Dengan penuh ketalatenan dan kesabaran, Haechan mengeluarkan mobil dari garasi dengan arahan Pak Do tentunya. Untung saja kakaknya mempunyai garasi yang luas dan mobil satunya sudah dibawa kakaknya bekerja, jadi Haechan bisa leluasa belajar untuk mengeluarkan dan memakir mobil.
"Kiri sedikit, Tuan lalu dimundurkan sedikit." Pak Do yang berada di luar mobil terus memberi Haechan arahan.
Haechan memutar setirnya ke arah kiri lalu kaki kirinya menginjak sedikit pedal gas. Mobil pun berhasil keluar, tapi belum semuanya dan tembok pembatas antara rumahnya dan rumah tetangga itu membuat gerakan mobil terhambat. Mau tak mau Haechan harus memundurkan mobilnya lagi. Haechan segera memindahkan tuas transmisi ke huruf R dan Haechan menginjak sediki pedal gas. Mobil pun perlahan-lahan bergerak mundur. Hampir saja lampu dan body mobil belakang sebelah kanannya mencium tembok garasi kalau saja Haechan tidak sigap menginjak rem.
Jantung Haechan berdegup kencang dan butir-butir keringat pun mulai menitik di dahinya, padahal AC menghembuskan angin dingin ke seluruh dalam mobil.
"Langsung arahkan setir full ke kiri, Tuan."
Haechan segera memindahkan tuas transmisi ke huruf L dan ia ia segera memutar setirnya ke kiri full lalu kaki kirinya menginjak pelan pedal gas. Mobil pun bergerak ke kiri, dengan segera pula Haechan memutar setirnya lurus. Haechan tersenyum, ia telah berhasil mengeluarkan mobil dari garasi tanpa ada insiden tabrakan atau bergoresan body mobil.
Pembelajaran selanjutnya adalah memutari halaman rumah kakaknya yang super luas itu dengan mobil. Haechan mengulangi pembelajarannya kemarin tentang gas, rem, perpindahan tuas transmisi, mengemudi maju dan mundur. Haechan mulai santai saat ia menyetir.
"Bagaimana kalau aku mengajak Ha Ra untuk memutari perumahan ini sekalian juga aku belajar menyetir. Tentu saja medannya lebih menantang daripada halaman rumah ini." Gumam Haechan dan bersamaan dengan itu ia melihat bayangan Ha Ra yang sedang berdiri di balik jendela. Haechan tersenyum.
Karena terlena akan gadis yang ia cintai itu melihatnya latihan membuat konsetrasinya hilang dan hampir saja Haechan menabrakkan mobil ke tembok pembatas. Namun, seperti yang sudah-sudah Haechan segera menginjak pedal rem dalam-dalam. Tubuh Haechan terantuk ke depan dengan keras, tapi sabuk pengaman pun menariknya sebelum dada Haechan mencium kerasnya setir.
"Tuan Haechan tidak apa-apa?" Pak Do mengetuk-ngetuk jendela Haechan.
Haechan menekan tombol yang ada di lengan pintu dekatnya dengan asal, alhasil jendela pintu penumpang yang ada di belakang sebelah kanannya itu bergerak turun.
"Salah, salah." Haechan menatap serius ke empat tombol yang ada di lengan pintu. Haechan benar-benar bingung dengan tombol-tombol itu, sementara Pak Do kebingungan dengan wajah khawatir di luar dan menunggu jawaban dari Haechan.
Dengan frustrasi, Haechan menekan semua tombol yang ada di sana. Alhasil semua jendela terbuka.
"Tuan Haechan tidak apa-apa?" Ulang Pak Do.
"Iya, Pak aku tidak apa-apa. Maaf membuat Pak Do khawatir." Haechan tersenyum.
"Oh ya Sudah. Lain kali harus berhati-hati yah, Tuan Haechan."
"Iya, Pak." Haechan mengangguk. "Oh iya, Pak aku mau parkir, tolong bantuannya lagi." Haechan meringis.
"Oke, Tuan." Pak Do tersenyum.
Namun, sebelum Haechan menjalankan mobilnya lagi, ia mempelajari tentang tompol jendela dengan benar. Haechan tak mau kebodohan perihal masalah tmbol jendela mobil itu terlihat Ha Ra. Malu kuadrat. Pertama-tama Haechan menarik tombol yang berada di baris kedua dari sebelah kiri lalu Haechan melihat jendela mana yang bergerak naik. Ternyata kaca jendela penumpang di belakangnya, belakang kursi sopir-lah yang bergerak naik. Begitupun dengan ketiga kaca jendela yang lainnya, ternyata berurutan seperti letak tombol yang ada di lengan body pintu. Haechan mulai memahaminya.
![](https://img.wattpad.com/cover/278535635-288-k52302.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LEE HAECHAN (If she turns your nightmare into a sweet dream)
FanfictionTidak ada kebahagian di kehidupan Haechan. Semasa kanak-kanak yang seharusnya menjadi anak yang ceria dan penuh kasih sayang dari kedua orang tuanya itu tidak didapatkan oleh seorang Haechan. Bukan karena ia yatim piatu. Haechan memiliki keluarga le...