Ini ceritaku tentang kamu yang membawaku ke tempat yang tidak bisa ku deskripsikan.
Ini ceritaku tentang banyak cinta yang tak tergapai juga tentang cara rasa membuat semua gairah jadi tak berkutik
Dan...
Ini ceritaku tentang angin yang menembus ti...
Karina diam sedari tadi. Yang tadinya dia marah jadi enggan ketika malunya lebih meluap. Orang-orang di sana sudah mesorakinya dengan gembira. Setelah adegan memalukan itu, mereka berdua kembali ke kamar masing-masing
Karina setelah mengganti baju memilih berbaring di kasur untuk meredakan rasa malu dan emosinya. Tak jarang Karina berdecak kesal karena ulah si mesum itu.
Tak lama Karina menyelimuti dirinya dengan selimut. Suhu tubuhnya naik sedikit demi sedikit. Ia rasa sebentar lagi pasti akan demam. Terkutuk lah Jisung yang membawanya masuk ke dalam air
Dingdong! Dindong!
Pasti itu Jisung si mesum dari timur. Karina sudah bisa tebak dari cara dia memencet bel yang selalu pakai kekerasan. Lemasnya tubuh Karina bisa jadi alasan dia tak membukakan pintu, lagian kartu kamarnya di pegang oleh Jisung
Dingdong! Dingdong!
Aish Karina berdecak malas lalu beranjak membuka pintu. Kenapa Jisung ini tidak sabaran sih.
"Diam saya pusing" Karina langsung berbalik ketika mendapati Jisung
Ia kembali ke tempat tidur dan menyembunyikan dirinya di balik selimut. Jisung hanya mengikutinya masuk ke dalam kamar, ia sempat bingung dengan raut wajah muka Karina yang lemas dan pucat pasi
"Kenapa Lo?" Tanya Jisung duduk menyalak bioskop mini dalam kamar itu
Tak ada jawaban dari Karina. Sementara Jisung acuh tak acuh tapi lama-lama ia khawatir dan akhirnya mengecek Karina yang tengah memejamkan mata.
"Lo sakit?!" Pekik Jisung ketika memegang dahi Karina yang panasnya bukan main
"Apa yang sakit? Bagian mana? Mau ke rumah sakit? Atau gw panggil dokter gw? Hah? Jawab kek!" Jisung memikik ketika Karina tak kunjung menjawabnya
Selang beberapa waktu Jisung mendatangkan seorang dokter yang mukanya tampan dan sedikit berjenggot tapi tampak muda.
"Boleh saya periksa dulu?" Tanya sang dokter
"Silahkan dok" sahut Jisung
Layaknya seorang dokter, lelaki berjenggot itu mulai memeriksa Karina dengan baik.
"Dia tidak bisa terkena air dengan suhu yang rendah, air di kolam tadi memiliki suhu rendah di atas rata-rata makanya kenapa orang akan nyaman ada di dalam kolam itu. Demamnya tidak akan berlangsung lama, hanya perlu beberapa obat dan istirahat yang cukup" ujar sang dokter
"Kalau begitu saya pamit dulu" sambungnya lagi
"Terima kasih dok" Jisung mengantarnya ke depan pintu lalu masuk kembali menemui Karina
Dilihatnya Karina masih diam tak bergeming. Bibirnya tampak lebih pucat dari tadi, dengan inisiatif lebih Jisung merogoh tas Karina dan mencari lipbalm di sana. Teliti sekali dia mengaplikasikan lipbalm itu hingga sang empu pun tak menolak
"Ngomong-ngomong ini udah 5 hari" ujar Jisung pelan
- - -
Untung saja malamnya Karina sudah membaik dan sudah bisa marah-marah. Jisung yang kena imbas cuman bisa bersyukur akhirnya Karina tak dalam masalah yang besar.
Pukul sudah menunjukkan 9 malam dini hari. Karina sedang menonton tayangan dari bioskop mini dalam kamar sedangkan Jisung sibuk dengan game yang ia mainkan
Bell bunyi lagi sampai beberapa kali. Sempat Karina melihat ke arah Jisung yang ternyata masih ada di tempat. Dengan malas Karina membuka pintu dan mendapat beberapa pekerja sini membawa satu buah pasang dress beserta jas berwarna merah senada
"Permisi ini pesanan atas nama Park Andy" salah satu dari mereka langsung menarik Karina ke ruang rias yang memang ada di dalam kamar Karina
Sedang bertanya-tanya dalam hati. Karina pusing dengan tingkah Jisung yang selalu membuatnya kesal dan senang di waktu yang bersamaan. Sewaktu dirinya di tata dengan makeup ia sempat tak percaya kalau dia sebenarnya punya wajah yang cantik
"Selesai. Kamu terlihat sempurna" ujar salah satu orang di sana
"Mari ku bawa kamu keluar" orang itu mengulur tangannya dan di sambut oleh Karina
Di sana di depan layar bioskop mini Jisung sedang merapikan jasnya sambil matanya melihat kebawah ke arah handphone yang masih menyala. Jisung tampan dengan itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dasar pria tampan, suka sekali membuat hati wanita tak karuan seperti Karina. Gugup mulai mengalir di darahnya. Apa ini bisa di bilang dating?
Jisung melihat Karina yang ada di depan ruang tata hias tadi. Tak ada satupun di dunia ini yang akan mengalahkan kecantikannya. Ini tidak manusiawi, dia bukan Karina.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sok cantik lagi" ucap Jisung dusta
"Emang ngak ada yang bilang saya cantik" jengkel Karina
Jisung hanya tersenyum mengejek melihat Karina kesal. Tak hitung detik, Jisung membawa tangan Karina agar di gandeng nya menyusuri koridor gedung Burj Khalifa.
"Mau kemana?" Tanya Karina kaku masih mencoba mengontrol jantungnya
"Ikut aja" tibanya di pintu utama, ada sebuah mobil hitam panjang yang terparkir. Ternyata Jisung mengajaknya masuk kedalam mobil itu dan Karina tak ingin banyak bicara malam ini takut ia akan khilaf
Jalanan Dubai malam ini cukup ramai. Karina menikmati jalan malam ini, kota yang tenang dan ramai ini memiliki vibes yang beda dari yang biasa ia rasakan di korea
Ditengah perjalanan ia teringat pinta nya, ingin ke cakar langit. Sedangkan dari awal sampai di Burj Khalifa, dia sudah ada di impiannya. Lalu kemana mereka akan pergi sekarang.
"Dah sampe" ujar Jisung menoel nya
"Eh? Dimana ini?" Tanya Karina
"Mau tutup mata ngak? Atau ngak usah?"
"Emang ada apa?"
"Ngak ada apa-apa sih. Gw tutup pake tangan gw aja deh, ribet kalau make up Lo luntur" ujar Jisung keluar dari mobil di ikuti dengan Karina