22.

38 3 0
                                    

Karina POV

Pantai Jumeirah

Awalnya saya pikir ini akan biasa-biasa saja karena Jisung bilang tidak ada apa-apa. Dari awal kita turun dari mobil dia terus menutup mataku dan membantuku berjalan dengan baik. Tangannya sesekali menahan pinggangku ajar tak terjatuh akibat heels yang ku pakai

Berjalan sekitar 10 menit ku rasa langkah Jisung berhenti. Apa tangannya boleh pindah? Karena ku rasa ada di tempat tenang. Saya rasa ada angin di yang menerpa sekujur tubuhku ditambah suara air yang keras

"Udah buka mata aja" Jisung bilang begitu dan langsung ku lakukan

Perlahan tapi pasti ku liat pemandangan di depan mataku. Indah sekali ini, di luar ekspektasi ku. Pantai yang ku tahu namanya, Jumeirah ini ternyata lebih bagus dari yang ku lihat di artikel dan beberapa berita

Di samping sana ada yacht berwarna putih dengan desain yang megah, hanya ada 4 di dunia dan ternyata punya Jisung dan papaku sama. Ku pikir itu kapal yang memang terparkir tapi ternyata tanganku di bawa ke dalam sana.

Kami berjalan di atas pasir putih yang halus dan tak sama sekali menganggu. Jisung tampan sekali ketika rambutnya diterpa angin seperti ini apa lagi jasnya berterbangan. Sebenarnya ingin sekali ku puji dia tapi saja itu buruk untuk ku lakukan.

"Selamat datang tuan muda" sambut beberapa orang berseragam

"Malam. Apa sudah siap?" Tanya Jisung yang masih setia menggenggam tanganku

"Sudah tuan muda" Jisung melirikku sebentar lalu memberi senyum manis. Sungguh dia tampan

Saya di bawa untuk langsung ke bagian depan kapal. Ku liat di sana ada meja yang tertata rapi dengan lilin dan berbagai macam makanan. Ini hangat sekali. Ku rasa Jisung sesekali melirikku karena masih memandang tak percaya apa yang ku lihat

"Bagus ngak?" Tanya nya

Kepalaku mengangguk antusias seraya tersenyum. Bagian depan kapal ini hanya di beri Sinaran dari bulan yang terang. Kami berdua masih berdiri menyaksikan pemandangan di depan. Tanpa ku sadari yacht ini sudah jalan menjauh dari tepi pantai

"Makan yuk laper" Jisung mengajakku duduk di kursi meja makan itu

Aku mengikuti langkahnya hati-hati. Jisung sangat manis malam ini, sampai-sampai kursi pun ia siapkan untuk ku duduki. Jujur selama ini tak pernah sama sekali ku rasakan hal seperti ini. Selama pacaran dengan dengan Kai pun jarang sekali kami keluar ke tempat seperti ini. Tapi sudah lah, kini ada Jisung yang menemani ku.

"Selamat makan cantik" pipiku tiba-tiba panas ketika dia berucap seperti itu. Dia yang tak bersalah pun langsung memasang kain putih di bagian dada dan di pangkuannya.

Itu hal yang basic di lakukan di kerjaan. Dari awal, Oma selalu mengajarkan ku tata Krama kerajaan, katanya itu penting di gunakan di masa ku sekarang, karena tutur dan sopan orang kerajaan itu sangat mahal di dapat

Saya juga melakukan hal yang sama seperti yang di lakukan pria tampan di depanku ini. Dia makan dengan lahap, ku pikir dia akan makan dengan asal-asalan dan tak teratur tetapi ku lihat dia memakai tata Krama kerajaan, padahal dia tidak pernah ku liat makan seperti itu

"Kamu tampan" lolos saja kata itu dari mulut ku, tak apa hitung-hitung balas budi ke dia telah membawa liburan walaupun dengan cara seperti ini

"Dari dulu kali, baru aja nyadar" cibir Jisung. Pasrah saja diriku menghadapi pria satu ini.

Setelah makan malam itu kami memilih duduk di bagian paling depan dari kapal, di situ ada sofa yang melingkar menghadap ke arah depan dan di hidangkan ombak-ombak kecil. Kami duduk bersama disini menatap langit yang indahnya bukan main, ditambah dengan bintang yang gemerlap

"Cantik yah bintangnya" ujar ku

"Iya kyak mami gw" jawaban Jisung langsung menarik perhatianku

"Kamu merindukan dia lebih dari apapun kan?"

Dia hanya tertawa singkat dan mengangguk menyetujui perkataan ku. Haruskah ku peluk dia lagi agar rasa rindunya terobati?

"Mami kamu lagi liat kita di sini"

Jisung melihatku, ku lihat dari matanya dia sudah menampung air mata agar tak jatuh. Hatiku terpukul melihat itu. Dia terlihat sangat sakit ketika berbicara tentang maminya

"Dia ada di salah satu bintang itu Rin"tuturnya

"Kamu mau bicara dengannya?" Aku pikir dia mau menangis tapi malu karena kehadiranku di sini

"Ngak perlu, kapanpun mami selalu dengerin gw" dia adalah orang yang paling tenang yang pernah ku temui

Tenang dalam artian, dia tak menggebu-gebu dengan masa lalunya. Tak ada hal yang buruk membuatnya gampang emosi dan marah. Dia tenang dan menghanyutkan,menurutku.

Jisung melepas jas yang ia pakai agar bisa bertengger di bahuku yang terbuka. Tanpa ku sadari badanku ku dekatkan dengannya dan memeluknya dengan posisi duduk. Kepalaku ku senderkan di dadanya yang sisa terlapisi kemeja, sedangkan dia menerima perlakuan ku dan membalasnya. Tubuhnya hangat.

Sengaja ku pejamkan mataku, menikmati kebahagiaan yang baru saja memihak kepadaku. Dengan lelaki ini aku bahagia, dengan lelaki ini ku rasa apa yang tak pernah ku rasa, dengan lelaki ini dadaku selalu berbunyi keras.

"Mami liat Icung kan disini. Icung lagi di peluk cewe cantik nih, mana cantiknya kaya mami lagi. Namanya Karina Mi, dia teman kelas Icung. Ohiya Icung udah mau kelas 12, mami ngak pernah ucapin Icung selamat karena jadi murid pintar, tapi ngak masalah, Icung tetap sayang Mami kok" ujar Jisung menahan sesak di dadanya setelah itu mengecup jidat Karina yang tertidur di dadanya 

DWEMAWCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang