37.

51 4 0
                                    


Karina harus masuk sekolah karena hari ini dia harus ulangan. Untuk biaya, katanya akan di urus dengan Jeno. Awalnya Karina sempat menolak tapi Jeno bilang jangan pernah untuk menolak apapun yang ia inginkan karena sekarang dia sangat bahagia.

Tapi Karina tetap Karina. Ia akan menganggap itu sebagai hutang dulu. Karena 15 menit lagi bel sudah berbunyi, Karina meminta tolong agar Jeno melakukan mobilnya dengan cepat.

Karina di antar oleh Jeno ke sekolah. Itu juga mau Jeno. Karina takut kalau satu sekolah heboh. Untuk masalah Winter, Karina memang sudah bilang kalau kasus ini akan di tutup tapi akan ia tidak lanjuti sendiri. Jadi tak banyak orang yang tahu menahu perihal itu

"Udah sampai" ujar Jeno mematikan mesin mobil

"Ya udah aku turun dulu yah" Karina menenteng tas yang baru berapa menit lalu di sediakan oleh Jungwoo

Tidak heran bukan kalau kita sedang berhadapan dengan Lee Jeno anak dari Lee Donghae. Pengusaha kaya yang hampir se banding degan Chanyeol Park

"Eh tunggu!" Jeno berlari keluar mobil dan membukakan pintu untuk sang tuan putrinya

"Kenapa sih kak. Aku bisa sendiri" ujar Karina pada Jeno

"Ngakpapa dong, buat orang spesial juga" ucapnya mengambil alih tas dari pundak Karina

Sedangkan satu tangannya lagi ia pakai untuk menggandeng tangan Karina agar mereka berjalan bersama. Semua mata tertuju pada Karina dan Jeno sekarang, sumpah Karina malu bukan main sekarang. Pasti ia akan jadi bahan bully lagi setelah ini.

"Udah ngak usah di denger juga" Jeno memberinya kenyamanan tiap saat bahkan di saat seperti ini, Karina tidak jadi akan takut

"Untung kamu pinter yah. Jadi ngak usah belajar, kemarin aku waktu lulus mana pas-pasan lagi" ucap Jeno curcol

"Untung kamu anak om Lee jadi ngak usah pusing, mau kerja juga tinggal oke aja" balas Karina mendapat gelak tawa bagi Jeno

Jeno jadi gemas sendiri dengan Karina, rasanya ingin dia hamili anak ini sekarang juga. Maaf ini terlalu berlebihan tapi Jeno benar-benar mau, agar wanita ini jadi miliknya seutuhnya.

Mereka telah sampai di depan kelas Karina. Tapi Jeno masih tak melepaskan tautan tangannya, ia malah membawa Karina masuk hingga duduk di kursi yang diinginkan Karina. Karina jadi salah fokus ketika melihat Jisung dan Ye-jun duduk di pojok sana.

Ia jadi mengingat bagaimana malam tadi ia menghakimi Jisung dan malah membuat dia malu di depan banyak orang. Jeno menyuruhnya duduk dan menaruh tasnya.

Jeno berlalu menuju di bangku paling belakang tepatnya pada tempat Jisung dan Ye-jun duduk. Anak dua itu lumayan acuh tak acuh, sampai Jeno memukul meja di hadapan mereka. Karina menutup matanya tak mau melihat aksi kekerasan lagi nanti. Semua orang dalam kelas juga kaget dengan Jeno yang tiba-tiba memukul meja

"Gw minta maaf sama kalian. Gara-gara gw Lo jadi luka gini" Jeno menekan ujung mata Jisung

"Sakit anjing!" Teriak Jisung menendang meja melampiaskan rasa sakitnya

Jeno tertawa di ikuti orang-orang di sekitar kelas. Ye-jun terlihat panik melihat Jisung meringis kesakitan.

"Elo apa sih kak main pencet luka temen gw aja" marah Ye-jun

"Lo juga hampir gw bikin kayak teman Lo kalo Lo ngak mundur duluan!" Ucap Jeno sarkas pada Ye-jun

"Udah gw minta maaf" Jeno memajukan tangannya bertujuan untuk mendamaikan keadaan

Jisung yang menatap Jeno sarkas tetap membalas jabat tangan Jeno. Mereka akhirnya berdamai dengan muka penuh tekanan.

"Iya gw juga. Lo jagain dia baik-baik, susah buat dia bahagia!" Ujar Jisung pasrah

"Iya oke! Lo jagain dia selagi gw ngak disekolah"

"Hm" jawab Jisung lalu duduk kembali di kursinya

"Ihiyy!" Ye-jun berteriak sembari tepuk tangan dan di ikuti sorakan dari seisi kelas. Karina bangga pada Jeno yang mau mengakui kesalahannya dan membuang gengsinya jauh-jauh

"I win boy" Jeno menepuk pipi Jisung tidak santai lalu berlalu

"Woy sakit bangsat!" Teriak Jisung lagi

Jeno hanya tertawa lalu berhenti di kursi Karina lagi untuk memastikan anak itu masih di tempat dan masih aman. Karina tampak risih dengan rambutnya yang panjang, dengan inisiatif lebih dan bertujuan ingin pamer kepada dua laki-laki di belakang sana. Jeno mengingat rambut Karina dengan lihai

"Aku pulang dulu yah. Belajar baik-baik!" Jeno menepuk puncak kepala Karina seraya mengelus pipi mulus putih itu

Karina hanya mengangguk dan tersenyum malu, pasalnya orang di dalam kelas menjerit cemburu.

"WOY CONTEKIN CEWEK GW YAH. DIA NGAK BELAJAR, AWAS AJA KALAU NGAK LO BAKAL BERURUSAN SAMA GW!" ujar Jeno di ambang pintu, Karina membulatkan matanya menyuruh Jeno pergi sebelum ia tambah malu

"ALAY LO BUCIN!" Teriak Jisung dari belakang

"Bacot Lo jomblo!" Balas Jeno

"Heh apa ini. Jeno kamu sudah lulus kenapa ada di sini!" Ujar guru yang baru saja sampai di depan kelas Karina

"Eh bapak, ini nih guys bapak yang merahin nilai gw, tiati!" Teriak Jeno lalu pergi berlalu begitu saja

Karina dan seisi kelas hanya terbahak-bahak melihat tingkah Jeno itu. Sempat Karina menengok ke belakang melihat Ye-jun dan Jisung. Tapi tatapan mereka berdua terlihat seram jadi Karina membalik lagi badannya

"Halo beb" tiba-tiba di samping kiri dan kanannya ada Jisung dan Ye-jun. Mereka berdua tersenyum ke arah  Karina

"Maaf yah" ucap Karina bergantian kepada Jisung dan Ye-jun

"Santai. Kita berdua emang suka sama Lo, tapi kita ngak punya rasa sayang sama seperti sayangnya Jeno ke elo" jawab Jisung

"Makasihh guyss" Karina menggenggam tangan Jisung dan Ye-jun membuat mereka semua tertawa

Di tengah-tengah mereka mengerjakan ujian. Karina, Jisung dan Ye-jun mendengar suara toa yang ribut sekali.

"Tes tes satu dua tiga"

"Oke, to the point aja deh. Gw Jeno"

Karina Jisung dan Ye-jun saling tatap-tatapan, mereka dengan kompak menghembuskan nafas ketika tahu siapa yang membuat bising itu

"Mulai detik ini siapa pun ngak ada yang boleh bully Karina, kalau pun ada gw pastiin kalian semua ngak napas lagi" ujar Jeno yang sesekali terdengar suara guru yang menyuruhnya untuk menghentikan aksi gilanya itu

"Ohiya buat Karina, semangat sayang!"

"ARGHTRR!! KABURR!" Jeno langsung melempar mic lalu terdengar berlari karena seorang guru galak baru saja meneriaki namanya

"Hati-hati aja lo diabetes sama dia" gumam Jisung diam-diam takut guru pengawas marah

DWEMAWCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang