Chapter 31: Ego and Sacrifice

59 33 3
                                    

[Edited]

Sore itu, Kyungyeon berdiri di depan sebuah makam.

Tak jauh dari tempatnya berada, berdirilah sosok Baek Seongkyung dengan mantel abu-abunya yang berkibar diterpa angin sore.

Sementara di sebelah laki-laki itu terdapat tiga orang laki-laki yang sedang duduk berlutut dengan kepala menunduk.

Yang lebih mengagetkan lagi, sosok Han Kyungra ada di sana. Sepupunya.

Fakta mencengangkan yang membuat Kyungyeon masih terpikir hingga sekarang adalah fakta bahwa Baek Seongjun sudah meninggal.

Dan orang yang disukai oleh Han Kyungra adalah adiknya Baek Seongkyung yaitu Baek Seongjun.

God, Kyungyeon benar-benar terkejut dengan fakta-fakta itu.

Dan fakta terakhir. Baek Seongkyung ternyata anak konglomerat nomor satu di Korea.

Yeah, benar-benar mengejutkan. Hal yang tidak pernah ia duga. Anak konglomerat. Ternyata dunia ini terlalu sempit.

Sementara ketiga orang itu sejak tadi terus merutuk kesalahannya. Bagi Seongkyung sekarang, minta maaf bahkan takkan ada gunanya lagi. Kematian yang tidak adil. Ya, sangat tidak adil.

Sejak tadi Seongkyung hanya diam. Mendengarkan setiap ucap demi ucap yang keluar dari ketiga perundung itu dengan sorot getir.

Dua tahun, baru sekarang ia mengetahuinya. Kenapa? Kenapa Seongkyung begitu bodoh?

Kenapa dirinya tidak menyadari keganjilan itu.

Ketika sang Ayah memintanya untuk berhenti bermain basket. Ia menurut dan menghianati Seongjun.

Ketika sang Ayah memintanya untuk mempertaruhkan egonya untuk menjadi seorang pebasket. Seongkyung melakukannya.

Ia memilih sang Ayah. Ia rela belajar. Mengejar segala yang bertentangan dengan kemauannya.

Ia rela mengorbankan egonya. Cita-citanya, demi kemauan sang Ayah.

Tapi Seongjun berbeda. Anak itu menentangnya.

Ia terus melakukan hal-hal yang sangat dibenci Ayah dan Ibunya.

Seongkyung ingin memaksa. Tapi ia tidak memiliki hak. Raga Seongjun adalah milik anak itu sendiri. Dan sekali lagi, dia tidak berhak.

Satu yang Seongkyung sadari.

Ia telah kehilangan mimpinya.

Demi kedua orang tuanya.

Antara,

Ego dan pengorbanan.

Dan lagi, ia bukan anak yang lahir dari keluarga broken home. Keluarganya pebisnis, namun kurang harmonis. Sekali lagi, ia bukan anak broken home.

***

Media gempar siang ini. Pasalnya, ketiga siswa itu tiba-tiba menyerahkan diri. Bukan karena ancaman dari Seongkyung, melainkan karena pilihan mereka sendiri.

Penyesalan yang membuat mereka memilih jalan yang baru.

Stasiun televisi nasional mulai beramai-ramai meliput berita tersebut. Dan berulangkali wajah sang pemilik perusahaan terbesar di Korea itu muncul di tv.

Namun Seongkyung bodoamat.

Kreet...

Pintu terbuka. Sementara malam telah naik.

A Light From You [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang