27.

33 4 0
                                    


Ye-jun dan Karina menapaki jalan becek dengan sendal jepit yang mereka tenteng masing-masing. Karina tak gencar mengeratkan tangannya pada lengan Ye-jun  agar ia tak terjatuh seperti tadi

"Ye-jun istirahat aja yuk, saya capek nih" Karina melepaskan tangannya lalu duduk di batu-batu besar yang ada di sana

"Bentar lagi nyampe. Kamu harus liat sunrise di sana" Ye-jun berjongkok di samping Karina lalu membujuk Karina agar mau melanjutkan perjalanan mereka

"Tapi capek Ye-jun" tangan Karina langsung di raih dan di bawa dalam gendongan Ye-jun, dia di gendong seperti tas di punggung Ye-jun

"Kuat ngak?"

"Iya kan udah deket"

"Ya udah hayukkk!"Karina berteriak lalu mengalungkan tangannya di leher Ye-jun

Mereka sampai di air terjun yang memang dekat dari villa, tapi hanya saja harus di tempuh dengan jalan kaki kurang lebih 20 menit dengan jalanan yang kurang mendukung

Air terjun disini sangat hangat. Karena dari atas air terjun kita bisa melihat jelas sunrise yang muncul dengan lucu. Karina bilang ia tak mau naik lagi karena sudah lelah, jadilah mereka duduk di atas batu-batu di samping air terjun

"Wah ini cantik bangett" puji Karina melihat pemandangan di depan matanya

"Kamu suka liat gini atau di belanjain yang mahal?"Tanya Ye-jun

"Jisung lagi?" Karina merotasi matanya malas ketika mendengar pertanyaan itu

"Loh kan aku nanya Karina"

"Udah ngak usah bahas, saya kan lagi sama kamu ngak usah bahas siapa-siapa" Karina berdiri dan berjalan di atas batu-batu

"Ye-jun tolong foto saya"

Cekrek!!

Ye-jun langsung memotret pemandangan yang jarang sekali ia temukan, mungkin cuman saat ini saja. Warna kulit Karina yang putih kontras dengan warna orange pucat dari matahari yang terbit dari samping Karina

"Cantik deh" puji Ye-jun

"Makasii"

"Engga mataharinya"

"Ih kok-"

"HAHAHAHHA IYA KAMU DONG"

Karina mengerucutkan bibirnya lalu membelakangi Ye-jun yang masih menertawakannya.

"Aahhh" Ye-jun menjerit ketika semburan air menyentuh wajah dan sekujur tubuhnya

"Rasain kamu!" Ejek Karina menjulurkan lidahnya

"Awas yah kamu!" Ye-jun membuka bajunya lalu lalu ikut bergabung bermain air dengan sang gadis impian yang rupanya sudah basah kuyup karena berdiri di bawah air

"Air nya dingin yah Jun" teriak Karina yang teredam karena suara air yang keras

"Apa??!"

"Airnya dingin!"

"Apa?! Sini deketan!" Ye-jun menarik tangan Karina agar lebih dekat dengan dia

"Apa?!!"

"Air-"

Karina menutup mulutnya ketika kakinya hampir terkilir, tapi bukan itu masalahnya. Karina baru saja dengan tidak sengaja mencium pipi Yejun. Setelah Jisung sekarang Ye-jun lagi?. Ah tidak masalah mereka berdua tampan. HAHAHAHHA.

"Maaf saya ngak sengaja"

"Ih mau modus yah!" Ye-jun menggoda Karina dengan tingkah konyolnya

"Saya ngak sengaja Ye-jun"

"Hm iya deh percaya deh"

Karina mengelitiki perut Ye-jun sampai mereka berdua terkekeh. Setelah puas bermain dengan air, Ye-jun bilang mereka harus pulang supaya tidak masuk angin karena matahari semakin tinggi takut mereka akan masuk angin

"Eh sini jangan lari, kamu pake baju aku ini cepet, biar ngak masuk angin itu baju kamu basah!"

"Kamu aja pake, saya udah terlanjur basah kuyup gini" Karina berjalan duluan karena jalanan yang ia lewati tadi sudah kering

Setibanya mereka di villa, tentunya mereka langsung mandi dan ganti baju. Karena Ye-jun lebih dulu selesai, akhirnya dia yang memasak mie untuk Karina juga untuk dirinya.

"Nih makan buruan" Ye-jun menyodorkan mangkuk mie pedis ala Korea yang memang sangat pedas

"Saya ngak makan mie panas, tunggu dia dingin dulu" Karina masih fokus pada layar televisi dan tangannya sibuk mengotak atik stik PS

"Ngak enak dong, sini aku tiupin yah"Ye-jun mengambil mangkok Karina lalu meniup sampai mienya tidak panas

"Nih buku mulut" Karina patuh pada ucapan Ye-jun, sesekali Ye-jun menyuap Karina sesekali juga ia menyeruput mienya

Hingga mie Karina setengah habis dia mulai kenyang dan mual karena mienya sudah terlalu masak. Ye-jun geleng-geleng dengan Karina yang tiba-tiba jadi bayi kecil yang lucu

"Main PS mulu nih nyonya" Ye-jun naik ke atas sofa lalu menyilakan kakinya

Karina tak melepaskan stik ps dari tangannya, ternyata Karina lebih lihai dari Ye-jun yang sudah beralumni dengan dunia itu. Karina menyenderkan kepalanya di sofa karena lehernya mulai tegang. Ye-jun yang bosan memainkan hpnya kini beralih pada rambut Karina yang bertengger bgitu saja di depan matanya.

1 jam
2 jam
3 jam

Rambut Karina sudah tak karuan. Sudah di modif berbagai bentuk dan berbagai gaya. Sang penata rambut tak membuka suara omelan lagi sekarang, kemana dia.

Karina berbalik mendapat anak itu tertidur dengan gaya yang lucu. Lengan tangan Ye-jun ia pakai sebagai bantal guling sedangkan tangan satunya dia gunakan untuk bantal kepala

"Kasian"

Karina menyelimuti Ye-jun dan memberi lelaki itu bantal agar tangannya tidak keram. Karina memilih untuk tidur juga tapi di akan tidur di karpet di bawah sofa karena udara cukup dingin dan mendung siang menjelang sore ini

DWEMAWCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang