CHAPTER 24

57 16 4
                                    


JANGAN LUPA KLIK BINTANGNYA GUYS. 

BELAJAR MENGHARGAI YUK GUYS ;}



HAPPY READING 


Pagi yang cerah sungguh berbanding terbalik dengan hati Haechan. Sama seperti seminggu yang lalu, sejak kepergian mataharinya itu, Geum Ha Ra, kehidupan Haechan kembali diselimuti awan mendung yang semakin menggelap. Haechan hanya bisa mengalihkan pikirannya dengan berlatih menyetir. Sudah tak dapat terhitung lagi berapa kali Haechan menghela napas saat ia sedang menyetir mobil berputar-putar di halaman rumah. Tak ada semangat yang membara lagi di hati Haechan. Haechan melakukan latihan itu hanya supaya ia tidak lupa saja. Berkali-kali pun Haechan sempat berpikir kalau ia tak ada gunanya lagi latihan menyetir kalau tujuannya sudah tidak ada.

Haechan melajukan mobilnya menuju ke garasi lalu ia menginjak pedal rem dan segera memindahkan tuas transmisi ke huruf R sambil ia mengarahkan roda-roda mobilnya melalui kendali setir. Tanpa sadar, Haechan berhasil memasukkan mobil itu ke dalam garasi dengan amat mudah. Setelah mematikan mesin mobil, Haechan segera turun. Entah seperti sudah kebiasaan, Haechan menoleh untuk melihat posisi mobil sudah benar atau belum. Untuk pertama kalinya, Haechan mampu memarkirkan mobil itu dengan posisi lurus, tapi hal itu tidak membuat ia senang bahkan gembira. Haechan malah melengos pergi, seolah-olah ia sudah berkali-kali memarkirkan mobilnya seperti itu.

Di ruang santai, Haechan membantingkan pantatnya di sofa lalu menyalakan televisi, entah mau ditonton atau tidak, ia masa bodoh. Yang penting ruang santai yang sepi ini tidak menyerupai kuburan. Haechan menyandarkan punggungnya di sandaran sofa lalu tubuhnya ia merosotkan sedikit. Pandangannya menatap layar televisi yang sedang menampilkan Donald Duck dan kawan-kawannya itu, tapi tidak pada benak Haechan.

Bayangan Ha Ra pun memenuhi benak Haechan apalagi ia sedang berada di tempat yang telah banyak mengukir kenangan bersama gadis itu.

"Tuan Haechan mau makan cupcake. Bibi ambilkan yah."

"Oke Bi." Haechan mengangguk dengan malas.

Sepuluh detik kemudian, Bibi Jung membawa sepiring yang berisi lima cupcake dengan berbagai warna dan style rosting-nya.

"Bibi beli atau buat sendiri?" Haechan menegakkan tubuhnya dan menatap cupcake yang cantik itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bibi beli atau buat sendiri?" Haechan menegakkan tubuhnya dan menatap cupcake yang cantik itu.

"Dari tuan Taeyong. Dia berpesan pada bibi untuk memberikan cupcake ini ke Tuan Haechan. Ayo dimakan. Bibi tinggal dulu yah, mau beli kebutuhan dapur yang habis."

Setelah Bibi Jung melangkah menuju pintu rumah, kini tinggallah Haechan yang sedang menatap lurus ke cupcake itu seolah-olah dengan menatap seperti itu, ia mampu menjawab apa yang diragukannya.

"Ada apa dengannya? Tidak seperti biasanya." Haechan tertawa sinis.

Namun meskipun penuh kecurigaan, Haechan tetap tergiur untuk melahap cupcake itu. Haechan segera mengambil cupcake dengan krim berwarna orange itu. Aroma segar jeruk menyapa hidung Haechan saat ia mendekatkan cupcake itu ke indra penciumannya. Haechan segera mengupas kertas yang menjadi wadah untuk cupcake itu lalu menggigit cupcake itu. Manis krim dan lembut kuenya menyatu di mulut Haechan, sampai-sampai Haechan memejamkan kedua matanya saat ia menggigit cupcake itu untuk yang kedua kalinya. Tanpa sadar Haechan dibawa ke sepuluh bulan yang lalu, di mana Ha Ra memberikan cupcake dan surat yang isinya mengajak Haechan berteman. Kerinduan semakin menggebu-ngebu di hati Haechan. Ia harus meyobek kertas wadah cupcake itu, tapi tampaknya kertas itu lebih susah untuk disobek. Haechan mengangkat cupcake itu untuk melihat apa yang menjadi kesulitannya.

LEE HAECHAN  (If she turns your nightmare into a sweet dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang