32.

34 3 0
                                    


"Kenapa harus dia!" Gadis berdarah Korea itu memukul tembok dihadapannya ketika tahu siapa yang baru saja mengambil hal yang ia bangun dari kecil.

"Dengan perempuan itu juga?" Kaget Karina melihat apa yang begitu menjijikkan lebih dari muntah jalang sekali pun.

Setelah orang itu pergi meninggalkan hotel, Karina masuk dengan penyamaran yang cukup ketat, ia mau masuk mencari jejak di dalam sana, karena ia yakin pasti ada satu atau dua orang yang masih bekerja di dalam.

Ke bagian resepsionis, Karina melihat salah satu pegawai lamanya masih bekerja, syukurlah tuhan. Orang itu menotice keberadaan Karina disini.

"Maaf sebelumnya sudah melakukan cek in sebelumnya?" Pura-pura pegawai itu,

Karina hanya mengangguk  "Ini kartu kamarnya, selamat datang dan selamat menikmati" pegawai itu memberi satu kartu pada Karina

Karina tersenyum dibalik maskernya lalu beranjak pergi ke arah tujuannya. Di lantai paling atas di gedungnya adalah tempat-tempat rekaman cctv. Jika orang resepsionis tadi berani memberikan kunci ruangan cctv berarti orang-orang di ruangan cctv yang lama masih bekerja disini

Karina melepas topi dan masker nya ketika tahu kalau dugaannya benar. Orang didalam sana tampak kaget seraya bingung harus berbuat apa.

"Rekaman cctv 2 Minggu terakhir. Di dalam bedak kosmetik dia saya simpan pelacak dan perekam suara yang pernah saya dapat dari paman saya" ujar Karina duduk mengambil alih sang pekerja

"Semua rekaman sudah di hapus" ujar orang itu

"Apa?!" Karina mendadak ambigu dan bingung

"Tapi jangan lupa nona, saya tidak se bodoh itu. Buka file ini, sudah ku pindahkan, kau boleh memeriksanya di luar" Karina membuang badannya ke kursi menarik nafas lega

Dia lalu mengambil flashdisk itu lalu menyamarkan identitasnya kembali. Tak lupa ia berterima kasih lalu beranjak pergi dari tempat ini. Sejujur-jujurnya Karina berat melepas apa yang ia bangun dari kecil apa lagi tempat ini banyak menyimpan kenangan untuknya.

Tapi karena yang mengambil alih hotel ini adalah bajingan, maka Karina lepas agar sang bajingan puas. Tak ada kata merebut kembali jika sesuatu sudah di tangan bajingan.

"Titik koordinat 01"

- - -

Karina masuk di dalam kamar Mira secara diam-diam dari pengamanan polisi. Diluar sudah cukup sepi tapi polisi masih siap berjaga. Karina masuk lewat loteng atas rumahnya.

Karina tak mendapat dimana tas Mira. Setelah di pikir mungkin sudah jadi barang bukti, hanya saja tempat kosmetik Mira itu punya tempat yang berbeda. Tak gencar hingga ia mendapat kemauannya. .

Gadis itu mendapat bedak yang biasa Mira pakai. Didalam bedak tabur itu ada benda halus semacam jps tapi lebih canggih, pernah ia pasang sebagai alat uji coba. Dengan segera mungkin Karina berlari keluar dan menuju suatu tempat.

Melajukan motornya dengan cepat menuju suatu tempat yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah ia datangi dalam satu tahun ini. Pikirannya yang sedang kalang kabut membuat dirinya tak terkendali dan mudah sekali marah

Baru saja orang yang sangat berarti untuknya pergi tanpa sepengetahuannya. Mira gadis cantik rupa dan hatinya itu pergi meninggalkan dunia yang sudah kejam kepada dirinya.

Karina merasa berdosa pada mendiang sahabatnya itu. Tak akan mungkin ia merasakan kebahagiaan kemarin kalau bukan atas dasar bantuan Mira.

Terlalu larut dalam pikirannya membuatnya tak menyadari kalau motornya sudah terparkir di salah satu gudang tua yang pintunya tertutup rapat. Dengan langkah pasti Karina menelusuri jalan bebatuan itu dan masuk kedalamnya

DWEMAWCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang