35 - Nicko Pergi

609 72 20
                                    

Beri komentar yang menarik, biar aku pertimbangkan buat triple up wkwk. Jangan lupa vote-nya ya 💛


Selamat membaca 💛

___

Kini Keisha dan Kelvin sedang berada di tepi danau dulu tempat Keisha pernah dijebak oleh Siska. Sepulang sekolah, Kelvin mengajaknya berkencan berdua. Keisha setuju, namun dirinya tak ingin pergi ke tempat ramai. Ia juga tak ingin ke bioskop. Dan si sinilah mereka.

Keisha duduk di sebuah kursi kayu yang cukup panjang. Menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Melihat pemandangan air yang menyejukkan mata. Tempat itu terdapat beberapa orang, tapi tak ramai dan bising. Beberapa orang juga hanya duduk dan menikmati pemandangan.

Kelvin meletakkan kepalanya di paha Keisha. Posisi tidur miring menatap danau juga. Tangan Keisha mengusap-usap rambut lembut dan lebat milik Kelvin. Terasa sangat damai.

"Untuk pertama kalinya kita kencan begini kan?" Tanya Kelvin.

"Iya." Jawab Keisha sambil tersenyum kecil. Merasa bahagia.

"Kamu seneng?" Tanya Kelvin lagi.

"Seneng dong." Ucap Keisha yakin.

Kelvin tersenyum kecil. Kemudian memejamkan kedua matanya. Ia bahkan tak pernah berpikir untuk berkencan seperti ini. Suasana tenang dan romantis. Berdua bersama orang yang ia sayangi dan cintai.

Kelvin tak membayangkan bisa mencintai seseorang sebelumnya. Hidupya yang berantakan. Hidupnya yang penuh luka. Hidupnya yang suram. Dan juga masa lalu yang mengerikan. Ia tak pernah berpikir mendapat kebahagiaan seperti ini.

Mungkin orang lain mengatakannya berlebihan. Tapi itulah yang ia rasakan. Ia benar-benar merasa damai sekarang. Beberapa masalah telah berhasil diatasi. Dan ia kini memiliki harapan untuk masa depannya. Tak hanya balas dendam dan persaingan. Tapi kehidupan yang damai.

Senyum Kelvin berubah menjadi getir. Ia merindukan seseorang. Meski orang itu telah memberinya luka. Pergi tanpa pamit. Hilang tanpa kabar. Ia bahkan tak tahu sekarang orang itu masih hidup atau sudah tiada. Ibundanya.

"Sha." Panggil Kelvin lirih.

"Hm?" Sahut Keisha dan menatap ke wajah Kelvin. Kelvin berubah berbaring terlentang dengan kepala di atas pangkuannya.

"Gak jadi." Jawab Kelvin. Ia ragu untuk mengatakan apa yang ia pikirkan ke gadisnya.

Kelvin bangkit dari berbaringnya. Duduk di sebelah Keisha dan menyandarkan badannya di sandaran kursi. Ia menghela nafas, menggelengkan kepala. Bukan saatnya ia bercerita pada Keisha. Ini adalah momen langka mereka berdua.

Kelvin tahu, baik dirinya ataupun Keisha jarang memiliki waktu seperti ini. Ia menikmati kebersamaan dengan gadisnya. Akan sangat sayang kalau ia gunakan untuk bercerita hal pribadinya.

Keisha melihat Kelvin seperti ragu akan suatu hal. Ingin berbicara tapi ditahan. Itu membuat Keisha penasaran. Ia memeluk prianya. Menyandarkan kepalanya di dada pria itu.

"Apa yang kamu ragukan? Katakan aja!" Ucap Keisha sayang.

Kelvin mendekap gadisnya. Mengusap-usap puncak kepalanya dan mengecupnya sesaat.

"Gak penting buat diomongin sekarang, Sayang." Ucap Kelvin lembut.

Keisha semakin penasaran dengan apa yang ingin dibicarakan Kelvin. Apakah hal yang sangat penting jika tak mau dibicarakan sekarang?

Keisha melepas dekapan Kelvin. Menatap pria itu lamat-lamat. Seperti memrotes dan meminta penjelasan.

"Aku penasaran." Ucap Keisha lirih.

Keisha for KelvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang