Melihat respon reader yang sangat-sangat rendah membuatku malas Update :{
Aku heran apakah ceritaku ini nggak semenarik itu? padahal ceritaku ini nggak ada bedanya lho sama cerita fanfiction yang lainnya. hanya beda alur dan cara menceritakannya. atau aku kurang giat promosi, aku rasa juga nggak. lalu apa? nasib kah? nasib author di tangan reader gitu? wkwkwkwk
aku sekarang update hanya kasihan ma nih cerita masih gantung. gak enak kan kalo digantungin?
oKAY LAH LANJOOOOOOT
HAPPY READING AND DON'T FORGET FOR VOTING GUYS
Di kamar itu hanya berdua lagi dengan Ha Ra karena Taeyong sudah dipindahkan ke kamar sebelah. Memotong-motong daging dan mencampurkannya ke nasi lalu menyuapkannya ke mulut Ha Ra. Senyuman Haechan terus mengambang. Hari ini kebahagian Haechan terasa lengkap. Ia telah memiliki Ha Ra yang telah lama itu menjadi sebuah harapannya.
Hening. Tak ada obrolan di antara mereka. Haechan mengerti dengan keadaan yang penuh kecanggungan itu. Ia tahu itu semua karenanya. Sejujurnya hatinya yang paling dalam merasa bersalah yang teramat sangat kepada Ha Ra karena perlakuannya itu. Namun.....Haechan terpaksa melakukan itu supaya melukai hati Taeyong.
"Taeyong sudah diberi makan?"
Haechan yang hendak mengangkat sendok yang penuh dengan nasi, sayur, daging itu akhirnya ia letakkan lagi ke piring. Haechan menatap lurus ke arah Ha Ra. Marah, jelas. Namun, terpaksa Haechan tahan. Ia tahu Ha Ra ketakutan.
"Kenapa kau masih perhatian kepadanya? Ingat, kau sudah menjadi pacar aku, Geum Ha Ra."
"Jangan salah duga dulu, Haechan. Aku hanya tidak mau ada korban dipenculikan ini."
Haechan tertawa sinis. "Kau berbohong lagi, Ha Ra."
Hening. Haechan melihat Ha Ra yang sedang menunduk ketakutan itu. Ia menghela napas.
"Jujur aku paling tidak suka melihatmu ketakutan karena aku. Tapi...kau selalu membuatku kesal. Tolong jangan sebut namanya apalagi perhatian kepadanya."
Ha Ra mengangguk. Haechan mendongakkan kepala Ha Ra dengan tangannya yang menaikkan pelan dagu gadis itu.
Tatapan mereka pun bersatu di udara. Haechan tersenyum lembut lalu mengecup bibir Ha Ra.
"Yuk makan lagi."
"Biar aku saja, Haechan."
"Tidak boleh. Aku ingin menyuapi kekasihku ini." Haechan tersenyum lalu dengan kesabaran, Haechan menyuapi Ha Ra lagi.
"Kenapa kau mencintaiku, Haechan?"
"Karana kau hadir dalam kesendirianku dan memberikan kasih sayang yang tak pernah kudapatkan."
Tak ada tanggapan dari Ha Ra, hanya sebuah anggukan.
Dalam keheningan, ide usil pun terbit di benak Haechan. Ia pun memajukan sendok yang penuh dengan makanan di depan mulut Ha Ra. Namun saat Ha Ra membuka mulut, Haechan segera menjauhkan sendoknya dan melumat bibir Ha Ra. Lidahnya pun bermain tak Haechan tak peduli dengan sisa-sisa makanan yang ada di mulut Ha Ra. Ha Ra memukul-mukul dada Haechan, tapi ia tak menghentikan kenikmatan itu. Cukup lama hingga Ha Ra kehabisan napas. Haechan terpaksa menarik diri saat ia merasa juniornya terbangun. Jujur Haechan ingin lebih, tapi ia tak mau ucapan Taeyong yang tadi benar adanya. Haechan benar-benar mencintai Ha Ra dari hati bukan karena gairah nafsu.
"Aku akan menikahimu, Ha Ra. Apapun yang terjadi aku tak peduli, sekalipun kesempatan hidupku hanya dalam hitungan detik, aku tak peduli. Karena kau tujuanku saat ini."
![](https://img.wattpad.com/cover/278535635-288-k52302.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LEE HAECHAN (If she turns your nightmare into a sweet dream)
FanfictionTidak ada kebahagian di kehidupan Haechan. Semasa kanak-kanak yang seharusnya menjadi anak yang ceria dan penuh kasih sayang dari kedua orang tuanya itu tidak didapatkan oleh seorang Haechan. Bukan karena ia yatim piatu. Haechan memiliki keluarga le...