CHAPTER 19

41 17 6
                                    


YANG MAU BACA AJA DEH YAH. KOK MAKIN MIRIS GINI YAH READERS NYA T_T

 KOK MAKIN MIRIS GINI YAH READERS NYA T_T

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MEMANG CERITA INI SEJELEK APA SIH ?

MEMANG CERITA INI SEJELEK APA SIH ?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KALIAN TEGA !!!

KALIAN TEGA !!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SUDAHLAH TERSERAH READER DEH MAU BACA, AKU BAHAGIA BANGET. KALAU NGGAK YAAAHHH OKAY IAM FINE ;]

YANG PENTING MAJU TERUS. ADA MEREKA NGGAK ADA MEREKA PUN AKU TETAP HIDUP.

OKE  YOK STRONG 


Memindah posisi tidurnya dan sesekali merenggangkan otot-ototnya yang kaku. Haechan membuka kedua matanya dan bersyukur obat penenang itu bekerja di dalam tubuhnya. Seperti biasa Haechan harus tidur lagi setelah menelan obat penenang itu. Haechan duduk dan menatap ke arah pintu. Seingatnya tadi saat ia berteriak histeris karena rasa nyeri di otaknya yang tak tertahankan itu Bibi Jung-lah yang menengangkannya, bukan Ha Ra seperti yang hatinya harapkan. Namun, Haechan tidak mau serius mempermasalahkannya. Ia segera menurunkan kedua kakinya dari atas tempat tidur, minum air mineral yang tinggal sedikit itu, tapi cukup untuk melegakan tenggorokan dan mulutnya yang kering lalu ia segera keluar kamar.

Rumah sepi, seperti biasanya. Di alam bawah sadar Haechan sudah seperti mempunyai jadwal sendiri dan kedua kaki Haechan segera menuruni tangga serta melangkah ke tujuan paling awal setelah ia keluar kamar di pagi hari. Tempat itu adalah dapur, bukan karena Haechan kelaparan dan ingin segera makan. Namun di sanalah Ha Ra berada.

LEE HAECHAN  (If she turns your nightmare into a sweet dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang