14.

62 8 0
                                    


Setelah acara rawat merawat, akhirnya Ye-jun di pulangkan. Kata Jisung, Ye-bin lemah baru di pukul begitu saja masuk rumah sakit, tapi langsung di bantah oleh Karina.

Sekarang hari Karina berjalan sedikit lebih baik. Dia masih sering di bully oleh kakak-kakak kelasnya, untungnya ada Ye-jun dan Jisung yang biasa datang membantunya. Mereka bertiga jadi kerabat yang baik. Sempat Karina meminta agar mereka tidak dekat tapi keduanya menolak dan tak mau mendengar Karina

Dulu Jisung sempat ogah berurusan dengan gadis korban bully ini, karena takut dirinya akan terseret, tapi setelah berteman dengan Ye-jun muncul lah rasa kemanusiaannya untuk memperlakukan Karina layaknya manusia sama seperti dirinya

Tak sering juga, Jisung di cibir oleh teman-teman tongkrongannya karena mau berteman dengan Karina. Sebenarnya kalau di sekolah tak ada namanya popularitas, Karina akan mendapat respon yang positif, hanya saja ini terlalu sulit di jelaskan.

Mereka di beri libur 2 Minggu karena kelas tingkat paling atas sedang ujian kelulusan sampai 2 Minggu ke depan. Hari ini sudah Minggu kembali. Hari memang kadang tak terasa. Karina bahagia bisa hidup seperti ini.

Dia punya Mira yang menjadi ibu dan kakaknya di rumah, dia punya Jisung dan Ye-jun yang kadang menyebalkan, dan di miliki mereka itu rasanya sederhana tapi sangat indah

- - -

Pukul 21.00

Suara Mira baru saja terdengar membuka pintu. Karina langsung turun dari ranjangnya dan berlari ke arah pintu untuk membukakan pintu.
Mira baru pulang dari luar kota karena urusan kerjaannya, Mira punya kerja sampingan selama hotel kurang pengunjung

"Halo kak" sapa Karina lucu

"Hai apa sih, tumben" cibir Mira mendapat Karina seperti sedang ingin sesuatu

"Kan rindu ini, jadi di sambut" ejek Karina

"Alasan kamu" Mira menoel hidung Karina lalu berjalan masuk

"Kak...Kan saya libur nih sampai 2 Minggu ke depan terus saya mau malam ini kakak jawab semua pertanyaan saya. Okee?" Karina menarik Mira duduk di sofa rumah mereka yang tak seberapa

"Mau tanya apa sih" tanyanya

"Banyak deh pokoknya"

"Tapi aku mandi dulu yah, gerah nih"

Mira langsung mendapat persetujuan dari Karina dan langsung beranjak untuk melakukan niatnya itu. Setelah Mira mandi dan Karina menunggu Mira di kamarnya.

"Kak duduk dulu sini" Karina menepuk kasurnya untuk menyuruh Mira untuk duduk

"Sabar Karina astaga" Mira berjalan gontai ketika Karina mulai tak sabaran

"Oke mau langsung nanya aja deh. Kakak punya hubungan apa dengan Jung Winter?" Tanya Karina to the point

Mira sempat tertegun hanya saja dia sudah mengira kalau ini yang akan jadi pertanyaan Karina.

"Tidak kah marga kami sama?"

Karina membekap mulutnya tak percaya "Kau bersaudara dengannya?" Ujar Karina

Mira hanya mengangguk sambil tersenyum melihat wajah Karina yang lucu

"Kau tidak bercanda?"

"Kok ngak bilang kak?"

"Kalau tau gitu-"

"Dengar Karina. Saya Jung Mira. Bukan Jung Winter, kita berdua beda jadi kamu jangan pernah samakan saya dengan anak gadis itu. Dia memang adikku tapi kami beda. Ku pesan dia hanya adik kelas mu, jangan mau harga dirimu di injak dia" ujar Mira memotong serbuan pertanyaan Karina

"Maaf... Maksudku tidak begitu"

"Tidak masalah. Keluarga ku mengusirku karena skandalku dengan pacarku dulu. Keluargaku sama dengan keluargamu, mereka sama-sama keras. Tak boleh ada sedikit dosa dalam keluarga mereka. Sewaktu aku di usir, pacarku meninggalkan ku dan selingkuh dengan temannya sendiri. Hingga akhirnya ku tahu dia hanya menyukai sesama jenis. Jujur itu membuatku sakit dan jatuh berkali-kali lipat di banding aku di tinggal dulu. Sampai  Oma nemuin aku di pinggir jalan pas salju dan udara turun dengan deras"

"Karena kemampuan yang ku miliki di bidang administrasi, Oma memintaku untuk mengelola hotel untukmu, awalnya aku kerja hanya untuk menghidupi diriku, sampai aku dengar Oma meninggal, semua orang suruhan papaku mengejar ku dan ingin membuatku meninggal. Untung saja aku sempat bersembunyi di rumah tua yang tempo Minggu kau datangi. Setelah kejadian itu mereka tak mengejar atau mengusikku lagi. Syukur dan untungnya kau bukan orang yang keras seperti papamu, jadi aku bisa sedikit merasa lega"

Karina dengan serius menatap Mira yang berbicara. Mata mereka saling menatap tak percaya.

"Winter menjebak ku untuk melakukan skandal itu agar aku bisa keluar dari rumah dan dia akan jadi ratu di sana. Winter tak ingin melihatku karena mamaku selalu memberi perhatian lebih pada ku. Ibu winter meninggal ketika Winter di lahirkan-"

"Tunggu jadi kau dan dia beda rahim?. Lalu kenapa kau lebih tua kalau begitu?"

"Aku dan Winter beda 8 tahun. Papaku selingkuh diwaktu aku berumur 8 tahun. Mama ku hanya menerima itu hingga papa kembali pada mama ku sepenuhnya karena menyesal telah kehilangan ibunya winter. Mamaku tak pernah membagi kasih, baikpun Winter bukan anak kandungnya."

Karina menghapus air mata Mira yang mengalir, sejak tadi Karina sibuk mendengar dan menghapus air mata Mira. Menurut Karina, Mira harus bercerita agar bebannya tak ia rasa sendiri.

"Waktu aku kabur, mamaku sempat mengejar ku tapi tuhan berkehendak lain. Sebuah mobil menabraknya, dan ingatannya pun menghilang. Papa dan Winter bilang kalau mama hanya punya mereka berdua, dan aku itu tidak ada. Bejatnya lagi yang menabrak mamaku adalah suruhan papaku. Aku benci pada papaku tapi benci bukan alasan aku buat balas dendam" tutur Mira

"Kak maaf kalau ini sudah terlalu privat, saya cuman mau jadi teman yang baik buat kamu, sebagai mana kamu memperlakukan saya. Selama kurang lebih 3 tahun kenal denganmu, kau selalu tampak cerita dan bahagia apa lagi di depan oma. Dan sekarang saya tahu kamu itu cuman seorang badut yang menyembunyikan banyak kecewa" Karina memberikan pelukan hangat untuk Mira

"Terima kasih Karina" 

DWEMAWCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang