HAY HAY GUYS AKU UP LAGI NIH
GERCEP YUK YANG NUNGGUIN CHAPTER INI
HAPPY READING GUYS
OH IYA SIAP-SIAP AJA MENGANGA BACA CHAPTER INI
TABURKAN BINTANGNYA GUYS. YUK BELAJAR MENGHARGAI KARYA ORANG ;]
Ha Ra merenggangkan otot-ototnya yang kaku, kedua matanya bahkan belum terbuka sepenuhnya dan sesekali ia menguap lebar. Samar-samar Ha Ra melihat kamarnya yang tidak diterangi lampu itu remang-remang warna pink pastel melingkupi kamarnya karena mentari menyinari selambu kamarnya yang berwarna pink pastel. Dengan gerakan malas, Ha Ra mengambil ponselnya di atas nakas dan pukul 09.00 tertera di layar ponselnya.
Ha Ra beranjak duduk. Ha Ra mengumpulkan nyawanya sejenak lalu ia beranjak turun dari tempat tidur dan melangkah menuju lemari pakaian. Selesai mengambil pakaian, Ha Ra segera membersihkan badannya di bawah guyuran shower. Sekitar tiga puluh menit, Ha Ra melangkah keluar kamar dengan berpakaian rapi dan siap untuk bekerja di toko rotinya yang sudah ia rintis sejak tujuh tahun yang lalu.
"Non, sudah bibi siapkan makan," ujar bibi yang sudah bekerja selama lima tahun di keluarganya.
"Oh terima kasih Bi." Ha Ra tersenyum lalu melangkah menuju ruang makan.
Ruang makan sepi, ibu dan kakaknya sudah bekerja. Ibunya merupakan presdir perusahaan, menggantikan ayah yang sudah tiada dan kakaknya merupakan CEO di perusahaan yang sama. Sudah hampir tiga puluh tahun perusahaan yang didirikan oleh ayahnya yang bergerak di bidang marketing mall dan kini mall itu sudah memiliki lima puluh cabang di negara Korea serta terkenal di negara Gingseng ini.
Sejujurnya Ha Ra sudah berkuliah dengan jurusan Manajen Bisnis dan ia lulus dengan nilai hampir comload. Ha Ra dikuliahkan dengan jurusan itu, memang digadang-gadang bisa membantu kakak dan ayahnya di perusahaan. Namun, Ha Ra bersikeras mengejar harapannya setelah melihat ayahnya yang sudah tiada itu telah memiliki penggantinya, yaitu istrinya sendiri. Dan jadilah Geum Ha Ra sekarang yang berhasil mendirikan sepuluh cabang toko rotinya di beberapa kota di negeri Gingseng ini dan berpusat di toko roti tempat Ha Ra bekerja, Gangnam.
Saat sibuk menikmati makanannya, samar-samar telinga Ha Ra mendengar suara getaran khas ponsel. Ha Ra segera menghentikan sendok yang berisi nasi dan berbagai sayur yang tinggal satu centi dengan mulutnya itu dan terpaksa ia letakkan kembali di piring. Ha Ra melirik, melihat layar ponselnya yang berkedip-kedip itu dan di sana ia melihat sejumlah nomor yang tak dikenal.
"Siapa yah ini? Oh atau mungkin Yong Jin dengan nomor barunya. Dia kan bilang ganti nomor," gumam Ha Ra lalu ia segera menggeser gambar telpon hijau.
"Halo?"
Tidak terdengar suara di sana.
"Halo, ini siapa yah? Anda menelpon Ha Ra. Jika tidak ada keperluan, maaf saya akan menutupnya."
"Ha-ha-halo Ha-Ra, ini aku, Hae-chan."
Tanpa memberi tahu nama pun, Ha Ra sudah mengenali suara di seberang telpon itu. Ha Ra merindukan suara lembut itu yang sudah hampir tiga bulan ini tidak bertemu.
"Ada apa Haechan?"Ha Ra berusaha membuat suaranya senetral mungkin.
"Keluarlah. Aku di depan rumahmu. Ehm....Taeyong sakit.."
DEG!
Seketika itu jantung Ha Ra seperti jatuh dari tempatnya setelah mendengar informasi itu.
"Memang sih aku cemburu mendengarnya mencarimu terus. Maka aku ke sini untuk membawamu ke rumah. Dia mengigaukan namamu terus."
![](https://img.wattpad.com/cover/278535635-288-k52302.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LEE HAECHAN (If she turns your nightmare into a sweet dream)
FanfictionTidak ada kebahagian di kehidupan Haechan. Semasa kanak-kanak yang seharusnya menjadi anak yang ceria dan penuh kasih sayang dari kedua orang tuanya itu tidak didapatkan oleh seorang Haechan. Bukan karena ia yatim piatu. Haechan memiliki keluarga le...