Acara meet and greet perlahan berakhir. Wilson masih menunggu Willa selesai berbincang dengan penerbit sebelum akhirnya diperbolehkan pulang.
Namun, masih ada beberapa pengunjung yang meminta Willa untuk berfoto bersama lagi, mungkin ketinggalan tadi. Wilson jadi harus sabar menguatkan hati dan menunggu Willa sampai benar-benar kelar.
Rupanya, gadis itu meminta Wilson karena ingin pulang bersama. Masalahnya, dia tadi diantar oleh Clafaro dan tidak akan dijemput lagi. Untung saja, Wilson datang sekaligus ingin modus.
Mereka pun pulang bersama dengan menaiki motor milik Wilson. Setelah sekian lama dan sempat saling mendiamkan, akhirnya mereka bisa bersama lagi. Sudah kelas dua belas pula, senior, tak akan ada lagi yang menjulid selain teman angkatan sendiri.
Sampai di rumah, Willa cepat turun dari motor Wilson.
"Makasih Wil. Untung lo dateng," kata Willa sambil berbalik untuk membuka pagar rumahnya. Kali ini, di rumah hanya ada Clafara. "Mau mampir?"
Wilson akhirnya mengeluarkan sebuah buku dari waist bag miliknya. Itu novel karya Willa yang sampulnya sudah sedikit terlipat. "Gue mau minta tanda tangan."
Willa mengernyit, heran. Novel yang dibawa Wilson terlihat seperti sudah dibeli sejak lama, tetapi mengapa dia baru berani meminta tanda tangan sekarang? Yah, walaupun dulu mereka saling mendiamkan, setidaknya kalau soal meminta tanda tangan adalah hal yang amat gampang dijadikan alasan.
Lagi pula, tanda tangan Willa bagi Wilson seharusnya tidak penting. Toh, saat mengisi absen di tempat les sewaktu SMP juga nama mereka atas-bawah saja. Tidak bisa juga Wilson pamerkan ke teman-temannya.
"Buat apa?" Akhirnya Willa bertanya.
"Yah, buat pelengkap aja."
"Lo beli novel ini kapan?" Willa menerima buku itu dan mengeluarkan pulpen.
Wilson menyengir sambil menggaruk tengkuk. "Gue belinya pas seminggu habis masa pre-order, jadi nggak dapet tanda tangan lo."
"Wil, Wil, padahal harusnya lo gedeg kali liat tanda tangan gue. Dulu, kan, hampir tiap hari," balas Willa sambil tanda tangan di halaman paling depan novel.
"Gue suka tanda tangan lo Will."
Hampir saja Willa mencoret garis terakhir tanda tangannya dengan kasar. Sedikit kaget.
= Because I'm Fake Nerd! =
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I'm a Fake Nerd!
Roman pour AdolescentsWillana Miranika, si gadis halu yang suka baca buku. Minimal, sehari dia bisa membaca tiga buku sampai selesai. Kerjaannya halu dan selalu bilang, "Seandainya begini, seandainya begitu." Wilson Mardagasa wakil ketua OSIS yang sebentar lagi akan dica...