Terhitung satu bulan dari kejadian itu, Karina benar-benar pergi. Semuanya tampak membaik di sini. Di rumah sederhana yang ia beli dari hasil keringatnya dulu, hotel yang pernah dimaksud waktu itu mutlak milik Karina, wasiat dari uang 500 won yang diberikan oma nya dan sekarang berkembang menjadi hotel bintang 5.Beberapa aset termasuk mobil ditarik oleh Chanyeol. Sekolah? Itu semua sudah lunas, 15 hari setelah Karina dilahirkan dan jadi anggota keluarga Hwang. Tunggu masih pantaskah dia disebut dengan marga Hwang?
Ia cuti sekolah selama sebulan ini. Dia fokus kerja dan menghidupi dirinya. Ditambah lagi kondisi kesehatannya yang terganggu karena tak mendapat penanganan intensif sewaktu pasca operasi. Bodohnya lagi dia tidak mau pikir panjang tentang kesehatannya.
Setalah ia pikir-pikir kembali, ada baiknya dia kembali ke sekolah. Karina mengambil hpnya di laci yang sudah satu bulan ini ia nonaktifkan. 38 hari ini sungguh hari-hari yang tenang. Kirana meng-aktifkan handphone nya, baru saja dia membuka sandinya, notifikasi terus berbunyi menandakan pesan masuk
0871826xxxxxx
28,march 2021
Mau ngak jadi pacar gw?
Malming kuy29,march 2021
Mau ngak jadi pacar gw?
Sombong amat30,march 2021
Mau ngak jadi pacar gw?
Kok ngak masuk sekolah?31,march 2021
Mau ngak jadi pacar gw?
Lo sakit yah?
Atau lo cemburu gara-gara lo dapat gw ciuman sama winter di perpus?Tak ada hari yang terlewatkan dari nomor ini. Karina hingga senyum sendiri melihat tingkah orang ini. Hingga ia tersadar kalau hari ini dia belum mendapat pesan dari nomor ini. Baru saja Karina ingin keluar dari room chat tiba-tiba telefonnya berdering.
"Woi lo kemana aja sih, hah? Ditelan bumi? Pake ngilang ngak ada jejak lagi. Sekarang lo dimana? Gw mau ketemu ngak ada penolakan, lo bakal gw lacak kalau lo ngak ngirim alamat lo sekarang juga" omel orang diseberang sana
"Kak... hmm ini udah malam, maaf jadi ganggu waktunya. Saya matikan aja ya" sahut Karina
"Oke tunggu gw di rumah lo!" tolak orang itu
"Eh iya iya. Kita ketemu di sungai Han aja" Karina tak mau pikir panjang. Dia merasa bersalah pada pria itu.
Sungai Han.
Canggung terjalin diantara mereka. Sudah 5 menit kurang mereka disini tapi tak ada yang buka suara. Karina merutuki dirinya yang dengan gamblang meminta agar mereka bertemu disini saja. Karina malu sekarang.
"Di jidat lo kenapa?" tanya pria berahang tegas yang kini duduk di samping Karina
"Luka" jawab Karina menutup luka yang di maksud, itu luka sewaktu jidatnya ditendang dengan sepatu milik Papanya. Atau bukan suami mamanya? Entahlah
"Dari mana?"
"Ngak dari mana-mana"
"Tapi lo ngak bisa di cari Rin"
"Saya di rumah aja kak" Karina mencoba mencairkan suasana yang semakin mencengkram bulu kuduk nya
"Gw ngak bercanda Karina. Lo dari mana?" Tak bisa bohong kalau di raut wajah lelaki itu hanya cemas dan kecewa?
"Cuman sakit aja" enteng Karina
"Cuman aja lo bilang? Kata jisung elo ada masalah keluarga?" ucapnya terang-terangan
Karina kaget bukan main ketika mendengar itu. Tak ada satupun yang tahu tentang masalah kemarin. Karina yakin ada sesuatu yang tak beres. "Ngak kok, emang lagi sakit aja"
"Kak Jeno saya pulang dulu yah, takutnya Winter liat ngak enak" Karina langsung bangkit tapi tangannya di cekal oleh Jeno.
"Rin. Sesusah itu yah buat lo jatuh cinta sama gw?" Matanya berkaca-kaca dengan sinar rembulan juga bantuan lampu taman, Karina bisa melihat mata itu bergelimang tumpukan air mata yang sengaja di tahan
"Kak... saya ngak bisa lama-lama di luar" Karina jarang sekali berinteraksi dengan laki-laki sejak beberapa tahun yang lalu, Karina menepis tangan itu dan menjaga jarak di antara mereka
Karina langsung di bawa di dalam pelukan Jeno. Jeno baru saja menariknya untuk berpelukan. Bahu kekar itu naik turun pertanda menangis. Karina hanya diam tak bergeming bingung harus bertindak apa.
"Kar. Gw sayang sama lo" ujar Jeno lirih, suara yang samar dan deru nafas itu terasa di curuk leher Karina
"Kak tenang dulu yah, Kamu boleh cerita apa aja ke saya. Cuman kamu jangan nangis yah?" Angin dari mana Karina melakukan semua ini?
Jeno mengangguk tanda setuju, di kursi taman sungai Han itu mereka berdua duduk.
"Gw butuh lo Hwang Karina. Hari gw beda tanpa lo. Lo buat gw frustasi, lo bikin gw jatuh cinta sama lo sampe sedalam ini. Lo hilang, tapi lo hilang setelah curi hati gw" Jeno menggenggam tangan dingin Karina
"Maaf. Tapi cukup saya jadi orang paling hina di dunia ini. Kakak punya Winter yang sudah mendekati sempurna" jawab Karina
"GW NGAK ADA HUBUNGAN APAPUN SAMA DIA KARINA!!!" Mata jeno memerah, barusan dia membentak Karina dengan suara yang lantang
"Kak-" Karina terkejut dan takut, walaupun ini bukan untuk pertama kali tapi dia baru saja di bentak dengan pria asing
"Rin... maaf, maafin gw, gw ngak maksud bentak lo" ujar Jeno ketika sadar apa yang ia perbuat barusan
"Saya pulang dulu" Karina bangkit melerai tangan kekar jeno dari lengan kecilnya, berlalu begitu saja meninggalkan Jeno dengan rasa sesalnya
KAMU SEDANG MEMBACA
DWEMAWC
FanfictionIni ceritaku tentang kamu yang membawaku ke tempat yang tidak bisa ku deskripsikan. Ini ceritaku tentang banyak cinta yang tak tergapai juga tentang cara rasa membuat semua gairah jadi tak berkutik Dan... Ini ceritaku tentang angin yang menembus ti...