya tadi siang. Dia menyentuh sebelah pipi yang dikecup Kelvin tadi. Tiba-tiba jantungnya berdegup lebih cepat.

"Oh Navika yang kemarin ya, dia memang keliatan baik." Timpal Bu Kina.

"Iya, Bu. Keisha tidur dulu ya. Agak capek nih. Ayah juga, good night." Keisha menyeruput teh hangat buatan ibunya lalu berlari ke lantai atas, ke kamarnya.

"Iya Sayang, mimpi indah." Sahut Ayah dan Ibunya hampir bersamaan.

Keisha sengaja pergi ke kamar karena dia tidak mau menunjukkan wajah memerahnya pada kedua orang tuanya. Sebenarnya dia hanya belum siap jika diinterogasi oleh mereka. Kedua orang tuanya sangat protektif padanya, jadi setiap saat mereka akan terkesan sangat ingin tahu privasi putrinya.

Keisha berbaring di kasur dan membenamkan diri pada selimut pink tebalnya. Dia mengingat kejadian tadi siang, di mana dia meninju lengan Kelvin dan lengannya mengeluarkan darah. Keisha yakin tinjunya sangat pelan dan tidak mungkin menimbulkan luka seperti itu. Jujur meski Kelvin sudah kurang ajar karena mincium pipinya tanpa izin, dia menjadi sedikit khawatir padanya. Hanya sedikit khawatir saja.
Keisha memejamkan matanya, membayangkan apa yang dilakukan Kelvin setelah lari darinya. Akankah dia kesakitan? Dia benar-benar ingin melihat lukanya. Dan ingin bertanya kenapa. Dia menggelengkan kepalanya dan memejamkan matanya sampai dia benar-benar terlelap.

Keisha for KelvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang