CERITAKU JELEK KAH GUYS KOK SAMPE CHAPTER SEPULUH AJA YANG BACA DUA ATAU TIGA YAH PALING BANYAK LIMA LAH. APALAGI VOTENYA WKWKWK JANGAN DITANYA LAGI BERAPA JUMLAHNYA. WKWKWK MIRIIIIIIISSS :{
MAU HERAN TAPI INI SELERA ORANG. AKU NGGAK BISA MAKSA JUGA.
OKELAH FIKS YANG PENTING TETEP NULIS AJE DEH. ANGGAP AJE NULIS UNTUK DIRIKU SENDIRI. DARIPADA NYESEK
OKE GOOOOOOO
Kedua jari jemari Haechan dengan gesitnya menekan tombol yang ada di stik PS-nya. Ia mengemudi mobil vitualnya dengan kencang menyusul mobil Ha Ra yang sudah mendahuluinya.
"Yeesss!" Pekik Ha Ra kegirangan saat ia mendapatkan nos untuk menambah kecepatan mobilnya.
"Uupss sorry." Mobil Haechan sengaja menyenggol mobil Ha Ra.
"Curang!" Pekik Ha Ra meskipun ia tetap dapat mengendalikan mobil virtualnya di lintasannya.
Haechan tertawa berbahak-bahak. Ia benar-benar tertawa lepas malam ini. Entah mengapa Ha Ra tiba-tiba mengajak Haechan bermain PS setelah perempuan itu membuka pintu lemari yang ada di bawah televisi. Jadi ini pertama kali Haechan bermain PS lagi sejak ia mulai mengacuhkan Taeyong.
"Kurang satu putaran lagi dan menang!" Kedua mata Ha Ra tak lepas menatap layar televisi sedangkan kedua tangannya sibuk menyetir mobil virtualnya dengan stik PS.
"Jangan mimpi kau!" Mobil virtual Haechan menyenggol mobil virtual Ha Ra dengan keras.
Haechan tertawa berbahak-bahak saat ia melihat mobil virtual Ha Ra terguling.
"YAAAAAKK!" Teriak Ha Ra sambil menggoyang-goyangkan tubuh Haechan. Alhasil konsentrasi Haechan pecah yang membuat mobil Haechan keluar dari lintasan.
Kini giliran Ha Ra yang tertawa berbahak-bahak.
"Dasar Ha Ra!" Teriak Haechan.
Ha Ra segera berdiri dan segera menjauh dari Haechan. Masih dengan tawanya, Ha Ra berlari menghindari Haechan yang ingin membalas perbuatan Ha Ra.
Rumah luas yang biasanya sepi itu kini menjadi ramai dengan teriakan, tawa dan suara langkah kaki yang berlarian.
"Sudah-sudah, capek,"
Haechan melihat Ha Ra yang sedan membungkukkan setengah badannya dan kedua tangannya menyangga tubuhnya itu di kedua lututnya. Napas Ha Ra tersenggal-senggal dan itu membuat Haechan merasa iba.
"Hukumannya adalah merelakan pipinya aku coret."
"Terserah deh." Ha Ra duduk di atas karpet.
Haechan segera mengambil spidol kecil yang ada di bawah meja lalu ia mendekatnya duduknya didekat Ha Ra.
"Eh eh tunggu! Kok pakai spidol, kenapa tidak dengan bedak saja, Haechan?" Ha Ra menghentikan tangan Haechan yang sedang membuka penutup spidol.
"Memang kenapa? Kan katanya terserah, yah berarti terserah aku dong mau pakai apa." Haechan smirk.
"Ya sudahlah, oke-oke." Ha Ra mengangguk pasrah.
Tangan Haechan yang menggenggam spidol terangkat dan perlahan-lahan dijulurkan mendekat ke wajah Ha Ra. Haechan berusaha mengontrol kedua matanya agar terus menatap pipi kiri Ha Ra yang akan dijadikan sasaran coretan Haechan. Ia tak mau menatap balik mata Ha Ra yang sedang menatapnya itu.
Ujung spidol itu akhirnya menyentuh kulit pipi Ha Ra. Tangan Haechan bergerak membuat garis di pipi putih nan mulus itu. Lalu Haechan segera menarik tangannya dan ia segera menunduk, memakai alibi menutup spidol itu untuk menyembunyikan pipi Haechan yang memerah itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/278535635-288-k52302.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LEE HAECHAN (If she turns your nightmare into a sweet dream)
FanfictionTidak ada kebahagian di kehidupan Haechan. Semasa kanak-kanak yang seharusnya menjadi anak yang ceria dan penuh kasih sayang dari kedua orang tuanya itu tidak didapatkan oleh seorang Haechan. Bukan karena ia yatim piatu. Haechan memiliki keluarga le...