Winter langsung berlari berlindung di balik tubuh Jaehyun. Anak itu menangis ketakutan, biar bagaimana pun anak itu tabiatnya tetap anak kecil yang ceroboh."Pah tolongin winter" ucap winter memohon sedangkan Karina baru saja duduk di kursi dekat winter dan Jaehyun berdiri
"Anak gadis siapa maksudmu?!"
"Masih tidak mengerti juga?" Sarkas Karina
Karina menarik Winter dari balik tubuh Jaehyun. " Anak gadis kesayangan kamu ini telah membunuh darah daging kamu sendiri Jung"
"APAA!" seorang perempuan turun dari tangga rumah mewah ini, perempuan yang sudah berumur itu turun dari tangga dengan tergesa-gesa. Sedangkan tampak jelas raut wajah kaget dari Jaehyun dan Winter
"Apa maksud kamu!? Kemana Mira?!"
Karina tersenyum ringan lalu menghampiri perempuan itu. "Anda ingat siapa Mira?!"
"Dia anakku. Dimana dia?"
Karina menangis memeluk perempuan itu. "Dia mati ditangan anak itu" bisik Karina di telinganya sembari menunjuk Winter tanpa melihat
Perempuan di dalam pelukan Karina itu membulatkan matanya dengan sempurna, tanpa di duga perempuan itu langsung menarik Winter dengan sarkas
"Jung Rose lepaskan Winter!" Jaehyun menarik tangan Rose agar tangan istrinya itu mau melepaskan rambut Winter yang ia tarik
"Anak ini sudah membunuh anak saya!" Pekik Rose
"Belum ada bukti, Rose. Kau tenang dulu!"
"Bukti apa yang kau mau?"
"Kemana bukti itu!?" Jaehyun tampak emosi melihat kesombongan Karina yang berusaha menjatuhkan harga dirinya lagi dan lagi
Karina berbalik memanggil satu pasang polisi dan orang yang mereka tahan itu. Winter tampak seperti orang frustasi. Karina tahu betul apa yang ia perbuat ini tidak sebanding dengan rasa sakit yang di derita Mira
Karina mengangkat dagu lelaki yang sudah semah itu. "Siapa dirimu tampan" gumam Karina
"HAHAHA SELAMAT WINTER! KAU BARU SAJA MASUK JEBAKAN KU!" teriak orang itu
"Apaan sih Lo Mark!" Bentak winter
"Tolong jelaskan kepada saya, apa yang sebenarnya terjadi" Rose mencengkram leher lelaki itu dengan wajah merah penuh emosi
Karina membiarkan aksi itu terjadi, bisa saja Rose mau berniat menemani anaknya di penjaga, dan lelaki itu pergi meninggalkan dunia seperti apa yang dia lakukan pada Mira.
"Winter nyuruh gw ngebunuh Mira, kakaknya. Dia bilang dia benci sama Mira karena lo udah mulai ingat tapi lo ngak mau kasih tahu siapa pun, jadi anak biadab lo itu minta supaya gw bunuh Mira" ucapnya nyalang dengan mata seduh menahan sakit
Mark meminta dengan sopan kepada polisi itu agar ia dilepaskan sebentar saja. Karina memberi aba-aba untuk mengiyakan kemauan Mark, ingin melihat apa tingkah anak itu selanjutnya. Mark itu adik kelas Karina, satu angkatan dengan Winter
Mark mendekat ke arah Jaehyun dan Winter yang masih berdiri di tempat mengamati pemandangan di depan matanya.
"Dan lo Jung Winter. Lo ngak tahu kan kalau waktu gw bunuh Mira, gw taro inisial nama asli Lo di belakang telinga dia. Lo buat gw malu di depan semua orang Karina. Lo buat gw hilang harga diri, semua karena lo!. Lo nolak gw dengan cara anjing Lo itu" anak itu terlihat semakin marah dan tak bisa menahan emosi
"Gw ngebunuh Mira itu bukan tanpa alasan, dia udah ngebuat perusahan papa gw bangkrut sampai dua orang tua gw depresi dan di rawat di RSJ!" Mark terlihat ingin menangis ketika menunjuk-nunjuk muka Winter
"Semua jejak udah gw hapus, dan gw gantikan dengan sidik jari Lo. Cuman... Lo bahkan gw sekalipun masih kalah jauh sama perempuan brengsek yang nangkap gw tadi!" ucap Mark
"Kita tidak punya waktu lama lagi" polisi itu langsung bertindak. Dia menarik Mark dan juga Winter yang membantah untuk dibawa
Baik Jaehyun dan istrinya tak ada yang menghalang aksi itu. Mereka terlihat bingung ingin apa. Karina tahu di satu sisi bahkan sisi tergelap pun didalam hari Jaehyun, ada rasa sayang yang ia simpan untuk anak pertamanya itu.
Karina beranjak dari tempatnya berniat ingin pergi dan mengikuti polisi. Tiba-tiba saja dia dipanggil oleh seseorang.
"Terima kasih. Tapi kalau boleh tahu dimana Mira di kebumikan" kepala keluarga Jung itu terlihat kikuk dan malu berbicara dengan Karina
"Pemakan umum Gangnam" Karina langsung berlari keluar mengikuti polisi di luar sana, Winter terdengar memberontak
- - -
Meski hati kecilnya berkata tidak. Karina harus tetap melakukan ini. Dia tidak mau kalau saja Mira akan kecewa padanya. Hanya ini yang bisa Karina lakukan pada Mira. Semua keadilan tentang Mira sudah ia dapatkan.
Bagaimana dengan dirinya. Tak ada keadilan yang bertuju padanya. Rumahnya di sita oleh polisi. Dan sekarang ia sedang luntang lantung di jalan. Semua aset yang ia punya sudah ia jual untuk menyewa hakim yang dipakai di pengadilan nanti.
Karina mendorong satu koper kecil sambil memegangi perutnya yang bunyi sedari tadi. Pikirnya sudah tak karuan. Harus kemana dia sekarang? Ke club Lucas? Tidak. Orang itu telah membantunya banyak dari dulu.
Karina mengarah ke sebuah mansion yang besar di kawasan elit. Entah ini punya siapa, Karina tak tahu yang jelasnya Karina akan menawarkan diri untuk bekerja di sana. Ia tak sama sekali memiliki uang satu persen pun untuk membayar biaya ulangannya nanti, maka dari itu dia harus mencari sekarang juga.
Dinginnya malam mulai tak bersahabat, angin kencang juga membuat beberapa jalan kosong menghembuskan debu dan daun-daun kering. Mata Karina tiba-tiba tak bisa melihat karena di masuki oleh debu jalanan. Mana Mension itu masih jauh.
Karina terus mengucek matanya membuat dia meringis kesakitan ketika ia rasa ada batu kecil di dalam kelopak matanya.
"Pinggir kan tanganmu" seorang dengan setelan rapi baru saja menyeka tangan Karina menjauh dari matanya
Orang di hadapan Karina itu meniup sedemikian rupa agar mata Karina tak sakit lagi. Jujur Karina tidak bisa melihat jelas sketsa wajah pria ini. Tapi bau tubuhnya itu sangat memikat.
"Sudah" ucapnya merapikan rambut Karina yang terbawa angin.
Karina sempat berkedip beberapa kali sampai merasa matanya betul-betul tidak sakit lagi. Bolehkan Karina bersyukur? Pria di hadapannya ini betul-betul sangat tampan dari yang sebelum-sebelumnya
KAMU SEDANG MEMBACA
DWEMAWC
FanfictionIni ceritaku tentang kamu yang membawaku ke tempat yang tidak bisa ku deskripsikan. Ini ceritaku tentang banyak cinta yang tak tergapai juga tentang cara rasa membuat semua gairah jadi tak berkutik Dan... Ini ceritaku tentang angin yang menembus ti...