CHAPTER 26

48 17 3
                                    



YUUUUK TABURKAN BINTANGNYA DULU UNTUK HAECHAN, HA RA DAN TAEYONG

HAPPY READING GUYS


Ha Ra perlahan-lahan membuka matanya yang masih terasa berat itu. Sesekali ia memejamnya matanya lagi, masih terasa malas untuk bangun. Namun yang Ha Ra herankan tubuhnya terasa segar kembali seakan-akan baru bangun dari tidur yang amat nyenyak. Seperti biasa Ha Ra selalu meregangkan otor-ototnya sambil tetap memejamkan mata. Namun, saat Ha Ra ingin mengangkat tangan kirinya, ia terkejut karena kedua tangannya terikat. Begitu pun dengan kedua kakinya yang masih terbungkus selimut itu.

Spontan Ha Ra mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar itu yang terang karena adanya lampu emergency dengan ukuran sedang yang di letakkan di nakas samping tempat tidur.

"Di mana aku?" Rasa takut pun menyergap di hati Ha Ra.

Tidak ada orang di kamar itu, ia sendiri. Ha Ra berusaha mengingat kejadian-kejadian sebelumnya, mulai dari bangun tidur di kamarnya, mandi, sarapan untuk siap berangkat kerja, telpon Haechan yang mengatakan kalau Taeyong sedang sakit, berangkat ke rumah Taeyong bersama Haechan lalu ketiduran di mobil......setelah itu, ia tidak mengingatnya.

"Tidak mungkin. Ini tidak mungkin perbuatannya," Batin Ha Ra sambil menertawakan pikirannya yang baginya konyol itu.

CEKLEK!

DREEEET

Pandangan Ha Ra segera ke arah pintu yang terbuka itu dan lelaki yang sempat muncul di pikirannya dengan menduga yang tidak-tidak itu kini sedang melangkah mendekatinya sambil tersenyum.

"Selamat pagi, Ha Ra. Bagaimana tidurnya, nyanyak?"

"Kurasa seperti itu," jawab Ha Ra seadanya karena ia sibuk dengan pikirannya.

"Jika Haechan menemukanku seperti ini, pasti dia tidak bertanya seperti itu."  Pikir Ha Ra. Sejujurnya ia syok dengan pikiranya sendiri.

"Bukan kau kan yang melakukan ini kepadaku kan, Haechan?" Ha Ra masih berusaha untuk menepis pikirannya yang ia rasa masuk akal itu.

"Kenapa aku berbuat seperti ini kepadamu? Ehm....kupikir kau pintar untuk memikirkan itu, Ha Ra." Haechan tersenyum.

Pikiran Ha Ra hanya satu, yaitu kecemburuan!!

"Kau tidak bisa seperti ini, Haechan. Kau tidak bisa memaksakan kehendakmu sendiri. Apalagi dengan caramu seperti ini. Menyanderaku, uhh!"

"Kenapa tidak bisa, ehm?" Haechan menatap tajam ke Ha Ra.

Ha Ra menggidik ngeri. Tatapan itulah yang membuatnya takut.

"Iya, aku cemburu kau dekat dan bahkan memiliki hubungan dengan Taeyong. Tapi asal kau tahu aku berbuat seperti ini bukan hanya karena rasa cemburu itu, Ha Ra dan kau akan tahu nanti. Sabar yah." Haechan menyunggingkan senyuman dan mengapa senyuman itu menjadi menakutkan seperti tatapannya.

Ingin rasanya Ha Ra menangis. Ternyata apa yang ia pikirkan yang ia anggap konyol dan terlihat mustahil itu benar adanya. Ha Ra benar-benar tak dapat menduga mengapa Haechan, yang memiliki trauma masa lalu ternyata bisa berbuat kejam seperti ini. 

 ~~~ ### ~~~ ### ~~~ ### ~~~


Taeyong melayangkan pandangan ke luar jendela mobil. Awan kelabu menggelayuti langit, meskipun begitu mentari tetap menyenari bumi. Ia harus bertahan di dalam kecemasan. Taeyong rela untuk mengambil cuti dan menempuh kurang lebih dua ratus dua puluh sembilan kilo meter untuk sampai di Daegu. Memang benar Taeyong tidak tahu kediaman penculik Haechan itu, tapi dengan pantuan Sekretaris Nam, ia berhasil tahu. Tantu saja Taeyong tidak menyetir sendiri, ia meminta Pak Do untuk mengemudikan mobilnya. Beruntung kondisi Pak Do cepat membaik. Taeyong masih harus mencari keberadaan Haechan dan Ha Ra.

LEE HAECHAN  (If she turns your nightmare into a sweet dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang