GUYS TOLOOOOOOONG HARGAI YAH CERITA INI DENGAN HANYA MENGEKLIK BINTANGNYA SAJA KOK ;]
SELAMAT MEMBACA SAYANG <3
Haechan berhenti melangkah, ia bersandar pada daun pintu dan kedua matanya menatap punggung Ha Ra yang sedang sibuk memotong-motong entah apa untuk gadis itu jadikan bahan masakannya. Tanpa sadar Haechan menyunggingkan senyuman. Entah sejak kapan Haechan mudah sekali tersenyum hanya karena melihat perempuan itu. Bahkan hingga saat ini ia belum tahu semua tentang Ha Ra meskipun mereka sudah hampir dua bulan berteman.
Haechan cukup peka akan perasaannya, ia ingin lebih dekat lagi dengan Geum Ha Ra. Haechan melangkah memasuki dapur saat ia melihat Ha Ra yang sedang kesulitan mengambil mangkok yang ada di lemari gantung. Haechan diam sejenak, ia menyadari tubuhnya yang mustahil untuk mengambil mangkok itu dengan hanya mengulurkan tangan dan berdiri tegak dengan kedua kakinya saja. Haechan menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari bangku atau apapun yang akan ia gunakan untuk membantunya mengambil mangkok itu. Sayangnya, bangku kecil itu tidak ada, tapi Haechan tak mau menyerah begitu saja.
Haechan melihat kursi tinggi di sana, yang biasanya digunakan oleh Bibi Jung. Haechan segera mengambil kursi itu lalu dengan perlahan-lahan, Haechan meletakkan kursi itu tepat di belakang Ha Ra. Haechan menaiki kursi itu dan berdiri di sana. Ia begitu mudah untuk meraih mangkok itu. Namun saat Haechan sudah berhasil mengambil mankok itu, tiba-tiba ia kehilangan keseimbangan. Haechan terkejut karena tiba-tiba Ha Ra membalikkan badan. Haechan hampir terjengkang, tapi beruntung Ha Ra reflek menarik tangan Haechan. Alhasil tubuh Haechan menubruk dan memeluk tubuh Ha Ra.
Suara kursi terjatuh tak menganggetkan mereka karena mereka terlalu terkejut dan terpaku akan kondisi mereka.
"Kenapa begini jadinya?" Batin Haechan. Kemudian ia berdehem dan mereka pun melepaskan pelukan.
"Kau tidak apa-apa kan? Yang sakit mana?" Kekhawatiran bukan saja dikalimat perempuan itu, tapi dari kedua matanya juga dan hal itu membuat hati Haechan senang.
"Tidak ada. Aku baik-baik saja. Terima kasih." Haechan menatap Ha Ra sambil tersenyum tipis.
"Oh syukurlah." Ha Ra tersenyum.
"Ini. Kau butuh ini kan?" Haechan memberikan mangkok itu kepada Ha Ra. Beruntung sekali mangkok itu tidak terlempar dan jatuh saat ia terjengkang.
"Oh terima kasih." Ha Ra tersenyum.
Haechan mengangguk.
"Apa kau mau memasak bersamaku?"
Sejenak Haechan ragu dengan ajakan Ha Ra. Namun akhirnya ia mengangguk.
"Oke, sekarang kau aduk-aduk itu, tapi dengan perlahan-lahan, yah." Ha Ra tersenyum
Haechan mengangguk mengerti. Lalu ia segera mengaduk cairan putih seperti susu itu di dalam panci panas dengan menggunakan spatula. Dengan perlahan-perlahan Haechan mengaduknya, tapi tidak dengan posisi memutar—sesui dengan kemauannya.
"Bukan begitu cara mengaduknya." Ha Ra menatap Haechan sambil tersenyum.
Haechan terkejut saat tangannya digenggam oleh Ha Ra—Ha Ra sedang mengajari Haechan mengaduk. Diam-diam Haechan menatap Ha Ra. Dengan jarak dekat seperti ini, membuat Haechan merasakan sensasi aneh di hatinya.
~~~ ### ~~~ ### ~~~ ### ~~~
Meja yang tadinya dipenuhi oleh berbagai makanan untuk makan siang, kini telah dipenuh dengan balok-balok kayu persegi panjang untuk Ha Ra dan Haechan susun.
![](https://img.wattpad.com/cover/278535635-288-k52302.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LEE HAECHAN (If she turns your nightmare into a sweet dream)
FanfictionTidak ada kebahagian di kehidupan Haechan. Semasa kanak-kanak yang seharusnya menjadi anak yang ceria dan penuh kasih sayang dari kedua orang tuanya itu tidak didapatkan oleh seorang Haechan. Bukan karena ia yatim piatu. Haechan memiliki keluarga le...