29.

24 3 0
                                    


Mereka masuk sebelum jam 9 malam karena sudah di panggil oleh Kwon Ye-jin. Sekarang mereka bertiga sedang menonton k-drama dengan semangkok tomyum masing-masing.

"Bunda kesel nih liat nih cewek" gerutu Ye-jin

"Iya kan bunda, kek jadi cewek optimis dikit kek" tambah Ye-jun

"Iya kan jadi gedek nih bunda"

"Tuh satu diam-diam Bae, dia malah dukung si cewek itu Bun"

"Bener Rin?" Pemastian Ye-jin

"Eh engga bunda, Karina tim aman aja" sahut Karina

"Heleh kemarin maksa suruh di tim si cewek"

Karina membulatkan matanya bermaksud untuk menyuruh Ye-jun diam, cukup adegan tadi membuatnya malu dan kehilangan muka. Tapi Ye-jun yang memang dasarnya menyebalkan tak jauh dari tingkah Jisung malah mengejek Karina lalu berkahir adu mulut antar keduanya.

Jujur Karina menghangat ketika dia sadar kalau dia ada di selip keluarga yang damai dan tentram ini. Dia beruntung sekali bisa mengenal orang-orang baik ini.

- - -

Ayam sudah terdengar berkokok dengan gagahnya, matahari pagi sudah menembus jendela membuat sang empu menggerutu kenapa matahari datang cepat sekali.

Karina terbangun karena menghirup aroma yang sedap dan lezat, perutnya langsung berbunyi ketika aroma masakan itu semakin menusuk Indra penciumannya. Karina beranjak dari kasur dan ke kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi.

"Pagi bunda" sapa Karina

"Pagi cantik" balas sapaannya

"Maaf yah bunda, Karina telat bangun soalnya maraton tadi malam seru banget" pinta Karina

"Iya ngak masalah sayang, ini bunda lagi bikinin bubur buat Ye-jun, dia demam" tuturnya tak lepas dari adukan bubur yang ia putar-putar

"Ye-jun sakit?" Kaget Karina

"Iya tadi bunda mau bangunin tapi kok bunda perhatiin dia masih di bawa selimut, ngak biasannya, eh pas bunda cek ternyata dia demam"

"Pasti karena main hujan deh, maafin Karina yah udah ajak Ye-jun main hujan"

Ye-jin mengelus rambut anak itu dan berucap seolah-olah tidak akan jadi masalah besar. Karina membantu Ye-jin menyiapkan hidangan lalu membawakan makanan untuk Ye-jun.

"Ye-jun makan dulu yuk" ucapnya mendapat Ye-jun tengah di peluk oleh Hyuna yang juga ikut terlelap

Keringat di pelipis Ye-jun mulai bercucuran karena dia membungkus dirinya dengan beberapa lapis selimut. Karina menyingkir selimut itu dan mengecek suhu tubuh Ye-jun yang berangsur angsur membaik.

Karina mengusap rambut hitam lembut itu dengan lihai bahkan sampai Ye-jun saja tidak bergeming.

"Ye-jun bangun dulu makan" ucap Karina pelan berusaha membangunkan Ye-jun

Tak lama, Hyuna terbangun dan ikut membangunkan Ye-jun melalui usapan tangan kecilnya. Hyuna masih berumur 8 tahun, fyi. Ye-jun duduk di bantu dengan Karina juga Hyuna.

"Makan yah supaya kamu ngak demam" ujar Karina menyuapi sendok demi sendok untuk Ye-jun. Sesekali Hyuna antusias memberikan air minum pada Ye-jun kalau dia melihat sang kakak tersedak atau kepanasan

"Aduh aduh kesayang" tiba-tiba Ye-jin masuk dan membawa sepiring buah yang ia potong

"Bunda, kak ejun udah sembuh" adu Hyuna pada sang bunda

"Syukur lah" Ye-jin mengusap rambut anaknya

"Gimana ngak sembuh orang di rawat sama cewek cantik gini" goda Ye-jin yang lagi dan lagi membuat Karina tak karuan dengan detak jantungnya

"Ih jadi Una ngak cantik?" Hyuna memukul lengan Ye-jun sembari memasang wajah cemberut khasnya

"Aw sakit dek. Iya kamu cantikko" ujar Ye-jun lemas

"Bohong ih" Hyuna melipat kedua tangannya dan memalingkan mukanya dari Ye-jun

"Dih dipuji juga. Tapi emang sih ngak cantik, emang kamu anak siapa sih" Ye-jun semakin membuat Hyuna kesal

"IH KAKAK!"

Selama itu Karina dan Ye-jin hanya jadi penonton dari gelagak kedua kakak beradik ini. Karina terus berterima kasih dalam hati karena dia di beri kesempatan oleh Tuhan untuk berada di antara orang-orang ini.

DWEMAWCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang