10 - Menyesal

681 134 114
                                    

Willa sedang duduk tenang di salah satu meja yang disediakan oleh pihak perpustakaan untuk siswa. Dia membaca novel berjudul "Good Wives" karya Louisa May Alcott.

Gara-gara Wilson meminta rekomendasi novel yang menceritakan laki-laki ditolak, Willa jadi menarik novel Little Women yang dulu pernah dia baca. Itu mengingatkan Willa pada kisah tentang keluarga March di abad ke-19 dengan empat anak perempuan yang berbeda kemampuan. Terkhususnya anak kedua, bernama Josephine March, biasa dipanggil Jo, yang suka menulis tanpa tahu waktu.

Rupanya, novel tersebut memiliki sekuel yang belum dia baca. Jika Little Women membahas masa remaja para gadis keluarga March, maka Good Wives menceritakan tentang mereka yang telah dewasa.

Jadilah sekarang, Willa harus menyelesaikan misi itu, sebelum pergi mencari novel-novel terjemahan lain. Dia bisa mati penasaran jika tidak menamatkannya. Apa yang terjadi pada Jo dan keluarganya? Willa benar-benar penasaran.

Kehidupan tenang Willa yang sudah masuk ke dimensi cerita tiba-tiba terganggu saat seorang lelaki duduk di sebelahnya.

Dari aromanya, Willa sudah tahu itu siapa. Namun, dia tetap bersikap biasa saja dan kembali fokus ke kegiatan membaca.

Kok lo malah seneng, sih, Will kalau Wilson ada di sini? Jangan gitu dong, biasa aja. Harus biasa aja, protes Willa pada dirinya sendiri.

Wilson berdeham, melirik buku dalam genggaman Willa. "Good Wives, artinya istri-istri yang baik? Lo... mau nikah cepetan?"

Willa mengabaikan pertanyaan itu.

"Oh, jadi ini alasan lo... nolak," tebak Wilson lagi, masih berdeham-deham sebagai kode.

Willa akhirnya menutup novel dan menatap lelaki di sampingnya. "Good Wives ini lanjutan dari Little Women. Ceritanya tentang cewek-cewek di keluarga March yang udah dewasa. Ya kali gue baca pas mereka remaja aja, dewasa juga, biar nggak penasaran."

"Oh." Wilson manggut-manggut sambil bertingkah seperti Willa yang sibuk membolak-balik halaman novel di genggamannya, pura-pura membaca juga. "Kirain mau langsung."

"Kagak, lah." Willa kembali membuka novel dan membacanya.

Wilson tak merespons sehabis itu, membuat Willa jadi penasaran. Meskipun dia terlihat seperti orang yang sedang membaca, sesungguhnya pikiran Willa seperti sudah terbang sampai Mars.

Berbagai dugaan muncul. Antara Wilson sedang membaca dengan saksama, masuk ke dimensi cerita, atau justru sudah lelah dengannya. Ya, lelah dengan tingkah penolakan Willa.

Ya bagus dong, kalau dianya mulai mundur, batin Willa.

Di awal, pasti berpikir seperti itu.

Tapi gue nggak bakal nyesel, kan, habis ini? Willa tersenyum kecut. Sebagai remaja, dia memang labil menentukan keputusan. Takut dengan ujung keputusan yang akan membawanya ke jurang penyesalan di masa depan.

Seperti Jo March dalam novel Good Wives yang kebetulan sedang dia baca.

Suatu hari Jo March dilamar oleh tetangga kaya depan rumahnya yang bernama Theodore Lawrence, biasa dipanggil Laurie. Namun, dia menolaknya karena merasa tidak cocok dan masih mencintai kebebasan.

Selain kaya, Laurie juga pintar. Dia rela melakukan apa pun untuk Jo, menunggu Jo, dan berpikir bahwa Jo selama ini menyukainya. Bahkan, keluarga keduanya terlihat sudah menyetujui kedekatan mereka. Sayangnya, Jo tidak memiliki perasaan yang sama dan meninggalkan Laurie ke New York untuk bekerja.

Singkatnya, Jo kemudian kembali ke rumah keluarga March. Dia merasa kesepian. Wanita itu berpikir akan menerima Laurie jika pria itu melamarnya lagi. Namun, ternyata Laurie sudah menikah dengan Amy March, adik Jo yang merupakan pelukis di Paris.

Cerita yang amat bermakna dan berkesan.

Willa kembali melirik Wilson ketika teringat kisah dalam novel itu bisa jadi relatable ke kisah hidupnya. Dia tak mendapati Wilson yang sedang fokus membaca buku, tetapi justru mendapati Wilson yang sedang mengamatinya dari dekat.

Willa jadi salah tingkah dan kembali membaca. Dia harus tahu apa yang terjadi pada Jo March setelah mengetahui Laurie malah menikahi adiknya, seperti sebuah alternatif.

"Lo... cantik kalau lagi fokus baca Will," puji Wilson tiba-tiba.

= Because I'm Fake Nerd! =

Because I'm a Fake Nerd!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang