34 - Hujan Turun Lagi

384 105 12
                                    

Akhir-akhir ini sering turun hujan. Lantai-lantai kelas kotor akibat sepatu bernoda siswa yang tak dilepas saat masuk. Cuaca amat dingin, membuat beberapa dari mereka membawa jaket atau hoodie dari rumah. Suasananya terasa penuh kantuk. Banyak dari mereka yang memikirkan bagaimana enaknya tidur di jam dan cuaca dingin ini, nyenyak.

Lain halnya dengan Willa yang selalu semangat membaca buku. Mau hujan, panas, badai, pagi, malam, siang, dini hari, kalau sudah baca ya baca. Tak ada yang dapat menghalangi hobinya. Hujan? Willa tak malu pakai jas hujan ke sekolah demi melindungi tasnya, seandainya dia tak punya payung.

Namun, sayangnya, saking terbius candu karena membaca novel "Say Hi!" karya Inggrid Sonya, hari ini gadis itu lupa membawa jas hujan. Kebetulan pagi ini tak hujan, terlihat tanda-tanda bahwa seharian akan panas, tetapi karena ada yang namanya plot twist kehidupan, menjadikan cuaca hujan tak terdeteksi datang saat pulang.

"Seandainya gue punya peri yang bisa anterin payung kayaknya asik." Beberapa detik kemudian Willa mengelaknya. "Itu, mah, nggak mungkin."

"Apa terobos aja ya?" Willa bertanya pada diri sendiri. "Tapi entar novel pinjeman perpus basah."

Dari ujung koridor, seorang lelaki tiba-tiba datang dengan langkah cepat. Satu hal yang Willa tangkap lebih dulu: kacamata. Dia adalah Wilson dengan payung bermotif bunga di tangan, pasti itu payung salah satu kakaknya.

Willa berpikir bahwa Wilson akan mengajaknya satu payung berdua.

Haduh, sudahilah dramanya Wilson!  Willa itu sudah perlahan move on. Mengapa laki-laki ketua OSIS satu ini memiliki kepala keras selayaknya batu? Ah, mungkin Willa harus menggetoknya dengan batu.

Namun, Wilson hanya melangkah melewati Willa dengan alis naik turun, menuju ruang OSIS. Yah, Willa gede rasa saja ternyata. Wilson bawa payung dua, satu untuknya dan satu lagi untuk...

Willa tak sanggup melihat orang yang akan disinggahi Wilson. Inilah akibatnya berekspetasi sebelum terjadi. Memang, lebih baik dia tawakal saja.

Tetapi, Willa ingin sekali tahu siapa yang Wilson berikan payung, dengan nekat dia terus memperhatikan Wilson berjalan. Masa bodoh jika orang yang diberikan payung adalah perempuan.

"Bu, ini payungnya." Suara Wilson terdengar samar-samar di antara turunnya hujan.

"Bu?" Willa cepat-cepat mengeluarkan kacamatanya dari saku. "Ternyata cuma  mau ngasih payung ke guru," gumamnya sembari mengembalikan kacamata ke saku.

"Willa!" Suara Wilson menginterupsi.

Willa pun mendongak setelah kacamata tersimpan aman. "Apa?!" Terkejut mendapati Wilson di depannya, dia refleks bertanya dengan nada tinggi, seolah menantang.

"Uh, santai, santai." Wilson cengegesan. "Nungguin hujan selesai?"

Willa manggut-manggut. "Iya, hujan gini paling si Clafaro mana mau anter atau jemput, gue jalan kaki aja."

"Wah, kebetulan gue juga nggak bawa motor. Joshua udah duluan. Pulang jalan kaki bareng mau?"

Sepayung berdua? Dugaan Willa sebelumnya berarti benar?

Drama apalagi ini!

= Because I'm Fake Nerd! =

Diobok-obok alurnya diobok-obok, ada readers-nya ikut muter pada mabok~

Maaf ya guys, kalau cerita ini alur sama karakternya nggak konsisten atau nggak jelas🤣

Tujuan cerita ini memang buat mainan. So, semoga merasa ikut main sama aku juga, mwehehe. Semoga terhibur💝

Because I'm a Fake Nerd! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang