Chapter 46: The Complete Story

45 20 2
                                    

[Edited]

🎶 Audrey Mika - Alive

Hari ini hari Senin.

"Panggilan kepada siswa Baek Seongkyung dari kelas 3-1, Shin Jiyeon dari kelas 3-1, Lee Ahyeon dari kelas 3-2, Estelle Kim dari kelas 3-1, dan Lee Sung dari kelas 3-5 agar segera mendatangi ruang guru sekarang juga."

Tuk! Tuk!

"Sekali lagi, panggilan kepada siswa Baek Seongkyung dari kelas 3-1, Shin Jiyeon dari kelas 3-1, Lee Ahyeon dari kelas 3-2, Estelle Kim dari kelas 3-1, dan Lee Sung dari kelas 3-5 agar segera mendatangi ruang guru sekarang juga. Terima kasih."

Kyungyeon mendongak begitu suara itu keluar dari balik speaker sekolah. Tangannya berhenti menulis.

Pasti program beasiswa untuk murid-murid peringkat atas dari yayasan Existence.

Enak sekali, bahkan Kyungyeon bekerja keras untuk ini. Kyungyeon jadi iri. Tapi ia tidak berkecil hati secepat itu.

Tenang, masih ada semester enam, Yoo Kyungyeon. Kau pasti bisa.

Dan ya, Jiyeon maupun Estelle pun segera bangkit dari sana.

"Jiyeon-ah!" seru Kyungyeon seraya mengacungkan kedua tangannya memberi semangat.

Dan gadis itu hanya tersenyum membalas gerakan semangat dari Yoo Kyungyeon.

Sejenak, seusai Jiyeon telah menghilang dari balik pintu, Kyungyeon pun berbalik dengan heran. Akhir-akhir ini wajah Jiyeon sering kusut.

Kyungyeon pun meraba kolong mejanya. Sia-sia saja ia membawa paper bag itu kalau pada akhirnya ia tidak bertemu dengan orangnya. Dasar annoying.

Bukan hal biasa lagi jika laki-laki itu bolos sekolah seperti sekarang.

Tapi itu bukan pedulinya.

"Seunggi-ya!" teriak Kyungyeon begitu kedua matanya melihat visual laki-laki yang baru saja melewati kelasnya.

"Kyungyeon-ah!" balas Seunggi refleks berhenti, sedikit lagi sebelum tubuhnya melewati pintu kelas.

Kyungyeon pun bangkit dengan wajah penuh seri. Hal itu langsung membuat Seunggi sontak merangkulnya.

"Susu cokelat? Susu pisang? Stroberi?" tanya Seunggi.

"Tentu saja, pisang!" sahut Kyungyeon.

"Pisang? Okay! Kajja!"

"Kajja!"

***

Satu minggu kemudian...

Kelas baru saja selesai. Sang guru pun bersiap untuk keluar dengan buku di tangannya.

Tapi baru saja tubuhnya hendak melenggang keluar dari ruang kelas, Seongkyung muncul dengan wajah datar tanpa semangatnya.

Melihat itu, seisi kelas pun lantas langsung mengarahkan pandangan mereka ke arah pintu.

Seongkyung pun segera membungkukkan badannya dengan lambat.

Sang guru berambut klimis pengajar mata pelajaran Fisika itu jelas saja langsung membenarkan kacamatanya seraya memasang raut wajah garang.

"Ikut saya ke kantor!"

Yeah, pelajar mana yang datang di saat jam istirahat?!

Seongkyung pun menurut. Ia pun berjalan menuju ke arah mejanya untuk meletakkan tas miliknya.

Bahkan saking anehnya hal itu membuat seluruh atensi masih berfokus pada laki-laki itu.

"Mwolbwa?!" [Apa lihat-lihat?!] serunya seraya menatap seluruh pasang mata yang terus mengamatinya tanpa henti tersebut.

A Light From You [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang