CHAPTHER 28

74 18 5
                                    


JANGAN BINGUNG DENGAN CERITA INI 

MAKANYA BACA DARI AWAL KARENA CERITA INI BANYAK KEJUTAN 




Matanya yang masih mengantuk itu memfokuskan penglihatannya. Ha Ra menghela nafas saat melihat sekelilingnya yang tak pernah berubah seperti lima hari yang lalu. Ia tahu keluarganya dan teman-temannya pasti sibuk mencarinya. Ha Ra kasihan pada ibunya yang mungkin tak pernah berhenti mengkhawatirkannya dan menangisinya. Setidaknya Ha Ra bersyukur Haechan tidak berbuat yang aneh-aneh kepadanya dan tetap memperlakukan dengan baik.

Ha Ra memindah posisi tidurnya dan betapa terkejutnya Ha Ra melihat Taeyong berada di sana, tapi hatinya teriris melihat kedua tangan Taeyong diikat ke belakang, kedua kakinya juga terikat dan mulutnya tersumpal kain.

"Taeyong."

Taeyong menoleh kepadanya.

"Sudah bangun yah?" Haechan melangkah mendekati Ha Ra.

"Lepaskan Taeyong, Haechan."

Haechan hanya tersenyum lalu membungkuk badannya untuk sejajar dengan Ha Ra. Bulu kuduk Ha Ra meremang.

"Aku hanya ingin mempertemukan kalian ehm.... mungkin untuk terakhir kalinya." Haechan smirk.

Ha Ra melengos. Ia benar-benar takut dan cemas. Kata-kata 'untuk terakhir kalinya' membuat pikiran buruk melayang-layang di benak Ha Ra.

Ha Ra kini melihat Haechan melangkah mendekati Taeyong dan membuka kain yang ada di mulut Taeyong.

"Apa maumu, Haechan?" Tanya Taeyong.

Ha Ra tanpa sadar menahan napas kala mendengar nada dingin di suara Taeyong. Ia hanya bisa berdoa supaya Haechan yang sedang emosional itu tidak mencelakai Taeyong.

"Apa mauku?" Ulang Haechan sambil tertawa.

Ha Ra ingin sekali menulikan indra pendengarannya karena suara tawa Haechan yang sungguh mengerikan.

"Kau cemburu kan? Buat apa cemburu. Sudah kubilang bahwa aku dan Ha Ra tidak ada hubungan apa-ap...."

"Kenapa masih saja berbohong. Aku tidak bodoh!"

"Apa maksudmu?"

"Aku telah melihat semuanya, Taeyong!"

Ha Ra terdiam begitu pula dengan Taeyong. Mereka sibuk mencerna arah pembicaraan Haechan.

"Aku telah melihat semuanya. Mulai dari foto kalian berdua di kamarmu dan cincin kalian yang sama. Namun sengaja saja aku mengikuti alur permainan kalian. Aku pikir permainan kalian ini akan seru, seru melihat kebodohan kalian menggelabuhiku." Haechan tertawa merindahkan.

Tercengang sungguh. Ha Ra tidak tahu harus apa kecuali spontan menutup mulutnya dengan tangan.

"Kenapa? Kaget? Sudah kuduga." Haechan tertawa miris.

"Dan karena itu benakku muncul sebuah ide yang sangat-sangat bagus sampai-sampai aku tak sabar untuk menantikannya." Ha Ra melihat Haechan menyumpal kain lagi ke mulut Taeyong dengan gerakan kasar karena Taeyong memberontak.

Haechan melangkah mundur lalu mendekati Ha Ra. Jantung Ha Ra berdetak sangat kencang sampai-sampai tubuhnya sendiri pun merasakan detak itu. Dengan takut-takut Ha Ra mendongak menatap Haechan. Haechan berdiri bergeming di samping tempat tidur. Lalu Haechan sedikit menundukkan badannya agar sejajar dengan wajah Ha Ra. Spontan Ha Ra memalingkan wajahnya, menatap Taeyong yang juga menatapnya dengan mata berkaca-kaca dan kemarahan pun ada di wajahnya.

LEE HAECHAN  (If she turns your nightmare into a sweet dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang