Terima kasih kepada reader yang sudah mau baca ceritaku ini ;]
OKAY LANJOOOOOOOOOTT !!!!
KLIK BINTANGNYA DULU KAWAN ;}
Dengan telanjang dada, Haechan menatap semua pakaiannya di lemari. Ia bingung akan memakai apa. Sungguh Ha Ra telah membawanya ke zona yang tak pernah Haechan rasakan sejak kejadian tragis itu, sejujurnya sebelum ada kejadian itu pun Haechan sama sekali merasakan betapa bingungnya saat memilih pakaian saat akan ingin berjalan dengan seorang teman. Jangan kira Haechan tidak mempunyai teman saat ia masih duduk di bangku sekolah. Namun di dalam kebingungannya, hati Haechan kini bak taman yang penuh dengan bunga yang mekar dan berulang kali pun Haechan harus menenangkan hatinya yang terus dipenuhi rasa tak sabar itu.
Tangan kanan Haechan menyentuh satu persatu sweter yang tergantung di dalam lemari.
"Coba ini saja." Haechan menarik sweter berwarna putih, ada gambar huruf A dan hati di dada di sebelah kiri dan berbahan wool. Lalu Haechan mengenakan sweter itu di badannya. selanjutnya adalah celananya, Haechan tak mau repot-repot untuk memilihnya, ia memutuskan untuk mengenakan jeans belel.
Dengan cepat Haechan menata rambutnya dan menyemprot sweter itu dengan parfum lalu mengeluarkan tas dadanya yang tersimpan di lemari, begitu pun dengan dompetnya, dua benda itu tidak pernah ia pakai setelah kejadian tragis itu. Eh kalau soal isi dompet, jangan tanya, meskipun Haechan hanya menyimpan satu kartu ATM, tapi ia mampu mengambil banyak uang di ATMnya, itu semua karena daya hematnya yang tinggi saat ia sekolah. Kemudian Haechan memasukan dompet dan ponselnya ke tas dada itu. Sejenak Haechan mematut dirinya di depan cermin lagi sebelum ia keluar dari kamar. Haechan dan Ha Ra sudah sepakat untuk berangkat jam tujuh.
Saat melewati kamar Ha Ra, betapa terkejutnya ia sekaligus senang sekali saat melihat gadis itu keluar kamar dengan balutan sweeter juga, dengan warna putih pula, tapi bahannya dari katun dan jeans belel pun melekat di kaki jenjang gadis itu.
"Sudah selesai kan?" Haechan berusaha berbicara dengan netral.
"Iya, yuk." Ha Ra mengangguk.
Haechan membiarkan Ha Ra untuk berjalan duluan. Saat menapaki lima belas tangga menuju ke lantai dasar, Haechan tak bisa untuk tidak tersenyum dan terus saja menatap punggung Ha Ra.
"Bibi Jung kami mau pergi dulu."
"Oh iya, Non, Tuan."
Spontan Haechan menghentikan senyumannya. Mengangguk sekilas ke Bibi Jung lalu melangkah mengikuti Ha Ra. mereka harus berhenti lagi karena harus memasang sepatu kets. Lagi-lagi Haechan hanya bisa menahan senyumannya saat melihat Ha Ra memakai sepatu kets di kakinya sendiri. Ini benar-benar seperti sepasang sejoli yang sedang berkencan.
"Yuk." Ha Ra tersenyum.
"Yuk." Haechan tersenyum lebar.
Mereka pun menuju ke mobil Ha Ra yang terparkir di garasi.
"Mau mengemudi?"
"Ahh tidak. Maksudku aku belum mahir. Besok saja jika aku sudah mahir, kau aku ajak jalan-jalan yah. Tenang saja." Haechan meringis.
"Oke."
Ha Ra segera membuka kunci mobil dengan remot kontrol dan mereka pun masuk ke dalam mobil. Sejenak Haechan memberitahu tempat drive in cinema yang akan mereka tuju kepada Ha Ra lalu Ha Ra segera menjalankan mobilnya, meninggalkan rumah dan bergabung dengan kendaraan yang lainnya di jalan raya.
![](https://img.wattpad.com/cover/278535635-288-k52302.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LEE HAECHAN (If she turns your nightmare into a sweet dream)
FanfictionTidak ada kebahagian di kehidupan Haechan. Semasa kanak-kanak yang seharusnya menjadi anak yang ceria dan penuh kasih sayang dari kedua orang tuanya itu tidak didapatkan oleh seorang Haechan. Bukan karena ia yatim piatu. Haechan memiliki keluarga le...